'Lupakan Jang Hyebin, karena sekarang ada aku yang mendampingimu.'
Perkataan Hwang Sera terus terngiang di telinga Joongki. "Sialan!" runtuk Joongki sambil melempar berkas laporan keuangan yang kemarin sekretaris Ma berikan padanya. Joongki sama sekali tidak menyangka kalau Sera akan dengan berani memintanya melupakan Jang Hyebin.
Untuk mengusir rasa kesalnya, Joongki memutuskan pergi menuju lounge langganannya. Dia menarik napas lega, saat tidak mendapati sosok Sera di lantai satu. Wanita itu pasti sedang ada di kamarnya, dan Joongki tidak mau memikirkan atau peduli apa yang wanita itu lakukan. Joongki berjalan cepat menuju mobilnya yang ada di halaman depan dan melajukannya menuju lounge.
Sesampainya di lounge, Joongki langsung memilih duduk di hadapan seorang bartender yang sedang asik men-jugling.
"Malam, Song Sajang," sapa bartender itu. "Tumben anda sering datang kemari, ada masalah dengan Song Corps?"
Joongki tersenyum kecut. "Berikan aku Jager, Victor," pinta Joongki pada bartender bernama Victor itu.
"Siap laksanakan!" Victor lalu membuatkan pesanan Joongki. Dia tahu benar, kalau pria ini lama tinggal di Jerman, tidak heran kalau dia memilih minuman tersebut.
Begitu Victor menyediakan Jager di hadapannya Joongki langsung meminum minuman tersebut dan setelah kosong Victor kembali mengisinya.
Sambil menunggu Victor memberikan Jager baru, pikiran Joongki melayang ke masa lima tahun yang lalu, satu hari setelah hari ulang tahun Hyebin.
Flashback
Siang itu Joongki dan Seungho janji bertemu di salah satu café Itali di daerah Bastille. Sebuah monumen bersejarah berdiri tegap di tengah bundaran yang banyak dilalui mobil. Joongki membuka-buka buku menu sambil menunggu datangnya Seungho.
"Sorry, I'm late," suara seorang lelaki membuat Joongki mengangkat wajahnya. Dia tersenyum kecil pada lelaki yang ternyata adik tirinya. Yoo Seungho.
"It's okay," ujar Joongki. "Aku sudah memesankan pasta untukmu," tambahnya.
"Thank you, Hyung," gumam Seungho sambil duduk di hadapan Joongki. Tak lama pelayan membawakan pesanan mereka berdua.
"Dalam rangka apa Hyung datang ke Paris?" tanya Seungho sambil mengaduk pasta yang ada di hadapannya.
"Bukan kah aku sudah mengatakan kalau aku datang ke Paris untuk Hyebin, apa masih kurang jelas?" jawab Joongki sambil menyesap minumannya.
Seungho mendengus pelan. "Jangan katakan padaku kalau Hyung menaruh hati pada Hyebin?" tebak Seungho.
Joongki tersenyum kecil dan mengangguk sebagai jawaban.
Seungho kembali mendengus. "Setelah perusahaan, sekarang kita harus memperebutkan seorang gadis, benar-benar tidak lucu!" desis Seungho.
"Pardon? Perusahaan? Memperebutkan? Bisa kau jelaskan apa maksud perkataamu, Seungho-ya?" tanya Joongki sambil meletakkan kembali pizza yang tadinya akan dia makan.
"Cih! Tidak usah pura-pura tidak tahu seperti itu, Hyung. Aku yakin Hyung tahu benar apa maksud perkataaku tadi," ucap Seungho sinis.
"Aku sama sekali tidak mengerti, Seungho-ya, Bisa kau jelaskan?"
"Sudah sejak awal Abeoji memilih Hyung untuk meneruskan Song Corps dan aku yang hanya anak tiri dari Abeoji cuma bisa menerimanya dengan lapang dada. Apakah Hyung sudah mengerti maksud perkataanku?"
Joongki terdiam sejenak. Dia tahu Seungho pasti akan merasa tidak nyaman dengan keputusan Ayah mereka yang meminta Joongki melanjutkan Song Corps. Tapi, jujur sebenarnya Joongki juga tidak berminat untuk melanjutkan perusahaan keluarga tersebut. Itu juga yang menjadikan alasan kenapa selama ini dia mengambil kuliah di jurusan teknik mesin, bukannya bisnis.
"Seungho-ya," panggil Joongki. "Abeoji sama sekali tidak bermaksud membeda-bedakan kita berdua, tapi karena saat ini kau masih kuliah, maka Abeoji memintaku untuk membantunya. Lagipula aku hanya akan mengurus perusahan pengeboran minyak saja, bukan Song Corps," Joongki menjelaskan.
Seungho mencibir. "Terserah! Saat ini aku sudah tidak peduli dengan Song Corps. Saat ini aku hanya ingin Hyebin, dan aku harap kali ini Hyung mau mengalah padaku," ujar Seungho yang sukses membuat Joongki tersentak. Seketika itu juga Joongki merasa punggungnya dingin dan tubuhnya kaku.
"Bukankah minggu depan Hyung akan kembali ke Seoul? Aku rasa akan sulit menjalin hubungan dengan Hyebin, mengingat Hyung adalah tipikal orang yang tidak suka menjalin hubungan jarak jauh, benar kan?"
Joongki kembali terdiam. Dia tidak menyangka kalau Seungho akan berkata seperti itu padanya. Dia memang tidak pernah bisa menjalin hubungan jarak jauh, tapi lain dengan Hyebin. Joongki merasa dia bisa menjalin hubungan jarak jauh dengan Hyebin.
"Kali ini berbeda, Seungho-ya. Aku yakin saat ini aku bisa menjalani long distance dengan Hyebin," ujar Joongki.
"Really?" Seungho terlihat sangsi dengan perkataan Joongki tadi. "Well, we will see sejauh mana kalian bisa bertahan," ujar Seungho sambil menyesap minumannya kemudian melap mulutnya dengan serbet.
"Baiklah, sepertinya aku harus segera pergi," Seungho beranjak dari duduknya. "Mau dengar saran dariku, Hyung?" ujar Seungho sebelum melangkah meninggalkan Joongki.
"Sebaiknya Hyung bersiap kehilangan Hyebin, cinta itu datang karena terbiasa bersama, dan aku rasa peluangku mendapatkan Hyebin jauh lebih besar jika dibandingkan denganmu," suara Seungho tadi bisa dikategorikan ke dalam bisikan, tapi terasa sangat menusuk indera pendengaran Joongki.
"Bye, Hyung, and good luck," Seungho melambai dan langsung meninggalkan Joongki sendirian.
Flashback end
Joongki tersenyum miris. Andai saja, saat itu dia jauh lebih berani, pasti semuanya tidak akan berakhir seperti ini. Pasti saat ini yang mendampinginya Hyebin, bukan Sera. Joongki mengambil gelas yang sudah terisi Jager dan menegaknya cepat. Penyesalan memang selalu datang belakangan, karena kalau datang diawal namanya pendaftaran.
"If I can turn back the time, I would chooseyou, Jang Hyebin."
KAMU SEDANG MEMBACA
HyeJoong Story
FanfictionJang Hyebin sudah jatuh hati pada sosok dingin Song Joongki sejak awal pertemuan mereka, tapi ada tembok besar yang menghalangi di antara mereka berdua, sanggupkah mereka melewati tembok besar tersebut? HyeJoong story berisi cerita-cerita pendek ya...