Sinar mentari yang masuk melalui celah-celah gorden, memberikan sedikit penerangan di ruangan tempat Joongki tertidur. Pria itu mengerang pelan. Dia benar-benar akan mengutuk orang yang telah membuka tirai kamarnya ini, sehingga menganggu tidurnya. Perlahan, Joongki membuka matanya dan mendapati sosok seorang wanita sedang membuka tirai tersebut. Joongki bermaksud untuk bangun, tapi kepalanya terasa sangat berat. Sudah pasti ini karena minuman yang dia minum semalam. Sampai kapanpun dia tidak akan pernah menjadi peminum handal.
"Oh, ternyata anda sudah bangun."
Perkataan wanita itu membuat Joongki mengernyitkan keningnya. Itu jelas bukan suara Hwang Sera. Joongki memejamkan kembali matanya dan saat dia membuka matanya kembali, dia sadar kalau saat ini, dia tidak ada di kamarnya.
"Anda siapa? Dan ini di mana?" tanya Joongki sambil berusaha merubah posisinya jadi duduk bersandar di bagian kepala tempat tidur.
"Saya petugas kebersihan, dan ini adalah tempat tinggal nona Jang Hyebin," beritahu wanita itu.
Joongki tersentak saat mendengar perkataan dari wanita petugas kebersihan itu. Jadi semalam dia tidak bermimpi. Hyebin adalah wanita yang membawa pulang dari lounge. Semalam Joongki sempat mendengar suara Hyebin, dia kira itu semua hanya khayalan saja.
"Apakah tuan membutuhkan bantuan saya?" tanya petugas wanita itu dan Joongki menggeleng sebagai jawabannya.
"Baiklah, kalau anda tidak membutuhkan bantuan saya, saya permisi dulu, karena saya harus membersihkan tempat lain," pamit wanita itu.
Begitu petugas kebersihan itu meninggalkannya, Joongki mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Kamar itu terlihat bersih dengan tembok yang di cat putih, ada lukisan menara Eiffel di salah satu bagian tembok, dan Joongki sangat terkejut saat melihat foto dirinya bertengger manis di nakas kecil sebelah tempatnya tidur.
Joongki mengulurkan tangannya dan mengambil foto tersebut.
Yang paling aku inginkan dalam hidup...
Mata Joongki memanas saat membaca tulisan yang ada di bagian bawah foto dirinya. Semakin lama pandangannya semakin kabur, dadanya semakin sesak dan dia kesulitan bernapas. Hanya tangisannya yang terdengar di kamar tersebut. Joongki membiarkan dirinya menangis, melepas panas yang sejak tadi mendesak ingin keluar. Dia terus menangis sampai kehabisan napas dan kelelahan. Namun, biarpun begitu airmatanya tidak mau berhenti mengalir.
Joongki beranjak dari tempat tidur, dan berjalan menuju dapur. Sama seperti Hyebin, di saat seperti ini, dia membutuhkan segelas air untuk menenangkan diri. Saat melewati meja makan, Joongki melihat ada tudung saji dan sebuah note kecil.
Joongki mengulurkan tangannya mengambil note tersebut.
Maaf aku tidak menunggu sampai kau bangun, karena aku harus segera ke butik dan menyelesaikan pekerjaanku yang tertunda. Aku sudah membuatkan sup pereda mabuk untukmu, dan sebelum kau pergi dari apartemenku, kau harus menghabiskannya.
Jang Hyebin
Cepat, Joongki mengangkat tudung saji tersebut dan melihat semangkuk sup pereda mabuk ada di sana. Joongki mengambil sendok dan mulai menghabiskan sup buatan Hyebin itu.
-oo0oo-
Joongki masuk ke dalam Mall besar yang ada di hadapannya, dan berjalan cepat menuju lift yang akan membawa ke lantai empat, tempat di mana butik milik Hyebin berada. Dia harus bergerak cepat agar tidak ada bawahannya yang mengetahui keberadaannya di Mall ini. Kalau sampai ada yang mengetahui keberadaannya di sini, pasti mereka akan memberitahu Seungho, dan itu sangat menganggu Joongki.
KAMU SEDANG MEMBACA
HyeJoong Story
FanfictionJang Hyebin sudah jatuh hati pada sosok dingin Song Joongki sejak awal pertemuan mereka, tapi ada tembok besar yang menghalangi di antara mereka berdua, sanggupkah mereka melewati tembok besar tersebut? HyeJoong story berisi cerita-cerita pendek ya...