There Will Be A Chance for Us?

398 3 0
                                    

Sejak pagi Hyebin sudah mengurung diri dalam ruang kerjanya. Dia harus menyelesaikan beberapa desain pakaian untuk peragaan busananya yang akan digelar dua minggu lagi. Seharusnya semalam dia bisa menyelesaikan beberapa desain, tetapi karena semalam pikirannya kalut, maka terpaksa hari ini dia harus menyelesaikan semuanya.

Hyebin yang sedang sibuk menggambar, mendesah kesal saat mendengar ponselnya menjerit nyaring. Di saat sibuk seperti ini, Hyebin sangat tidak suka diganggu. Dia membiarkan ponselnya terus menjerit sampai akhirnya berhenti sendiri. Hyebin menghela napas lega dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Tetapi, ponselnya kembali menjerit. Hyebin melepas pensilnya dan langsung menyambar ponselnya yang sejak tadi terus berbunyi nyaring.

"Yes?" Hyebin menjawab teleponnya dengan ketus.

"Ya Tuhan, kenapa kau galak sekali, apakah aku mengganggumu?"

Hyebin tahu siapa yang sedang meneleponnya saat ini. Yoo Seungho.

"Ya begitulah, kau tahu sendiri, dua minggu lagi aku akan mengadakan peragaan busana, dan saat ini aku sedang sibuk membuat rancangan baju yang baru," cerocos Hyebin.

Terdengar kekehan Seungho di seberang sana. "Apa kau sudah makan siang?" tanya Seungho setelah berhasil meredakan tawanya.

"Belum," jawab Hyebin singkat. Dia kembali mengambil pensilnya dan melanjutkan kegiatan menggambarnya yang tadi tertunda.

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama?" tawar Seungho. Hyebin mengerucutkan bibirnya menimbang tawaran dari Seungho. Perutnya memang sudah berdemo meminta untuk diisi, tetapi pekerjaan ini menahannya.

"Mianhae, Seungho-ya. Sepertinya aku tidak bisa, karena aku bertekad menyelesaikan semua desain hari ini juga, agar besok pakaiannya sudah bisa mulai dibuat," tolak Hyebin halus.

"Ei, tidak baik menolak tawaran baik dari mantan kekasih," gurau Seungho yang membuat Hyebin tersenyum kecil.

Ya, hubungannya dengan Seungho tidak berjalan lancar. Setelah beberapa bulan Hyebin bersedih karena Joongki memintanya untuk melupakannya. Hyebin memutuskan untuk menjalin hubungan serius dengan Seungho, tetapi sayangnya hubungan itu hanya berlangsung selama satu tahun. Hubungan mereka berakhir karena Seungho tertangkap memiliki hubungan dengan wanita lain. Hyebin memang tidak terkejut dengan perbuatan Seungho itu. Bagaimana pun Seungho adalah seorang Don Juan yang sulit dirubah menjadi pria baik-baik. Satu bulan setelah perpisahaannya dengan Hyebin, Seungho memutuskan kembali ke Seoul dan bekerja di salah satu anak perusahaan ayahnya. Sedangkan Hyebin baru empat bulan kemudian menyusul kembali ke Seoul. Walaupun sudah tidak menjadi sepasang kekasih lagi, Hyebin dan Seungho masih sering berhubungan.

"Selain itu, aku juga pemilik dari Mall tempat butikmu berada, sungguh tidak sopan kalau kau menolak ajakan dari pemilik Mall. Aku bisa saja menutup butikmu saat ini juga," tambah Seungho yang mengundang tawa Hyebin.

"Oh God! Aku takut sekali dengan ancamanmu itu, tuan Yoo," ejek Hyebin. "Kalau kau berani menutup butikku, siap-siap saja kau digantung oleh ibumu," Hyebin balas mengancam Seungho.

Pria di seberang sana kembali tertawa. "Ayolah Jang Hyebin, temani aku makan siang, aku bosan makan siang sendirian," bujuk Seungho. Pria ini memang tidak pernah mengenal kata menyerah. Hyebin mendengus kencang. Sepertinya dia tidak punya pilihan lain, lagi pula makan siang ini bisa jadi kesempatan baginya mengorek sedikit informasi mengenai Joongki. Jujur saja Hyebin sedikit penasaran dengan pernikahan Joongki dan Sera.

"Baiklah, jemput aku di butik, ya," ujar Hyebin.

"Good girl," seru Seungho riang. "Tunggu aku di sana, sepuluh menit lagi aku turun menuju butikmu," Seungho lalu memutuskan pembicaraannya dengan Hyebin.

-oo0oo-

"Seungho-ya, ada yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Hyebin sambil menggulung pastanya.

"Eum, katakan saja," jawab Seungho sambil mengunyah.

"Sejak kapan Hyung-mu menikah dengan istrinya?" Hyebin memulai investigasinya.

"Kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, saat aku baru kembali dari Paris, Eomma sedang sibuk menyiapkan semua pernikahan Joongki Hyung dan Sera Hyeongsu (kakak ipar)," Seungho menyesap orange juice-nya. "Aku begitu terkejut dengan pernikahan mereka yang tergolong tiba-tiba seperti itu, dan aku rasa pernikahan mereka tidak berjalan lancar," tambah Seungho.

"Wae?" tanya Hyebin penasaran. Dia membatalkan niatnya menyuap pasta yang sudah tergulung rapi di garpunya.

"Beberapa kali aku memergoki Sera Hyeongsu menangis, mungkin dia tidak tahan dengan sikap dingin Joongki Hyung," beritahu Seungho. "Kau tahu sendiri, bagaimana dinginnya Hyung-ku itu. Aku rasa, saat mengandung Hyung dulu, ibunya mengidam memakan salju yang ada di Kutub Utara sana, sehingga anaknya jadi se-dingin es," canda Seungho yang membuat Hyebin tersenyum kecil.

Semua yang dikatakan oleh Seungho tadi memang benar. Joongki adalah pria yang paling dingin yang pernah Hyebin kenal, tetapi di lain pihak, Hyebin pernah merasakan kalau Joongki adalah pria lembut dan hangat. Dia hanya tidak banyak bicara saja, jadi terlihat dingin.

"Tumben kau menanyakan tentang Joongki Hyung," ujar Seungho sambil kembali mengunyah. "Jangan-jangan..." pria itu menghentikan kegiatan mengunyahnya dan menatap Hyebin dengan mata yang dipicingkan.

"What?" Hyebin balas menatap mata Seungho.

"Kau masih menyukai Joongki Hyung?" tebak Seungho.

Hyebin mengambil gelasnya dan meminum isinya sampai tinggal setengah. "Menurutmu, apakah aku bisa membenci Hyung-mu itu?"

"Ck! Aku benci jika seseorang membalas pertanyaanku dengan pertanyaan lagi," gerutu Seungho sambil melap mulutnya dengan serbet. Hyebin terkekeh.

"Tapi sepertinya sampai kapanpun kau tidak akan bisa melupakan Joongki Hyung, benar kan?" tebak Seungho.

Hyebin terdiam cukup lama, dan akhirnya mengatakan, "Seems like that, walaupun dia bukanlah cinta pertamaku, tetapi hanya dia yang berhasil mengambil hatiku dan meninggalkan kesan yang mendalam."

"Oh, that's really hurt me, Jang Hyebin," canda Seungho sambil memegang dadanya. "Jadi selama kau menjadi kekasihku, kau masih mencintai Joongki Hyung?"

Hyebin mengangguk dan tersenyum kecil.

"Damn!" umpat Seungho sambil bercanda yang membuat Hyebin terkekeh. Mereka berdua lalu tertawa bersama. Sejak dulu Hyebin merasa kalau dia dan Seungho lebih cocok menjadi sahabat, karena mereka berdua sama-sama orang yang santai. Tanpa bisa dihindari, tiba-tiba saja pikiran Hyebin melayang kepada Joongki. Apakah mereka masih memiliki kesempatan untuk bersama? Hyebin tahu kalau Joongki sudah menikah, tetapi setelah mendengar cerita dari Seungho dan mendapati keadaan Joongki yang mabuk semalam, Hyebin yakin kalau pernikahan Joongki dan istrinya tidak mungkin berjalan lancar.

Hyebinmerasa saat ini dirinya sedikit keterlaluan, karena tanpa sadar dia sudahmendoakan agar pernikahan Joongki dan istrinya berakhir. "Joongki-ssi, apakah masih ada kesempatan untukkita?" gumam Hyebin dalam hati.

HyeJoong StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang