Destiny

444 5 1
                                    

Semuanya terasa begitu cepat bagi Hyebin, rasanya baru dua bulan yang lalu, Joongki menyatakan kalau dia ingin Hyebin terus ada di sisinya. Dan sekarang pria itu resmi sudah menjadi kekasihnya. Hyebin sempat takut dengan pendapat dari keluarga besar Joongki, terlebih mereka tahu kalau sebelumnya Hyebin pernah menjadi kekasih Seungho. Tetapi, kekhawatirannya tidak terjadi. Keluarga besar Joongki menerima Hyebin dengan senang hati. Ini semua tidak lepas dari peran Joongki. Pria itu yang menyakinkan semua keluarga besarnya, kalau jauh sebelum Hyebin menjadi kekasih Seungho, dia dan dirinya sudah lama berhubungan, bahkan bisa dibilang sudah seperti sepasang kekasih.

Kalau tidak ada halangan yang berarti, minggu depan mereka berdua akan bertunangan, dan menyebarkan kabar bahagia ini pada pihak media. Tadinya, sejak resmi bercerai dari Hwang Sera satu bulan yang lalu, Joongki sudah ingin mengumumkan pertunangan ini, tetapi kedua orang tuanya melarang. Mereka tidak ingin Hyebin mendapatkan masalah dengan dicap sebagai wanita perusak rumah tangga Joongki dan Sera. Walau sebenarnya, fakta itulah yang terjadi. Tanpa Hyebin sadari, karena dialah pernikahan Joongki dan Sera berakhir.

Drrrrrtttt...

Saat Hyebin baru masuk ke dalam apartemennya, dia merasakan ponselnya yang ada di dalam tas bergetar. Cepat, Hyebin mencari-cari benda mungil itu di antara barang-barangnya yang berantakan di dalam tasnya yang besar. Ponselnya terus saja bergetar, tetapi tangannya masih belum bisa menemukan benda mungil itu.

Getaran berhenti, bersamaan saat tangan Hyebin berhasil meraih ponsel tersebut. Dia melihat layar, tertera satu panggilan tidak terjawab. Cepat, Hyebin memeriksa caller id untuk mengetahui siapa yang meneleponnya. Tertera nama Joongki. Panik, Hyebin meneleponnya kembali.

"Halo?!" ujar Hyebin grogi saat terdengar jawaban Joongki dari seberang sana.

"Hai, Sayang."

"Tadi telepon? Ada apa?" tanya Hyebin dengan nada suara yang dia buat sedatar mungkin. Walau sebenarnya hati Hyebin terus berdebar. Ini memang tidak masuk akal, sudah dua bulan dia menjadi kekasih Joongki dan sebentar lagi mereka akan bertunangan, tapi Hyebin masih sering merasakan jantungnya berdebar cepat, seperti saat pertama mengenal Joongki.

"Hm, hanya ingin tahu, kekasihku ini sedang apa?"

"Aku baru saja kembali dari butik," jawab Hyebin sambil tersenyum. Jantungnya makin berdetak dengan liar saat membayangkan wajah Joongki. Darahnya mengalir deras sampai ke otak dan membuat wajahnya merona merah.

"Nanti malam ada acara?" tanya Joongki.

"Belum tahu," Hyebin mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruang duduknya.

"Bagaimana kalau pergi denganku?"

"Ke mana?"

"Perayaan ulang tahun Seungho."

"Heh? Seungho merayakan ulang tahun dan aku tidak diundang?"

"Tentu saja kamu diundang," balas Joongki cepat.

"Mana buktinya? Tadi kami sempat berpapasan di Mall, tapi dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa padaku," jawab Hyebin tak mau kalah. Dia sedikit kesal, karena Seungho tidak mengatakan kalau hari ini dia akan merayakan ulang tahunnya yang jatuh beberapa hari yang lalu.

"Mungkin dia lupa. Aku saja baru dia hubungi," Joongki seolah membela adik tirinya itu.

"Malas ah, dia kan tidak mengundangku, jadi untuk apa aku datang," ujar Hyebin keras kepala.

"Oh, jadi kamu tidak mau menemani calon tunanganmu ini datang ke acara ulang tahun adiknya, huh?"

"Aniyo... Bukan begitu..." perkataan Hyebin terpotong saat mendengar bunyi beep panggilan masuk. Ternyata ada call waiting. "Sebentar, Oppa, ada telepon masuk. Don't hung up, one minute."

HyeJoong StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang