Prollog.

51.2K 453 9
                                    

Andini, wanita cantik berambut panjang itu berdiam diri di samping meja makan, ia berdiri di sana setelah memasak banyak makanan untuk seluruh keluarga mertuanya termasuk suaminya yang juga ikut makan di sana. Namun, suaminya itu tidak mempersilahkannya duduk, padahal acara makan-makan itu akan dimulai, tepatnya setelah adik bungsunya datang dari tempat lesnya.

Andini sendiri istri dari Rio, putra kedua dari keluarga tersebut. Seorang menantu yang kurang dianggap di sana, padahal ia sudah memasak sejak pagi untuk mempersiapkan acara mereka, tepatnya acara ulang tahun adik dari suaminya tersebut.

Kenapa Andini dikatakan sebagai menantu yang tidak dianggap, karena memang itu lah kenyataannya, dia ada di sana, namun tidak ada yang mengajaknya berbicara ataupun menanyakan keadaannya. Ia seperti pembantu yang harus memasak ini dan itu, bukan istri ataupun menantu yang termasuk bagian dari keluarga itu.

Lalu bagaimana dengan Rio, suaminya? Apa dia juga mengabaikan istrinya seperti keluarganya. Tentu saja jawabannya iya. Lelaki itu bahkan yang paling kejam dari yang lain, lelaki yang selalu memperlakukan Andini dengan semena-mena tanpa memandang statusnya yang sudah lama menjadi istrinya.

Di awal pernikahan, sebenarnya mereka cukup bahagia, hampir tidak ada masalah. Karena setelah mereka berpacaran beberapa bulan, Rio langsung melamar Andini dan mengajaknya duduk di pelaminan.

Kedua sejoli itu bahkan sempat bulan madu di Bali, menikmati liburan indah dan romantis dengan mengunjungi beberapa destinasi yang cukup menakjubkan mata dan hati. Mereka benar-benar bahagia saat itu, begitupun dengan Andini yang tidak pernah menyangka kehidupannya akan terpuruk seperti saat ini.

Padahal di tahun pertama mereka menikah, Andini dan suaminya masih merasa bahagia, meskipun belum dikaruniai keturunan. Namun tahun kedua di pernikahan mereka, sikap Rio sedikit berubah, lelaki itu tidak semesrah biasanya, bahkan sikapnya terkesan acuh tak acuh pada Andini saat itu.

Sampai di tahun ketiga, hubungan mereka semakin memburuk, Rio ketahuan berselingkuh membuat Andini marah pada hari itu. Namun, Rio tidak memedulikannya, dia bahkan balik menyerang istrinya dengan perkataan kasarnya.

"Aku selingkuh, ya karena sampai saat ini kamu belum hamil. Jangan-jangan kamu itu mandul!"

Bagai disambar petir di siang bolong, ucapan Rio begitu keras menghantam hati Andini yang sudah rapuh. Ucapan suaminya yang mengatainya mandul, benar-benar membuat Andini kecewa, meski pada saat itu yang ia lakukan hanya menangis. Namun lagi-lagi Rio tidak memedulikan perasannya, ia bahkan pergi dari rumah dan tidak pulang-pulang selama beberapa pekan.

Setelah pertengkaran itu, Andini masih sangat mengingat jelas, bagaimana Rio pulang dalam keadaan mabuk dengan membawa wanita jalang ke rumah dan bahkan tidak sungkan mengajaknya ke kamar. Malam itu, hati Andini seolah dihancurkan dalam sekejap, saat mengetahui suaminya sudah terang-terangan berselingkuh di depan matanya.

Bahkan sampai saat ini pun, Andini masih belum melupakan semua itu, hari di mana suaminya mengkhianatinya dengan sengaja. Setelah hari itu berakhir, Rio justru semakin sering melakukannya, pulang dengan keadaan mabuk dan membawa wanita untuk memenuhi nafsu bejatnya. Sedangkan Andini hanya bisa pasrah, ia masuk dan tidur di kamar sebelahnya, menunggu suaminya keluar hingga pagi menjelang.

"Nah, itu Putri sudah datang." Suara kakaknya Rio kini terdengar, menyadarkan lamunan Andini yang sedari tadi menjelajah ke masa lalunya.

"Ayo, disiapkan kuenya!" Suara itu terdengar lagi, sedangkan Andini hanya terdiam memerhatikan seseorang yang berjalan masuk semakin dalam.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun ...." Semua orang berdiri dan bernyanyi menyanyikan lagu ulang tahun ke arah gadis belia bernama Putri, seorang siswi SMA yang baru naik kelas tiga.

selingkuh dengan teman suamiku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang