Part 11.

15.3K 233 1
                                    

Keesokan paginya, Andini dibuat heran dengan pakaian yang Adnan kenakan, lelaki itu memakai pakaian kasual, bukan setelan kemeja seperti pagi biasanya. Penampilannya juga tampak rapi, selayaknya orang yang akan bepergian, membuat Andini bertanya-tanya dengan apa yang akan Adnan lakukan.

"Kamu ... terlihat rapi, memangnya kamu mau ke mana?" tanya Andini penasaran, namun Adnan justru tersenyum seolah ada sesuatu yang sengaja ia sembunyikan.

"Nanti kamu juga akan tahu." Adnan mengerlingkan matanya, membuat Andini semakin bingung melihat tingkahnya.

"Maksudnya ...." Andini ingin bertanya, namun Adnan justru melangkah pergi ke arah meja makan, di mana Rio ada di sana.

"Kamu berangkat jam berapa? Mau aku antar?" tanya Rio setelah Adnan berada di depannya.

"Tidak usah, aku berangkat sebentar lagi," jawab Adnan sembari mendudukkan tubuhnya, sedangkan Rio sudah menyelesaikan makanannya.

"Ya sudah, kalau begitu aku berangkat kerja dulu ya," pamit Rio sembari mendirikan tubuhnya, yang diangguki oleh Adnan, sedangkan Andini hanya bisa memerhatikan mereka dari kejauhan, ia tidak tahu apa yang sedang Rio dan Adnan bicarakan.

"Kamu tidak kerja? Rio kan sudah berangkat?" tanya Andini ke arah Adnan, setelah memastikan Rio pergi dari ruang makan.

"Aku sudah izin untuk cuti hari ini."

"Memangnya kamu mau ke mana?"

"Maksudnya kita mau ke mana?" jawab Adnan seperti pertanyaan, yang kian membuat Andini kebingungan.

"Kita ... mau ke mana? Maksudnya kita akan pergi bersama?" tanya Andini tak yakin, namun Adnan justru tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

"Iya." Adnan menjawab mantap.

"Ke mana?"

"Nanti kamu juga akan tahu. Sekarang, kamu mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Aku yang akan bereskan semua ini," tunjuk Adnan ke arah meja makan yang memang belum dibersihkan setelah Rio sarapan.

"Tapi ...."

"Tidak ada tapi-tapian, cepat mandi ya?" ujar Adnan yang hanya bisa Andini turuti dengan pasrah, meski ia sendiri tidak tahu rencana Adnan apa.

***

Andini menatap sekitar jalan, di mana ia saat ini sedang berdiri bersama dengan Adnan di depan rumah. Sedangkan penampilannya kini sudah rapi, meskipun hanya menggunakan celana jeans dan baju lengan panjang, namun sudah cukup cantik bagi Adnan.

Andini sendiri masih belum mengerti, kenapa Adnan menyuruhnya untuk berdiri di sana, namun bila dilihat dari ekspresinya, sepertinya lelaki itu sedang menunggu seseorang.

"Sebenarnya kita sedang apa di sini?" tanya Andini dengan nada berbisik, ia sebenarnya sedikit risih dengan posisi mereka saat ini.

"Menunggu Pak Joko, Sepertinya dia sedikit telat. Tolong tunggu sebentar ya?" Adnan tersenyum ke arah Andini yang mau tak mau juga ikut tersenyum, Andini sendiri paling suka dengan cara Adnan menyunggingkan bibirnya, tampak tulus dan hangat untuk dilihat matanya.

"Pak Joko itu siapa?" Tak lama terdiam, Andini kembali bertanya, ia ingin tahu dengan lelaki yang sempat Adnan sebut itu.

"Beliau sopirku. Ah, itu orangnya datang," ujar Adnan sembari menunjuk ke arah sebuah mobil mewah berwarna hitam yang melaju dan berhenti di depannya. Sedangkan yang Andini lakukan, lagi-lagi hanya terdiam, memerhatikan apa yang akan Adnan lakukan.

"Maafkan saya karena telat, Pak. Tadi ada kecelakaan di jalan sana, jadi macet." Seorang pria paru baya keluar dari mobil dan menyapa Adnan dengan sangat sopan.

selingkuh dengan teman suamiku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang