Setelah makan malam, Adnan dan Andini berjalan ke ruang televisi, di sana mereka berniat menonton film yang Adnan rekomendasikan. Andini sendiri sangat antusias dengan hal itu, ia juga berharap film itu akan sangat menghibur.
Sayangnya, baru di awal film, Andini justru dibuat bingung, matanya memicing dengan sesekali menatap ke arah Adnan seolah ingin memastikan sesuatu. Ia hanya tidak mengerti, kenapa Adnan memutar sebuah film rumah tangga, di mana suaminya justru berselingkuh dengan sahabat dari istrinya.
"Film apa ini?" Andini tampak tak mengerti, ia pikir Adnan akan memutar film bergenre komedi seperti kemarin, namun faktanya justru jauh dari ekspetasinya.
"Ini film bergenre romance dewasa." Adnan menjawab tenang seolah tak memiliki dosa.
"Iya, aku tahu. Tapi kenapa kamu memutar film seperti ini? Film tentang rumah tangga dan perselingkuhan?" tanya Andini tak habis pikir, namun Adnan justru tersenyum.
"Kemarin kamu bilang kalau ... mustahil seorang suami berselingkuh dengan sahabat dari istrinya sendiri, ya kan?" tanya Adnan memastikan, yang hanya Andini angguki tanpa bisa mengerti maksud dari ucapan Adnan. Kemarin, tepatnya saat mereka berbelanja, Andini sempat mengatakan hal itu, namun yang buat ia bingung kenapa Adnan membahasnya sekarang, apa karena film yang diputarnya, pikir Andini berusaha memahaminya.
"Iya, aku memang sempat mengatakannya. Tapi apa hubungannya dengan film yang kamu putar sekarang? Apa karena alur ceritanya?" Andini bertanya tak mengerti, namun Adnan justru menggeleng pelan.
"Aku cuma penasaran tentang bagaiamana pendapat kamu mengenai suami yang berselingkuh dengan teman istrinya?"
"Tidak ada yang bisa aku gambarkan, karena pastinya semua itu akan sangat mengecewakan. Aku hampir tidak bisa mendeskripsikannya, saking sakitnya."
"Kenapa?"
"Karena menurutku, dikhianati oleh satu orang yang aku sayangi saja itu rasanya sudah sangat menyakitkan, apalagi kalau aku dikhianati oleh dua orang sekaligus. Mereka seperti sedang bekerja sama untuk menghancurkan perasaanku, pasti sangat menyakitkan bila itu terjadi padaku." Andini berusaha mendiksripsikan perasaan bila memang itu benar terjadi, membuat Adnan terdiam dengan mata kesedihan.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan, kalau benar itu terjadi di hidupmu?"
"Aku tidak tahu, mungkin aku akan hancur?" jawab Andini dengan nada bertanya, meski bibirnya tersenyum saat mengatakannya.
"Kamu tidak berencana membalas?" Adnan kembali bertanya, membuat Andini bingung dengan apa yang sebenarnya ingin Adnan bahas.
"Untuk apa membalas? Toh, hal itu tidak terjadi di hidupku sekarang kan?" tanya Andini tak yakin, entah kenapa hatinya merasa ada yang salah.
"Sayangnya, iya."
"Maksud kamu apa?"
"Rio ... berselingkuh dengan Sinta, sahabat baik kamu sendiri." Akhirnya Adnan mengatakan yang sebenarnya, yang tentu saja tidak bisa Andini percaya dengan mudah.
"Kamu bicara apa sih? Maksud kamu apa mengatakan kalau Sinta berselingkuh dengan Rio? Sinta itu sahabat baikku, mana mungkin dia mengkhianatiku?" Andini bertanya tidak terima, yang tentu sudah Adnan duga.
"Aku tahu, kamu tidak akan mempercayainya."
"Ya, tentu saja. Kerena ucapan kamu itu terlalu mustahil. Aku pasti akan percaya kalau kamu mengatakan Rio berselingkuh dengan wanita lain bahkan dengan jalang sekalipun, karena tanpa kamu mengatakannya, aku sudah sering melihatnya. Tapi, kamu membawa nama Sinta, sahabat baikku? Mustahil aku mempercayainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
selingkuh dengan teman suamiku (TAMAT)
Romance"A-apa kamu bilang? Kamu hamil? Tapi Rio bilang, kamu mandul kan? Itu lah kenapa kalian belum punya anak sampai sekarang, bahkan hal itu juga yang membuat Rio berpikir untuk menyelingkuhi kamu." Adnan. "Itu berarti ... ini anak kamu ...." Andini.