.
Mobil mercendez benz hitam metalik melenggang pelan di kawasan parkiran kampus, memarkir penuh hati-hati, sesaat kemudian keluar sosok pemuda di balik pintu kemudi dengan tampilan kasual, kaos abu-abu dipadan dengan jaket bomber hitam senada dengan seluar jeans.
Menarik beberapa pasang mata yang juga berada di parkiran untuk melirik diam-diam, pria yang sudah sedia maklum terkenal di penjuru kampus dengan wajah tampan mirip blasteran yang juga hampir setiap hari membuat heboh dikampus bersama satu pria yang juga sama terkenalnya.
Shim Jaeyoon.
Laki-laki itu berjalan santai menikmati angin pagi hari dengan tas ransel digantung disebelah kanan bahunya, sesekali bersiul senang.
Suasana yang begitu bagus untuk memulai hari yang menyenangkan. Benaknya berpikir.
Sejenak kemudian deru mobil yang begitu kencang berhenti mendadak tepat beberapa senti dari tubuhnya, pendek kata hampir menabrak dirinya.
Hanya dengan melirik sekilas warna mobil merah menyala Jaeyoon tahu pasti siapa pemilik dari mobil yang selalu ia hina ini, mobil jenis Audi R8. Mobil milik musuh abadinya.
Park Sunghoon.
"Lo mau mati? Pake mata dong kalau mau jalan!" Sosok dibalik kemudi menyembulkan kepalanya dikaca mobil yang ia buka, bibirnya tersenyum miring, terlihat mengejek.
Jaeyoon menggeram kesal menatap wajah Sunghoon yang begitu senang seolah telah menambah poin dalam permusuhan di antara mereka berdua, sudah pasti Sunghoon sengaja.
Ingin sekali Jaeyoon menggilis wajah sombong Sunghoon di aspal jalan supaya hancur lebur wajah yang selalu menyebalkan.
Tanpa membalas ucapan terkesan mengejek Jaeyoon mengangkat kaki kanannya setinggi mungkin lalu mendaratkan dengan sekuat hati pada mobil depan milik Sunghoon.
Bunyi yang sangat kuat membuat senyum puas terulas diwajah Jaeyoon ditambah melihat mobil kesukaan Sunghoon kini terlihat sedikit remuk dibagian depan.
Sebelum eksistensi Sunghoon keluar dari mobil Jaeyoon dengan gesit berlari cepat, sempat menoleh pada Sunghoon yang kini menunduk memeriksa mobil yang ia remukkan.
Jaeyoon menjulur lidah berserta mengacungkan jari tengah pada Sunghoon yang menatap ke arahnya, umpatan kesal dari bibir Sunghoon menutup hari paginya yang baru mulai.
.
.
.
"Sialan emang! Awas! Bakal gue balas, tunggu aja."
Park Jongseong
Atau sering disapa sebagai Jay yang sedari tadi mendengar cerita dari temannya ini hanya menggeleng pelan, mendengar ocehan yang menurutnya hampir setiap hari ia dengar. Dengan tangannya merangkul bahu Sunghoon, kaki mereka berdua kini melangkah menuju kantin setelah menghabiskan beberapa jam mendengar materi dari para dosen.
"Bisa gak? Kalian akur walau sehari?"
Pertanyaan yang mendapat delikan tajam dari Sunghoon, mendecih tidak suka lalu menghempaskan lengan Jay yang melingkar dibahunya, kaki panjang Sunghoon melangkah lebih cepat setelah melihat salah satu temannya di sudut meja kantin, meninggalkan Jay yang merengut kesal.
"Pesanan gue udah lo pesankan?"
Lee Heeseung
Hanya mengangguk pelan tanpa menatap lawan bicara yang baru saja duduk dihadapannya, dirinya lebih sibuk menikmati makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED || sungjake
Fanfiction- terpaksa dan dipaksa untuk bersatu dalam sebuah hubungan yang mengikat dua manusia yang tidak pernah mereka impikan - bagaikan kepompong yang tidak pernah berpisah seperti itulah gambaran Sunghoon dan Jaeyoon, hubungan mereka bisa dibilang baik, b...