Chapter 21

4.7K 352 2
                                    

.

Entah apa yang Jaeyoon pikirkan ketika ia memutuskan ini. Mungkin sejak kejadian satu minggu lalu halnya bersama Minseok telah usai membuatnya tiba-tiba kepikiran soal hal-hal yang mungkin akan mengganggu hubungannya dengan Sunghoon ke depannya nanti.

Dan di sinilah Jaeyoon duduk di salah satu restoran di sudut pojok jauh dari-orang-orang. Menunggu seseorang yang terakhir kali ia bertatap muka beberapa hari sebelum pertunangannya.

Mungkin juga sejak kejadian Minseok satu minggu yang lalu, menyadarkannya kalau sosok Sunghoon yang sekarang berstatus sebagai suaminya sangat berarti buat dia.

Ia tidak ingin kehilangan Sunghoon walau ia tahu Sunghoon tidak akan pernah meninggalkannya, tetap saja perkara yang ia ucapkan dengan seseorang sebelum pertunangannya menghantuinya.

Bila dipikir balik, kenapa ia begitu yakin sekali berbicara seolah ia dan Sunghoon akan menjalani kehidupan sendiri-sendiri setelah menikah nanti.

Ia mengumpati dirinya sendiri begitu sadar hal yang ia ucapkan tersangat angkuh seakan-akan Sunghoon tidak berarti buatnya. Sekarang ia sangat menyesal pernah mengucapkan sesuatu yang membuat seseorang berharap.

"Jaeyoon."

Suara lembut khas wanita yang menegurnya menyadarkan Jaeyoon dari lamunan panjangnya, seketika ia tersenyum lembut menyapa orang yang sedari tadi ia tunggu.

"Yujin, ayo duduk." Ia menunjuk kursi dihadapannya, mempersilakan Yujin untuk turut serta duduk di meja yang ia tempati.

Senyum lembut penuh keayuaan terserlah diwajah kecil milik Yujin, kini Jaeyoon yakin mungkin kelembutan Yujin menjadi salah satu dari alasan kenapa hubungan Yujin bersama Sunghoon bertahan lama.

"Sebelumnya, selamat atas pernikahan lo sama Sunghoon." Ucap Yujin sembari menyelipkan helai rambutnya ditelinganya. "Maaf juga gak bisa datang karena Sunghoon gak ngasih...."

"Iya gue tahu kok, emang Sunghoon kalo udah nentuin sesuatu emang itu aja. Maaf ya." Sahut Jaeyoon cepat, begitu melihat Yujin yang ragu-ragu untuk melanjut.

Yujin cepat menggeleng. "Gak apa-apa, gue juga ngerti kok, waktu enam bulan cukup buat gue tahu Sunghoon kayak gimana orangnya."

Jaeyoon mengigit bibirnya pelan, ia seketika mengingat, kadang ada waktu ketika Sunghoon menceritakan soal Yujin. Semua yang Sunghoon ceritakan tiada yang buruk semua baik-baik, bahkan Sunghoon juga pernah bicara kalau suaminya itu sama Yujin punya banyak kesamaaan.

"Oke, kalo gitu kita bisa pesan makanan sekarang." Jaeyoon memberi kode pada salah satu pelayan untuk menghampiri mereka.

"Eh, gak usah, kita pesan minuman aja, ya? Karena gue gak bisa lama, kita langsung bicara aja apa yang mau lo omongin." Cepat Yujin menyela.

"Oh, oke. Gue juga sama, lepas ini gue juga harus ketemu sama teman gue." Seketika Jaeyoon mengingat obrolan chatnya bersama kedua temannya itu yang ingin membicarakan soal liburan mereka. 

Setelah memesan minuman yang mereka ingini, kini keduanya saling bertatap dengan raut canggung namun terlihat bersahabat.

Jaeyoon berdehem sesaat. "Gue langsung ke inti aja, ya?" Ia tersenyum begitu melihat anggukan dari Yujin.

"Sebelumnya gue mau minta maaf banget-banget ke lo, soal apa yang gue bicarain sama lo sebelum pertunangan gue sama Sunghoon... gue sadar apa yang gue omongin waktu itu ke lo buat lo berharap."

Jeda sesaat, melihat raut tenang Yujin dengan senyum lembut yang tak pernah luntur dibibir wanita itu. Jaeyoon seketika merasa bersalah.

Semantara Yujin memutar otak pada pertemuannya bersama Jaeyoon tepat setelah seminggu putusnya hubungannya bersama Sunghoon, tentu ia tidak pernah lupa apa yang Jaeyoon katakan yang detik itu juga ia merasa seperti mendapat harapan untuk kembali bersama Sunghoon.

FORCED || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang