Chapter 17

4.3K 392 54
                                    

.

Upacara pernikahan diadakan di gereja pada pukul sebelas pagi, mengucap janji suci dihadapan pendeta dan disaksikan oleh keluarga terdekat dan teman-teman mereka.

Setelah mengucap janji suci dan mendengar beberapa hujahan dari pendeta yang berselang menit menyeru mereka untuk menyarungkan cincin pernikahan dijari masing-masing, lalu tidak lama mereka berdua diijinkan untuk mencium pasangan sebagai tanda penutup dan resminya pernikahan mereka.

Tentu Jaeyoon maupun Sunghoon terlihat tenang, tiada kecanggungan terjadi di antara mereka. Malah dengan santainya mempertemukan bilah bibir mereka dan sedikit dilumat dan mendapat tepukan heboh dari para tetamu.

Dan di mata orang-orang mereka terlihat seperti layaknya pasangan kekasih pada umumnya yang telah lama menyulam cinta dan berakhir bahagia dengan mengikat janji suci di atas altar.

Setelah hampir dua jam melayani kolega, teman dan para tetamu yang hadir, tentu mengambil gambar bersama adalah hal yang wajib untuk diabadikan sebagai kenangan.

Jaeyoon dan Sunghoon bisa bernafas lega setelah berduanya memasuki mobil dengan supir yang mengenderai.

Kini mobil menuju hotel terdekat dengan gedung acara pernikahan mereka nanti malam, bentuk merayakan resminya kedua mempelai yang telah bersatu sebagai pasangan.

Hotel mewah yang menjadi persinggahan mereka, bahkan kedua ibu mereka itu menyewa satu lantai khas untuk keluarga terdekat mereka menginap.

Dan tentu bilik khusus untuk pengantin berbeda lantai, ditempah khas buat kedua mempelai menghabiskan malam pertama sebagai pasangan yang telah resmi menikah.

Bilik yang sudah dihias penuh dengan kreativitas menyambut keduanya setelah pelayan menghantar mereka dan mengatakan makan siang sebentar lagi akan tiba.

Jaeyoon hanya sekilas lalu saja melihat lebih memilih menghempaskan tubuhnya dikasur bahkan merosakkan perhiasan diatas kasur. Ia tidak peduli ia sangat lelah sekarang.

Manakala Sunghoon lebih dulu membuka kot yang terasa menyesakkan ditubuhnya lalu ia melonggarkan dasi serta membuka tiga kacing teratas di kemeja putih dibagian dadanya dan menggulung lengan kemeja sebatas siku.

"Capek benar, tahu gini gak usah nikah aja kali, ya."

Ocehan dari pria yang berbaring dikasur itu mendapat decakan dari Sunghoon, yang kemudian ia melempar kot yang ia letakkan di meja tadi tepat mengenai wajah Jaeyoon.

"Anjing! Nyari gara-gara lo?" Suara yang sedikit melengking berserta kot itu juga kembali terlempar balik pada Sunghoon.

Mengabaikan kot yang mengenai tubuhnya dan jatuh melesak dibawa kaki panjangnya, Sunghoon memilih memerhatikan ruangan kamar besar yang mereka tempati, bahkan mempunyai ruang mini kitchen, lalu kakinya ia arahkan menuju kulkas, memperhatikan berbagai rasa kaleng minuman instan.

Meraih satu kaleng dan meneguk rakus hingga tak bersisa yang bertepatan terdengar bunyi bel yang memecah hening dikamar itu.

"Sunghoon cepatan buka pintunya gue lapar."

Sekali lagi suara Jaeyoon melengking menyuruh Sunghoon, yang mau tidak mau pria Park turuti dan memang benar yang datang adalah pelayan hotel dengan mendorong troli yang berisi makanan.

"Bawa kesini, aja." Suruh Jaeyoon yang masih berada di kasur menyuruh pelayan itu menghampirinya.

"Biarin distu aja, nanti saya yang atur." Ucap Sunghoon pada pelayan yang terlihat canggung namun senyum terpatri diwajah wanita itu dan tidak lama pelayan itu pergi setelah Jaeyoon dan Sunghoon mengucap terima kasih.

FORCED || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang