Chapter 19

4.4K 348 5
                                    

.

Menjelang siang tepat jam satu siang baru terlihat sosok hidup dikamar hotel yang ditempati dua manusia yang baru saja menikah.

Lebih tepatnya karena perut yang berbunyi meminta diisi dari salah seorang pria yang lagi diulit mimpi memaksanya bangun dari tidurnya.

Sunghoon melirik Jaeyoon disebelahnya yang terlihat sangat lelap, tampak polos kelihatan wajahnya berbanding terbalik dengan beberapa jam sebelumnya.

Bangun dari kasur lalu meraih jubah mandi yang mereka lempar sembarangan dan ia kenakan kembali ditubuhnya.

"Jaeyoon." Tangan Sunghoon menggoyangkan pelan pundak Jaeyoon yang berselang detik hanya gumaman terdengar dari pria itu.

"Bangun bentar, isi perut lepas itu terserah lo mau ngapain." Ujarnya sambil menyingkap selimut yang memutupi tubuh telanjang Jaeyoon.

"Nanti aja, ngantuk Sunghoon..." rengek Jaeyoon dengan matanya yang setengah terbuka.

Sungguh tubuhnya benar-benar remuk, sakit semua pegal juga iya. Yang ia perlukan sekarang hanya tidur walau perutnya juga sedari tadi berbunyi.

"Enggak. Lo harus makan dulu, nanti baru tidur lagi." Tanpa aba-aba Sunghoon langsung menggendong tubuh Jaeyoon yang sontak kedua mata Jaeyoon terbuka lebar, kaget.

Tiada tenaga untuk melawan, Jaeyoon hanya pasrah ketika Sunghoon membawanya ke kamar mandi lalu mereka membersihkan diri tentu dengan Sunghoon yang membantu Jaeyoon.


Itu kejadian sejam lebih yang lalu, kini keduanya sudah selesai makan siang yang telat. Terlihat sosok Jaeyoon yang duduk menyandar dikepala ranjang dengan kedua kakinya lurus melintang dan ada Sunghoon duduk tepat disisi kakinya sembari tangan pria itu memijat kaki Jaeyoon.

Seperti kebiasaannya, setelah kegiatan bercinta mereka yang mungkin hampir menghabiskan waktu berjam-jam lamanya Sunghoon pasti akan memijat tubuh Jaeyoon yang pegal.

Dan mau-mau saja menuruti semua kemahuan Jaeyoon seperti pembantu dengan Jaeyoon seperti raja yang terbaring atau terduduk dikasur tanpa perbuat apa-apa.

Seperti sekarang sudah setengah jam Sunghoon memijat tubuh badan Jaeyoon dari tangan, bahu, pinggul dan berakhir dikaki Jaeyoon.

Semuanya ia pijat pelan penuh hati-hati guna meredakan kesakitan yang dialami Jaeyoon.

Seketika Sunghoon kembali mengingat apa yang ingin ia bicarakan dengan Jaeyoon tadi malam. Berdehem sesaat lalu ia memanggil Jaeyoon pelan.

"Jaeyoon."

"Hm." Gumam Jaeyoon sembari mendongak dari menatap ponselnya.

"Yang semalam.. gue mau cerita sekarang."

Refleks mulut Jaeyoon ber'o' ria lalu meletakkan ponselnya dikasur. "Ayo, gue udah penasaran dari tadi malam padahal."

Sunghoon seketika menggeserkan tempat duduknya lebih dekat pada Jaeyoon yang sesaat ia meraih kedua tangan milik Jaeyoon lalu ia genggam.

"Ini soal---" mengigit pelan bibir bawahnya Sunghoon melanjut pelan. "Minseok."

Kerutan di dahi Jaeyoon tercipta, terlihat rautnya yang tidak memahami. "Maksud lo?"

"Tiga hari lalu gue ketemu sama dia, terus kita ngobrol..." terlihat Sunghoon yang ragu-ragu untuk melanjut.

"Kenapa? Kalian ngobrol apaan? Dia ngomong aneh-aneh ya, sama lo?"

Soal Jaeyoon terburu-buru begitu melihat keraguan dari Sunghoon, sesaat perasaannya terasa tidak enak.

Menghela nafas sembari menggeleng. "Bukan. Tapi.. gue rasa kalian..."

FORCED || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang