.
Lebih kurang dari jam sebelas malam kaki kedua pengantin baru itu terlihat menapak memasuki kamar hotel mereka.
Dan bertepatan dengan setengah jam setelah waktu bertukar tanggal hari.
Sosok Jaeyoon yang mengenakan jubah mandi baru saja keluar dari kamar mandi dengan kerutan di dahi melihat Sunghoon yang menyandar dikepala ranjang dengan ponsel ditangan pria itu.
Soalnya pria itu masih mengenakan jubah mandi sama sepertinya, padahal Sunghoon tadi sudah lebih dulu membersihkan diri sebelum dirinya.
Dan dirinya juga sudah menghabiskan lebih kurang dari setengah jam di kamar mandi dan Sunghoon masih terlihat sama sebelum dia masuk ke dalam.
Serta rambut Sunghoon juga terlihat lembap dan sudah dipastikan bahwa pria itu tidak langsung mengeringkan rambutnya.
Mencoba abai Jaeyoon menuju meja rias, meraih pengering rambut dan seketika ruang kamar itu terdengar bingit oleh bunyi yang tercipta dari pengering rambut.
Yang juga membuat Sunghoon sadar dari menatap ponselnya, ia mendongak dan melihat Jaeyoon yang tidak jauh dari kasur.
Dan perilaku Sunghoon itu tidak lepas dari pendangan Jaeyoon, sesaat ia merasa heran. "Lo kenapa, sih?"
Sunghoon bangun dari kasur dan berjalan menuju Jaeyoon. "Gak ada."
"Lo juga kenapa gak pakai baju? Mau masuk angin, ya?" Lagi Jaeyoon menyoal ketika Sunghoon berdiri tepat disampingnya, tangannya masih sibuk mengeringkan rambutnya.
Hanya helaan nafas yang terdengar dari Sunghoon yang kini ikut menatap dirinya dan Jaeyoon dicermin meja rias. "Gue punya urusan tadi yang harus diomongin diponsel."
Jawapan Sunghoon lagi-lagi membuat kerutan didahi Jaeyoon menambah. "Lo aneh." Jaeyoon mematikan tombol mati pada pengering rambut dan meletakkannya.
Dan sesaat ia melotot curiga pada Sunghoon. "Lo jangan aneh-aneh, ya. Park Sunghoon, gue capek gak mau ngapain-ngapain malam ini."
Sontak ketawa Sunghoon pecah. "Setan. Lo pikir, lo doang yang capek, lihat muka gue, ngantuk banget." Tangan kanannya menoyor dahi Jaeyoon. "Gak ada tenaga gue."
Sementara Jaeyoon masih menelisik penuh curiga. "Jadi lo kenapa? Aneh banget tahu? Ngelihat lo sekarang?"
Diam, tampaknya Sunghoon seperti kebingungan yang tidak lama ia menyisir surainya kebelakang. "Gue pengen ngomong sekarang sih, tapi nanti aja. Lo kelihatan capek, gue juga. Besok aja kita omongin."
Jaeyoon mendecak. "Anjing! lo ngebuat gue penasaran."
"Besok aja, karena gue yakin begitu gue buka mulut, pembicaraan ini gak akan habis dengan satu kata doang."
Sejurus berucap Sunghoon langsung ingin pergi namun lengannya ditahan Jaeyoon.
"Sekarang aja, lo jangan buat gue kepikiran, gak bisa tidur ni guenya."
"Nanti aja."
Sunghoon melepaskan tangan Jaeyoon lalu melangkah, namun begitu baru satu langkah ia meringis kesakitan begitu Jaeyoon menendang tulang kering kakinya.
"Lo??" Sunghoon menukik tajam pada Jaeyoon yang kini menjulurkan lidahnya.
"Jangan buat gue penasaran. Makanya cerita sekarang." Paksa Jaeyoon dan mulai melangkah melepasi Sunghoon, niatnya ingin membicarakan hal yang Sunghoon ingin ceritakan dikasur.
Namun begitu ia merasakan kerah jubah mandinya tertarik kebelakang oleh pria Park, ia tersentak kaget yang entah bagaimana tubuh keduanya tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan Jaeyoon yang tidak ingin jatuh mencoba mendorong Sunghoon tapi tangan pria itu lebih cepat menariknya hingga keduanya jatuh terbaring dilantai ubin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED || sungjake
Fanfiction- terpaksa dan dipaksa untuk bersatu dalam sebuah hubungan yang mengikat dua manusia yang tidak pernah mereka impikan - bagaikan kepompong yang tidak pernah berpisah seperti itulah gambaran Sunghoon dan Jaeyoon, hubungan mereka bisa dibilang baik, b...