.
Menggeliat pelan serta mengernyit heran dalam keadaan setengah sadar Jaeyoon merasakan hembusan nafas dikepalanya berserta tangan yang memeluk erat pinggangnya.
Jaeyoon tidak bodoh untuk menyadari situasi yaang terjadi, wangi perfum yang sangat ia hafal ditambah dirinya yang menjadikan dada bidang milik Sunghoon itu sebagai bantal dan tangannya memeluk erat tubuh Sunghoon seperti guling.
My favourite. Batin Jaeyoon.
Keadaan mereka berdua sekarang menjadi salah satu kesukaannya, tidur dalam dakapan Sunghoon itu sangat menyenangkan membuat tidurnya lebih pulas. Hal ini tidak bisa ia nafikan.
Maka dengan erat tangan Jaeyoon mengeratkan pelukannya dan mendusel didada Sunghoon menghirup wangi yang membuatnya nyaman. Memejam erat matanya niat ingin melanjutkan tidur.
"Udah bangun, kan? Pegal ni badan gue, nampung lo semalaman."
Suara serak khas bangun tidur itu masuk dipendengaran Jaeyoon, mendengus dengan mengeratkan lagi pelukannya seperti tidak ingin ia lepaskan.
Mengabaikan Sunghoon.
"Bangun setan. Badan lo ni berat nimpa gue, kepala lo aja buat dada gue kram." Sunghoon menepuk pelan punggung Jaeyoon. Ia tidak berbohong rasanya sekarang tubuhnya mati rasa, dijadikan guling semalaman sama Jaeyoon.
Dengusan serta tepukan kencang diperut Sunghoon Jaeyoon layangkan sempat menendang tubuh itu sebelum berbalik memunggungi Sunghoon.
"Pulang aja sana lo anjing. Pake nginap segala lagi." Gerutu Jaeyoon seraya menyesuaikan tempat tidurnya, pejam mata erat dengan hati yang dongkol.
Terkekeh pelan melihat tingkah Jaeyoon, Sunghoon bangun merenggangkan tubuhnya yang pegal melirik sekilas arlorji lalu menoleh pada punggung lebar pria Shim.
"Udah jam sembilan, lo ada kelaskan jam sebelas. Ayo bangun." Tangan kiri Sunghoon menggoyangkan punggung milik Jaeyoon.
Menepis tangan Sunghoon tanpa berbalik Jaeyoon menggeram kesal. "Masih lama setan! Gak usah ganggu, gue masih ngantuk, sana lo!!"
Melihat Jaeyoon yang kembali tidur, Sunghoon tersenyum miring lalu merebahkah tubuhnya lebih dekat pada Jaeyoon tangannya melingkar dipinggang si pria yang lebih pendek darinya ini.
Niat hati ingin mengganggu namun Jaeyoon terlihat biasa saja malah membiarkannya yang kini menarik tubuh Jaeyoon hingga merapat ke tubuhnya.
Ck tidak terganggu ya.. benak Sunghoon melihat bola mata Jaeyoon yang tertutup sesekali bergerak.
Tangannya yang memeluk kini masuk ke dalam baju yang dikenakan Jaeyoon, mengelus pelan perut rata yang terasa begitu mulus ditangannya. Dan hidungnya ia benamkan diceruk leher Jaeyoon lalu mengendus baunya yang begitu wangi.
"Tangan lo sial." Menepuk tangan Sunghoon yang bergerilya dibalik bajunya, masih dengan mata yang terpejam, Jaeyoon benar-benar mengantuk namun musuhnya seperti tidak membiarkannya lelap.
"Geli Sunghoon.." menarik kepalanya agar menjauh dari Sunghoon malah tangan pria itu menahannya, mendekat lalu mencium ceruk lehernya membuat ia membuka mata paksa.
"Sunghoo---"
"Bagi gue jatah."
Membelalak kaget ditambah tangan Sunghoon yang kini naik ke atas dan berhenti didada lalu menggoda titik sensitifnya, sontak menyikut perut Sunghoon lalu menarik paksa keluar tangan Sunghoon dibalik bajunya, tubuhnya ia paksa duduk.
"Anjing!!" Maki Jaeyoon sembari membenahi bajunya yang tersingkap.
"Ayolah Jaeyoon." Rengek Sunghoon sembari menarik paksa tubuh Jaeyoon agar kembali berbaring disisinya, malah mendapat pukulan dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED || sungjake
Fanfiction- terpaksa dan dipaksa untuk bersatu dalam sebuah hubungan yang mengikat dua manusia yang tidak pernah mereka impikan - bagaikan kepompong yang tidak pernah berpisah seperti itulah gambaran Sunghoon dan Jaeyoon, hubungan mereka bisa dibilang baik, b...