Prolog

206 39 12
                                    

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan selama 1 bulan. Untuk melihat dimana kelas barunya tentu saja harus menghampiri setiap kelas yang ada di sekolah. Dari kejauhan, terlihat bahwa semua kelas itu sudah dikerumuni oleh beberapa murid untuk melihat nama mereka masing-masing.

Kiran, Kara, dan Dayana memilih untuk pergi ke kantin daripada berdempetan untuk mencari nama. Lagipula, mau ikut desak-desakkan atau tidak, mereka akan tetap mendapatkan kelasnya kan? Biasanya orang yang rajin berdesakkan adalah orang yang ingin mendapat kursi paling depan. Sedangkan mereka bertiga tidak peduli mau duduk didepan atau dibelakang, yang penting bisa duduk.

Suasana dikantin tidak seramai biasanya, karena sebagian murid lebih menyibukkan diri mencari nama mereka. Kiran, Kara, dan Dayana memilih duduk dikursi pojok sebelah kiri sedangkan dikursi pojok sebelah kanan sudah diisi oleh 4 cowok.

Kara menoleh kearah 4 cowok itu, kemudian kembali menatap kedua sahabatnya. "Lo berdua tau ngg-"

"Nggak" potong Kiran cepat

Kara mendesis. "Belum selesai kali, main potong aja"

"Tau apaan?" tanya Dayana penasaran, pasalnya temannya ini terlalu banyak basa-basi.

Dia meletakan tangan kirinya disamping bibirnya, seperti orang tengah berbisik. Kemudian Kiran dan Dayana mencoba memperhatikan Kara.

"Mereka semua jomblo. Gue denger kabar dari grup lamtur sekolah."

Kiran sedikit melirik kearah dimana 4 cowok itu sedang duduk. "Emang cuma Haridra yang punya lamtur. Status mereka taken apa nggak aja sampe dicari tau, gak ngerti lagi gue."

"Lo tau kan admin lamtur nya siapa? Davina, temannya Prisa dan Prisa itu suka sama salah satu dari mereka. Ya wajar aja bisa sedetail itu, mereka sampe buat grup khusus penggemar dari 4 cowok itu," kata Dayana sambil menyeruput jus jeruk nya.

"Emang mereka seterkenal apa, sih?"

Kara memutar bola matanya malas, bisa-bisanya sudah sekolah disini selama 1 tahun tapi Kiran tidak mengenal 4 cowok itu.

"Lo liat yang rambutnya agak cepak itu? namanya Adam Praditya, panggil aja Aditya, anak kelas 11 IPS 4 dia itu playboy parah! Hampir semua kakak kelas jadi mantan dia, katanya sebelum dia dapetin cewek yang sesuai dengan kriteria dia ya dia gak akan berubah, sinting emang." Kata Kara sambil melirik kearah Aditya yang sedang memainkan rambutnya.

Dayana kemudian memperhatikan salah satu dari mereka, lalu kembali menatap kedua sahabatnya.
"Yang pake jaket itu namanya Alfin Pramadana, temen sekelasnya Aditya, dia itu kaku banget kayak kanebo kering, dingin, dan katanya dia itu paling sad boy! Lo tau kenapa? Lo tau Megan anak IPA 1 angkatan kita?" Tanyanya sambil menatap Kiran.

Kiran menggeleng. "Gue nggak tau apapun, jadi lo gak usah tanya mulu Day" sahut Kiran sambil memutar bola matanya.

Dayana mencibir. "Lagian bertelur mulu lo dikelas! Baca novel terus sampe gak tau apa-apa."

"Ya kalau baca novel bisa bikin mood gue bagus, kenapa nggak? Lagian dapet apa lo kalau merhatiin orang famous? Nggak ada kan?"

"Seengganya nggak sekudet lo lah, Ran"

Kiran mendesis, wajar saja jika dia tidak tau apapun. Dia lebih suka diam di kelas sambil membaca novel daripada mencari tau tentang kabar terbaru di SMA Haridra.

"Lanjut aja deh ya," ujar Dayana. "Megan itu pernah pacaran sama Alfin, dia putus karena Alfin terlalu kaku sama cewek. 2x Alfin diputusin sama cewek karena gak kuat sama sifat dia. Makannya dia itu paling sad boy diantara mereka berempat."

Kiran hanya diam menyimak cerita Kara dan Dayana secara bergantian hanya untuk menceritakan siapa mereka berempat.

Kara menarik nafasnya dalam lalu melirik cowok itu sebentar. "Lo mau cerita udah kayak mau lahiran aja Kar," ujar Kiran.

Kara hanya menampilkan deretan gigi putihnya. "Masalahnya ini orang gak biasa,"

"Yang kulitnya agak putih itu namanya Kenandra Arsenio, anak kelas 11 IPS 2. Vibesnya emang kalem, tapi lo tau? Dia itu preman kelasnya, tapi dia paling murah senyum dan ramah lingkungan kok." lanjut Kara.

"Ramah lingkungan anjir," ujar Kiran sambil tertawa. "Yang terakhir itu namanya siapa?" Kata Kiran sambil melirik.

"Yang terakhir, yang main handphone itu namanya Danantya Ray Narendra, biasa dipanggil Ray. Dia temen sekelasnya Kenan. Dia tipe cowok cuek, bodo amatan, mulutnya itu kelewat pedes, mending lo jauh-jauh deh dari dia. Soalnya dia kalau ngomong gak pernah disaring dulu, meskipun omongannya suka nyakitin hati orang tapi tetep aja gak sedikit yang suka sama dia, apalagi dia kapten basket," cerocos Dayana sambil melirik kearah sana.

"Gue saranin kalau lo mau gebet, Aditya aja deh." Kata Kara.

Dayana mengangkat sebelah alisnya. "Kenan aja, Aditya itu playboy."

"Kenan punya gue lah! Enak aja lo," jawab Kara cepat.

"Kayaknya gue mesti sewa tukang jahit yang ada di komplek sebelah buat jahit mulut kalian berdua. Bawel banget, gue gak berniat untuk gebet siapapun diantara mereka." Kata Kiran sambil memperhatikan 4 cowok itu.

-o0o-

VOTE&COMMENT

Gimana prolognya? Kalian suka siapa hayo? Ray, Kenan, Alfin atau Aditya? Siapapun dia semoga kalian suka kedepannya ya!

Tolong pintar dalam membedakan antara kritik dengan hate komen, oke? aku juga berusaha buat bikin cerita ini nggak bosen. semoga kalian suka, thank you!

Bogor, Jawa Barat
Minggu, 21 Februari 2021

Tertanda,
Jodoh Lee Taeyong

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang