Kiran mengikuti Rion sampai akhirnya mereka sudah bersebelahan dengan motor berwarna hijau milik Rion.
"Sorry ya Yon, jadi ngerepotin lo." Ujar Kiran tidak enak, gadis itu mengambil helm milik Rion yang pernah ia pakai saat itu.
"Santai,"
Keduanya sudah menaiki motor tersebut, baru saja Rion ingin menyalakan mesin motornya. Seorang gadis tiba-tiba datang sambil menyapa Rion.
"Kak Rion ya?"
Rion yang kebingungan lantas mengerutkan keningnya. "Iya, lo siapa?"
Belum gadis itu menjawab pertanyaan dari Rion, kedatangan Kara yang heboh membuat mereka menoleh bersamaan.
"Lo berdua bel-" Kara menjeda ucapannya ketika melihat gadis itu. "Wait wait, kayaknya gue gak asing ya sama lo."
Keningnya yang mengkerut seolah menunjukan bahwa dia sedang berpikir
"OHH." Teriaknya heboh
"Nggak usah teriak, telinga gue bukan speaker." Sewot Dayana sambil mengusap telinganya.
Kara hanya menyengir. Kemudian dia menatap gadis yang tadi menyapa Rion.
"Kara kan?"
"Vira kan?"
"Kompak bener." Ujar Rion.
"Iya lo Vira kan? Yang dulu tetanggaan sama gue? Adik kelas gue waktu SD kan?" Kara itu emang kalau nanya gak pernah di rem.
Gadis bernama Vira itu tersenyum hingga menampilkan gingsul nya. Manis.
"Iya, Gealvira Ayudia." Jawabnya.
Kara yang heboh langsung memeluk Vira. Tau kan kalau cewek peluk orang karena terlalu heboh itu gimana? Kiran bergidik ngeri, membayangkan dia yang ada di posisi Vira. Dipeluk Kara bisa-bisa tulangnya remuk.
"Heh kasian anak orang gak bisa nafas."
Kara langsung melepas pelukannya lalu tertawa. Sedangkan Vira memegang tenggorokannya. Bisa Dayana pastikan gadis itu pasti ngebatin.
"Dimaafin ya Vir, anaknya gitu. Nanti-nanti kalau dia mau meluk, lo menghindar aja, gue takut nanti lo kerumah sakit terus pas di Rontgen keliatan tulangnya remuk kan gak lucu." Saran Dayana sambil mendrama pura-pura prihatin.
"Ih gak segitunya kali!" Sewot Kara. "Gue kan kangen, udah berapa tahun gak ketemu sama dia. Iya gak Vir?"
Vira hanya mengangguk. Sedangkan sedari tadi ada seseorang yang hanya memasang wajah malasnya. Iya, Rion. Lagi-lagi lelaki itu hanya menjadi pendengar yang baik.
"Ohh." Rion baru ingat. "Inget gue, apa kabar?"
"Baik, lo sendiri gimana?" Tanya Vira
"Seperti yang lo liat." Jawab Rion sambil tersenyum.
"Oh iya! Gue belum kenalin kalian." Kata Kara, sambil menepuk keningnya.
"Vira ini Kiran, Kiran ini Vira." Kara beralih ke Dayana. "Dayana ini Vira, Vira ini Dayana."
"Kiran ya." Kata Kiran sambil mengulurkan tangannya. Dibalas Vira sambil tersenyum. "Vira."
Begitu juga Dayana. Rion melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Mau balik kapan, Ran?"
Seseorang berjalan menghampiri mereka, lalu menarik tangan Vira. "Ayo pulang."
"Eh? Iya, duluan ya." Kata Vira sambil melambaikan tangannya.
-o0o-
Mereka bertiga kini sudah berada dirumah Kiran. Setelah belanja 2 plastik cemilan di Indoapril. Saat ini mereka sedang duduk lesehan diatas karpet bulu yang ada diruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Teen Fiction(Follow, vote & komen jangan lupa ya) Epiphany' sebenarnya memiliki beberapa arti, antara lain "sebuah momen dimana orang tiba-tiba menyadari atau menjadi sadar akan sesuatu yang sangat berharga untuknya". Arti tersebut ada dalam kamus dari website...