[13] EPIPHANY - Kembang

33 14 1
                                    

Siang ini harusnya Ray mengantar Vira kembali ke toko buku. Pemuda itu sangat jengkel lantaran sang adik tidak mau pergi sendiri, atau mencoba pergi dengan teman sekelasnya. Alhasil dialah yang harus mengalah dan tetap mengantarkan Vira ke toko buku, meskipun dia sangat tidak ingin. Apalagi kalau bertemu ibu-ibu seperti kemarin. Menatapnya seperti ingin memangsa ditempat. Menyeramkan.

Kenan memasukan ponsel ke dalam saku celananya, lalu mengajak Ray untuk keluar. Keduanya berjalan kearah parkiran dan disana sudah ada Alfin dan Devan yang sedang duduk diatas motornya masing-masing.

"Lo pada balik duluan ae, gue mau nganter Vira ke toko buku." Kata Ray sambil memakai jaketnya.

"Nyokap gue minta dijemput. Duluan cuy!" Seru Kenan sambil menyalakan mesin motornya, kemudian pergi meninggalkan parkiran.

"Gue mau ikut ah, mana tau ketemu kembang toko buku." Kata Devan sambil menaik turunkan alisnya.


Si buaya berulah


"Ngadi-ngadi kembang toko buku." Jawab Alfin sambil memakai helmnya. "Duluan bro! Perut gak bisa diajak kompromi," lanjutnya sambil memberikan senyum pasta giginya.

"Kembang toko buku kagak ada," Ray menjeda ucapannya sejenak. "Emak-emak banyak."

"Kalau umurnya masih dibawah tiga puluhan, kagak ngapa." Devan tertawa. "Tapi catatannya, mukanya kudu mirip Jennie Blackpink."

"Tidur ae kagak usah bangun." Balas Ray.

Ya siapa juga yang mau sama tante-tante. Lagian kalaupun ada tante-tante dengan kriteria yang sesuai seperti yang tadi Devan sebutkan. Memangnya tante itu mau dengan Devan?

Jawabannya

Ya engga lah, yang lokal aja belum tentu mau. Ngadi-ngadi dapet yang kayak Jennie Blackpink HAHAHA. . .

Didalam gedung sekolah Vira masih berjalan menuruni anak tangga untuk sampai ke lobby utama. Sibuk mencari airpods di tasnya membuat dia tidak menatap kedepan, sampai akhirnya

DUG

Keduanya terjatuh. Vira mengaduh, gadis dihadapannya pun sama. Keduanya kemudian berdiri sambil menepuk-nepuk roknya yang kotor.

"Eh, sorry, tadi gue gak liat. Lagi nyari airpods hehe," kata Vira sambil terkekeh canggung.

Kiran menggangguk. "Gapapa, salah gue juga main ponsel sambil jalan."

"Iya. By the way, lo yang kemarin naik motor sama kak Rion kan?"

Kiran mengangguk. "Kirania," kata Kiran.

"Iya gue inget kok."

Kiran hanya mengangguk. Dia juga jelas ingat siapa Vira.

"Lo mau balik?" Tanya Kiran.

"Iya nih, oh iya, lo tau tukang toko buku selain yang ada di jalan Kencana?"

"Jalan Bougenville, Jalan Permata. Banyak sih, emangnya kenapa yang di Kencana?"

Kedua gadis itu tengah berjalan di lorong sambil mengobrol. Lumayan juga dapat teman baru, harusnya ada Kara dan Dayana supaya semakin seru. Tapi Kara sudah pulang sejak jam istirahat karena sedang tidak enak badan. Sedangkan Dayana ada urusan di ruang guru.

"Jadi, sesuka itu lo sama Novel?" Tanya Vira dengan antusias.

Kiran mengangguk. "Temen gue sehari-hari itu buku. Sampe ada satu waktu dimana gue bener-bener suntuk sama buku yang gue baca. Gue mau nyoba baca Novel, sebenernya gak dibolehin karena waktu itu umur gue masih tiga belas tahun haha."

Ya topik yang dari tadi mereka bicarakan tidak lain dan tidak bukan adalah Novel. Kiran dan Vira mempunyai hobi yang sama yaitu membaca Novel. Bedanya kalau Vira tidak terlalu mengoleksi banyak Novel seperti Kiran yang sampai membeli satu lemari kaca hanya untuk Novel.

"Gue suka Novel berawal dari wattpad sih. Itupun gak yang aneh-aneh. Kayak seneng aja ngehaluin cowok wattpad. Idaman bangetttt!" Seru Vira sambil tertawa.

Kiran mengangguk setuju. Tapi Kara selalu bilang 'yang real banyak kenapa harus haluan kayak gitu'. Dia gak tau aja gimana rasanya senyum-senyum sendiri pas baca part dimana cowok Novel yang sedingin kutub selatan tiba-tiba manis ke cewek yang dia sayang.

"Emangnya lo lagi cari buku apa?"

"Euforia, sold out mulu," keluh Vira

"Cerita yang Syahra itu?" Tanya Kiran sambil mengerutkan alisnya.

Vira mengangguk. "Itu seru banget ceritanya ah! Gue udah baca sebagian, tapi dihapus karena mau terbit. Waktu udah terbit gue mau beli malah sold out mulu."

"Sebel," lanjutnya

"Kayaknya gue punya."

"Beneran?!" Pekik Vira.

"Coba nanti gue liat. Kalau ada, besok gue bawa."

"Aw makasih!" Vira terdiam sebentar. "Kenapa gak lo anter gue aja beli Novelnya langsung? Biar gak harus minjem punya lo."

"Kalau udah sold out gini biasanya di toko lain juga susah ditemuin. Mending lo cek instagram penulisnya, siapa tau disana ada informasi buat lo supaya bisa ikutan Pre-Order."

"Iya juga ya."

"Sambil nungguin, lo bisa baca punya gue dulu."

"Keburu udahan dong anjir penasarannya."

Kiran tertawa. "Ya udah deh, liat besok ya."

Tak terasa mereka sudah sampai diparkiran. Bisa Kiran lihat bahwa ada 1 cowok sedang duduk diatas motornya. Vira yang melihat Ray langsung berteriak dan menghampiri Ray.

-o0o-

"Ngapain lo di dalem? Semedi?" Ketus Ray. Pasalnya dia sudah menunggu hampir 10 menit, mana matahari sedang terik-teriknya, Devan sudah pulang karena disuruh membeli susu untuk keponakannya.

Vira hanya cengengesan. "Tadi gue ngobrol dulu sama Kiran, lo gak usah anterin gue ke toko buku."

Tak peduli apapun alasannya mengapa mereka tidak jadi pergi ke toko buku. Ray mengucap Hamdalah dalam hati karena ia tidak akan datang ke tempat itu lagi.

"Lo gak mau tanya kenapa gitu?"

"Gak," Ray memberikan helm satunya kepada Vira. "Cepet naik,"

Vira menghampiri Kiran sebentar. "Lo pulang sama siapa?"

"Gue lagi nungguin jemputan gue nih,"

Benar, Kiran sedang menunggu sopirnya. Sebentar lagi pasti datang.

"Mau gue temenin?"

"Vira buruan!" Titah Ray, pemuda itu sudah menyalakan mesin motornya.

"Gak usah. Sana, itu tembok udah ngegas aja kayak bajaj,"

Vira tertawa. "Beneran gak usah?"

"Iya, lo pulang aja. Hati-hati,"

"Oke deh, makasih ya Kiran. Lo hati-hati, kalau ada apa-apa langsung telpon Kara atau siapapun yang lo percaya."

Kiran mengacungkan jempolnya, kemudian Vira menaiki motor Ray lalu melambaikan tangannya kepada Kiran.

-o0o-

VOTE&COMMENT

Ini part 13 ya yeyyy!! Ahaha seneng banget akhirnya bisa up! Nggatau kenapa di part ini garing banget kayak mochi:( tapi gapapa harus pede ok! HAHAHA. Sorry kalo ada typo atau masih kekurangan kata yang tepat. Anw, makasih udah baca terus!

Tolong pintar dalam membedakan antara kritik dengan hate komen, oke? aku juga berusaha buat bikin cerita ini nggak bosen. semoga kalian suka, thank you!

Bogor, Jawa Barat
Jum'at, 23 April 2021

Tertanda,
Jodoh Lee Taeyong

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang