[23] EPIPHANY - Thanks

29 5 0
                                    

"Ada Ray?"

Kiran berada didepan kelas Ray. Bel baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu, dia buru-buru pergi ke kelas Ray tanpa memberitahu Kara dan Dayana. Semoga dia tidak telat datang.

"Ngapain nyariin dia?" tanya Kenan.

"Ada urusan sebentar, ada gak?"

"Ciaah, bergaya."

Kiran memutar matanya malas, harus sabar.
"Gue masuk aja deh," kata Kiran sambil berusaha menerobos pintu yang dijaga oleh Kenan.

"Eitss," tangan Kenan menghalangi Kiran agar tidak masuk.

"Ish rese banget ya lo!" ujar Kiran.

"Ayolahh, gue harus ketemu Ray, penting banget ini.." lanjutnya

"Urusan apa?"

Kiran menghela nafas lega ketika Ray berjalan dibelakang Kenan. Gadis itu mendorong paksa Kenan, lalu masuk kedalam kelas.

"Gue mau tanya, siapa yang titipin obat waktu itu?" tanya Kiran, dengan nada seramah mungkin.

"Lo capek-capek kesini cuma buat nanyain hal gak penting?" bukannya menjawab, ia malah bertanya balik.

"Penting banget!"

Ray hanya menatapnya datar, Ray pun tidak tahu siapa yang menitipkan obat itu. Ia hanya ingat ada laki-laki yang menghampirinya lalu meminta tolong untuk memberikan obat tersebut kepada Kiran.

Drrrttt drrtttt

Kiran buru-buru mengangkat telepon masuk dari nomor tidak dikenal itu, dan sedikit menjauh dari Ray dan Kenan.

"Halo? oh udah didepan, iyaiya sebentar aku kesitu,,iya gak lama, abis urusan aku selesai langsung turun. oke oke,, see you."

Gadis itu kembali menyimpan ponselnya didalam saku rok, kembali menghampiri Ray dan Kenan. Kemudian dia mengambil sesuatu didalam tasnya.

"Gapapa lo gak mau kasih tau siapa orangnya, gue kesini cuma mau kasih ini." tangan Kiran terulur memberikan kotak yang diikat dengan pita berwarna hitam. "Dan, terima kasih." lanjut Kiran sambil tersenyum, gadis itu berlari untuk ke parkiran karena sudah ditunggu seseorang.

Ray hanya memperhatikan kotak tersebut, berbeda dengan Kenan yang sudah penasaran.
"Aneh-aneh aja cewek," kata Ray sambil menggelengkan kepalanya.

"Buka, Ray." kata Kenan.

"Buka sendiri," sahut Ray sambil memberikan kotak itu kepada Kenan dan meninggalkan Kenan.

"WOI ANJIR! COKELAT NIH." teriak Kenan sambil menyusul Ray.

-o0o-

"Oi nyet, ngapa nih. Asem bener mukanye," kata Kenan sambil memperhatikan Devan yang sedang diam.

"Galau die, mantannya punya cowok baru."

"Ututututu, ada cewek banyak ngapa masih ngarepin ae tuh bocah. Ada banyak pilihan, elu malah milih ngegalauin cewek kayak begitu." Kenan menggelengkan kepalanya, gaabis thinking.

"Galau itu bukan pilihan, tapi galau adalah kewajiban bagi mereka yang sedang jomblo, patah hati, dan mereka yang cari perhatian." sahut Devan, mengsadboy.

"Idih najis," maki Alfin sambil berlagak mau muntah.

"Jadi elu lagi cari perhatian sama kita-kita, Pan?"

Devan menoyor kepala Kenan.
"Kagak begitu anjing,"

"Itu lu barusan bilang."

"Argghh," agaknya seorang Adam Praditya atau yang kita kenal sebagai aa Devan sedang depresot.

"Hidup cuma sekali, dipake ngegalau rugi amat." timpal Ray.

"Mamam tuh galau," ejek Alfin sambil terkekeh.

"Hibur atuh babi, bukan malah dibully." kata Devan, tambah depresot

"Alah, orang model elu. Maunya ngarepin mantan, padahal yang ngantri bejibun."

"Masih berharap, dan terus berharap. Lama-lama gue jadi juara harapan," kata Devan mendramatisir keadaan.

"Ya bagus, Mama lu bangga lu jadi juara." balas Ray

"Hahahaha, stress." kata Alfin sambil terbahak

"Terserah anying, terserah." sahut Devan pasrah, Kenan hanya tertawa saja sambil memakan kuaci.

-o0o-

"Oh jadi kakak sibuk."

"Iya, mungkin gue disini juga cuma semingguan. Gue harus balik lagi soalnya,"

"Iya gapapa sih, Mama sama Papa juga mau pulang kan."

Lakashya Malik, kakak sepupu Kiran yang hanya terpaut usia 4 tahun. Lakas seorang mahasiswa.

"Yaudah kakak makan aja sana, aku mau ke kamar dulu. Makasih jemputannya!"

Lakas mengangguk. "Kayak sama siapa aja lo," pemuda berkumis tipis itu tersenyum.

Didalam kamar Kiran langsung melempar tasnya dan mengambil ponselnya itu, sepertinya Dayana dan Kara mencarinya karena dia tadi langsung kabur tanpa pamit.

SWEETY PIG KU MANA?!

Kara telah mengganti nama dari kara jodohnya jung jaehyun😍 menjadi SWEETY PIG KU MANA?!


Kara: BABIKU KAU DIMANA
Kara: KIRANN DIMANAA
Kara: HEH LO YA PULANG GAADA ASSALAMUALAIKUM NYA

Daydel: kecapean kali dia makannya tidur

Kara: IH THE REAL BEBAN INIMAH, TIDURR TERUSS

Kirania: heh gaboleh suudzon ya ngana😠

Kara: hai sweety pig, darimana?😘

Kirania: halo monyetku, kangen ya hm hm hm

Kara: najis, serius darimana lo?

Kirania: kan tadi pagi gue udah bilang mau nyamperin ray
Kirania: lemot si lo

Kara: oh ga bilang

Kirania: GABILANG GIGIMU GUNDUL

Kara: kalo berambut serem juga

Kirania: halah keramasin aja tuh gigi ntar juga tumbuh rambut

Kara: CREEPY SIAL

Daydel: lo nyamperin ray, Ran?

Kirania: iya, cuma buat nanyain soal obat sih

Daydel: Ooh

read

"RAN, GUE MAU KELUAR. LO MAU IKUT?"

"Ganteng-ganteng nyaring bener suaranya, udah kaya petasan hajat,"

"KIRAN,"

"IYA KAK SEBENTAR,"

"Oke,"

-o0o-

Ini part 23 ya yeyyy!! Bantu share terus ya ke temen-temen kalian supaya rank nya terus bertambah dan jadi favorite! Maaf kalo banyak typo. Direvisi setelah tamat ya!

Say hi to Lakashya !

Tolong pintar dalam membedakan antara kritik dengan hate komen, oke? aku juga berusaha buat bikin cerita ini nggak bosen. semoga kalian suka, thank you!

Bogor, Jawa Barat
Senin, 12 Juli 2021

Tertanda,
Jodoh Lee Taeyong

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang