04. Pelit

84 45 18
                                    

Matahari sangat cerah hari ini, secerah wajah Starla yang riang. Saat ini ia sudah berada di ruang kelasnya sambil mendengarkan lagu kesukaannya lewat headsetnya.

Dibalik pintu kelas Zidan mengendap-endap masuk ke kelas Starla. Ia berniat mengagetkan Starla.

"DORRR."

Tidak ada reaksi apapun, Starla tidak terkejut sedikitpun membuat Zidan mengerucutkan bibirnya karena rencananya untuk mengejutkan Starla tak berhasil.

Zidan memutuskan untuk duduk disamping Starla sembari bermain ponsel.

Starla menoleh kesamping dan terperanjat kaget saat mengetahui ada Zidan yang disebelahnya, ia mematikan musik yang mengalun di headsetnya.

"Ngapain lo disini? Kaget gue." tanya Starla seraya mengelus dadanya.

"Lo tuh emang aneh ya. Waktu gue kaget ini gak kaget, waktu gue diem aja lo kaget."

"Ya lo tiba tiba disamping gue kambing. Kan gue shock gitu." bela Starla.

"Heh oneng! Tadi elo udah gue kagetin tapi sayang lo gak kaget." balas Zidan.

"Gue pake headset bang." jelas Starla seraya menunjukkan headset yang di lepasnya dari telinga.

"Jelas tuh kuping budeg." cibir Zidan.

"Mulut lo emang persis cewek. Ngapain sih lo disini! Enek gue lihat muka lo." ucap Starla.

"Terserah gue lah, gue kan mau kita temenan."

Starla mengerutkan dahi, kemudian menyentuh dahi Zidan.

"Gak panas juga, lo kesambet? Kesambet dimana? Setannya setan apa?" Starla melontarkan beberapa pertanyaan.

Zidan menghempas tangan Starla.

"Apaan sih lo! Gue gak sakit emang salah ya kalo kita temenan?"

"Lo ngajak gue temenan? Heh, emang gue mau temenan sama lo?" tanya Starla sinis.

"Siapa sih yang gak mau temenan sama gue, secara gue itu kan ga---"

"Ganteng, baik, ramah, cool, tinggi, perhatian. Itu terus! Sampe hafal gue sama logat lo!" potong Starla.

"Hehehe yaiyalah. Jadi gimana lo mau kan temenan sama gue?" tanya Zidan sembari mengulurkan tangannya.

"Gue? Temenan sama lo? Tidak semudah itu Ferguson." ucap Starla meremehkan.

"Yaudah kalo gitu gue akan terus ngikutin lo dan berusaha biar bisa temenan sama lo." tekad Zidan pasti.

Nahlo?? Ntar dia ganggu hidup gue yang sudah aman tentram, dan sejahtera ini. Big no!-- gumam Starla dalam hati.

"Lo ngapain sih ngebet banget mau temenan sama gue?" tanya Starla.

"Gak papa sih pengen aja."

"Dih gila. Gue serius ogeb."

"Gue malah dua rius, ya gue gila karna lo hahah. Ya lagian pertanyaan lo aneh, ya gue pengen aja lah temenan sama lo, daripada kita kayak tom and jery mending kita temenan aja." jelas Zidan.

"Yaudah sana keluar gue mau dengerin musik lagi, hus hus." usir Starla.

"Iye, gue pamit ke kelas dulu gak papa kan?" tanya Zidan.

"Gak papa banget, malahan gue bersyukur. Lagian lo disini gak guna banget. Udah sana pergi lo."

"Iya iya santuy aja neng. Nanti pulang sekolah gue samperin lo, kita pulang sekolah bareng, bye La." ucap Zidan sembari mengacak rambut Starla.

My Life (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang