💟 24 💟

407 55 36
                                    

Cepat atau lambat, semesta akan membuat kakimu akan terhenti pada satu orang yang tak akan pernah meninggalkan mu serumit apapun keadaan~~Kim Rowoon

"Apa?! Kontraksi?! Bagaimana bisa??" Rowoon menyisir rambutnya frustasi, mendengar perkataan sang bibi membuatnya tak percaya.

Setelah menutup panggilan jarak jauhnya, Rowoon masuk kembali ke dalam mobil dan mulai mengendarainya kembali ke rumah dengan kecepatan tinggi, seribu pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya yang diliputi kecemasaan.

Bukankah kandungannya baru berusia 7 bulan? Bagaimana bisa dia mengalami kontraksi? Apa selama ini ada yang tak beres dengan kandungannya? Apa yang selama ini dialaminya? Apa yang sesungguhnya disembunyikan Hyeyoon dariku?

Banyak sekali pertanyaan yang Rowoon sendiri tidak tahu jawabannya. Ia merasa jadi suami yang tak berguna, sebab dengan keadaan istrinya sendiri pun ia tak tahu.

Tak lama kemudian mobil yang di tumpanginya sampai di depan rumah, kedatangannya bertepatan dengan datangnya ambulans. Ia melihat beberapa petugas turun dengan membawa brankar. Rowoon berlari tanpa menutup pintu mobilnya lagi, raut kepanikan terpampang jelas di wajahnya. Pikirannya saat ini hanya tertuju untuk Hyeyoon seorang, ia takut terjadi apa-apa pada istrinya tersebut.

Sesampainya Rowoon di lantai atas, laki-laki itu dikejutkan dengan keadaan Hyeyoon yang mengeluarkan banyak darah di daerah sensitifnya. Ia menatap nanar ke arah tubuh Hyeyoon yang terbaring lemah dan tak sadarkan diri dengan bibi yang berdiri di sampingnya.

"Tuan," panggil sang bibi.

Rowoon tak mempedulikan panggilan itu, dengan langkah terburu-buru dan rasa kecemasan yang tinggi laki-laki itu meraup tubuh Hyeyoon ke dalam pelukannya. Setengah berlari ia membawa tubuh Hyeyoon menuju ambulans, brankar yang sudah di siapkan para petugas pun seakan tak berguna.

"Cepat ke rumah sakit dan jangan membuang waktu lagi." Teriak Rowoon sesampainya pria itu dalam mobil. Dengan sigap para petugas menutup mobil dan mulai meninggalkan pelataran rumah besar nan megah milik Rowoon.

Rowoon menitikkan air mata saat melihat petugas memasang infus di tangan Hyeyoon, perjalanan antara rumah dan rumah sakit terasa begitu lama dan panjang. Laki-laki itu mengusap wajahnya yang terlihat sangat bingung, frustasi dan cemas. Suara sirene mobil ambulans terdengar sangat nyaring sepanjang perjalanan sehingga mampu meredam suara tangisnya.

Sebenarnya apa yang kamu alami, cantik?? Berulang kali Rowoon mendesah, sehingga membuat petugas ambulans menyentuh lengannya.

"Berdoa saja tuan. Semoga istri dan anak tuan dalam keadaan baik-baik saja."

"Terima kasih."

Mobil ambulans tiba di rumah sakit sepuluh menit kemudian. Para petugas dengan sigap membawa brankar yang berisi tubuh Hyeyoon menuju UGD, mereka berlari sesegera mungkin, seakan-akan mengerti jika waktu sangatlah penting bagi Hyeyoon.

"Dok pasien gawat darurat telah tiba." Teriak seorang perawat pada dr. Baek yang telah menunggu kedatangan Hyeyoon di depan pintu UGD.

"Segera siapkan ruang operasi, sus. Cepatlah waktu sangat berharga. Ah apakah suaminya juga ikut bersamanya?" Tanya dr. Baek.

"Saya di sini dok! Apa yang terjadi pada istri saya?" Sahut Rowoon menatap dr. Baek panik.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang