💟 11 💟

1K 86 54
                                    

Warning : Keep your heart and your eyes,
please don't blame me..😜😜
Warning : 21++ anak kecil diharap menjauh dengan sendirinya..

Maldives, kota dengan segala keindahan bagi para pengantin baru dan kota yang selalu menjadi tujuan untuk mereka yang ingin berbulan madu, selain bisa menikmati panorama laut yang indah, pemandangan kota tersebut di malam hari pun juga tak kalah indah.

Dengan tiket pesawat yang dipesannya semalam, mereka berangkat menuju pulau indah tersebut. Pagi ini mereka berdua duduk dengan tenang di dalam pesawat, mengelilingi udara di atas daratan selama 7 jam lebih, menikmati pemandangan lautan dan daratan yang nampak kecil dari atas.

Dan saat ini Rowoon berencana membawa Hyeyoon menuju salah satu destinasi pulau terbaik yang ada di Maldives, yaitu pulau Male. Pulau Male termasuk salah satu pulau terindah yang ada di sana dan yang sering dikunjungi orang.

Sesampainya mereka di sana, Rowoon menggandeng tangan Hyeyoon memasuki salah satu resort yang sudah diboking oleh Justin sebelumnya.

Resort itu sangat indah dengan pemandangan pantai di sekelilingnya, membuat Hyeyoon membuka mulutnya dengan sempurna, gadis itu terkejut melihat pemandangan indah tersebut. Rasa lelah yang dirasakan olehnya langsung terobati begitu saja saat melihat pemandangan tersebut.

"Bagaimana?!" kerling Rowoon menggoda Hyeyoon.

"Indah sekali."

Hyeyoon merasa sangat antusias melihat pemandangan tersebut dan rasanya dia sudah tak sabar untuk menikmati kolam renang yang ada di dalam resort.

"Aku tau kamu menyukai hal-hal yang indah. Makanya kamu memilih New Zeland, menjadi tujuanmu saat bekerja dulu." senyum Rowoon.

Hyeyoon tak heran bagaimana Rowoon bisa menebak demikian, dia tak akan pernah lupa bahwa Rowoon telah memata-matai dirinya sejak 6 tahun yang lalu. Bahkan laki-laki itu sempat-sempatnya mengutus orang untuk melancarkan tujuannya, dengan cara mengutus Justin.

"Tetapi karena kurangnya waktu selama berada di sana, membuatmu tak pernah pergi kemana-mana." gelak Rowoon bukan bermaksud mengejek.

Hyeyoon tersentak saat tangan Rowoon mencolek hidungnya.

"Istirahatlah, kamu pasti lelah!" Rowoon mengapit lengan Hyeyoon dan memasuki kamar mereka berdua.

Sebelum meninggalkan Hyeyoon sendirian di kamar, pria itu mengusap rambut panjang gadis itu terlebih dahulu. Tanpa kesulitan Rowoon mendekatkan bibirnya ke arah kening Hyeyoon dan mengecupnya lembut. "Aku pergi dulu, manfaatkan istirahatnya dengan baik." senyumnya.

"Iya.. aku akan tidur. Jadi jangan khawatir," angguk Hyeyoon. "Tapi ngomong-ngomong kamu mau kemana?"

"Tidak kemana-mana," geleng Rowoon penuh misteri.

"Ayolah Woon-ah. Jangan bermain teka-teki denganku."

"Aku tidak sedang bermain teka-teki, cantik. Ada sesuatu hal yang harus aku lakukan" senyum Rowoon lagi.

"Bukankah kamu juga lelah?! 7 jam lebih kita berada dalam pesawat, selain duduk selebihnya kita tak melakukan apapun. Apakah hal tersebut tidak membuatmu lelah?" tanya Hyeyoon .

"Lelah, pastinya. Tapi ada hal yang harus aku kerjakan, jadi kamu istirahatlah lebih dulu." senyum Rowoon menutup pintu kamar.

Hyeyoon termangu melihat kepergiaan Rowoon, ada sedikit rasa penasaran dengan apa yang tengah dikerjakan Rowoon sehingga mengabaikan rasa lelahnya.

"Jangan pikirkan dan penasaran terhadap hal itu Hyeyoon ah, itu sama sekali bukan urusanmu, bukan.. ingat win-win solution pernikahan kalian, bukankah kalian sudah berjanji tak akan mencampuri urusan masing-masing??" ujar Hyeyoon bermonolog.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang