💟 6 💟

974 95 59
                                    

Warning :Dimohon bijak dalam membaca karena banyak adegan dewasa 🙈🙈🙈
Mudah2n kalian sudah cukup umur untuk membacanya😳😳🙊

Wedding day

"Tidak. Aku tetap pada pendirianku."

Hyeyoon berkata dengan tegas membuat Rowoon sedikit tersentak, pria itu menyentuh bahu gadis mungil yang baru saja membalas ciumannya dengan gairah yang sama. Dia sama sekali tak habis pikir, bagaimana bisa gadis itu membalas ciumannya dengan gairah yang sama, tetapi tetap pada keputusannya.

"Apa yang kamu bilang?!" tanya Rowoon menegaskan, jika saat ini pendengarannya tak salah. Dia menatap tajam ke dalam mata cokelat yang kini ada di depannya.

"Aku tidak akan menikah denganmu."

Hyeyoon sekali lagi menjawab dengan tegas dan membuang muka, agar pria itu tak bisa lagi menatap wajah maupun matanya.

"Kamu gila??" desis Rowoon frustasi, dia menjauhkan tubuh dan tangannya dari Hyeyoon.

"Mungkin." angguk Hyeyoon setuju atas asumsi yang Rowoon berikan padanya.

"Kenapa harus menolakku, Hyeyoon-ah?" Rowoon kembali memandang Hyeyoon dan bertanya penuh rasa keingin tahuan.

"Karena aku membencimu."

Rowoon menggeram gemas mendengar jawaban singkat yang Hyeyoon berikan padanya.

Membenciku??

"Mungil, sedalam itukah kebencianmu padaku?" ujar Rowoon gusar, wajahnya sedikit murung memikirkan jawaban Hyeyoon.

"Ya.. aku membencimu. Karena kamu, aku dikucilkan oleh keluargaku sendiri. Karena kamu, kehadiranku bahkan tak dianggap oleh ayah kandungku sendiri, dan karena kamu aku terpaksa harus menyingkir dari rumahku sendiri."

Hyeyoon mulai berteriak dan menjauh dari hadapan Rowoon, mendengar kalimat itu keluar dari bibir Hyeyoon membuat pria itu termangu, sedalam itukah kebencian Hyeyoon untuknya__ pikirnya.

Rowoon melihat mata gadis itu mulai berkaca-kaca, dan tak lama kemudian air mata itu mulai menitik ke arah pipi. Dia sangat ingin meraih Hyeyoon ke dalam pelukannya sekarang, membelai dan menghiburnya, tapi gadis itu pasti akan menolak?

"Benarkah semua itu gara-gara aku?" ujar Rowoon bertanya lirih.

Hyeyoon menatap Rowoon dengan iris matanya yang cokelat, membuat pria itu merasa tenggelam ke dalam lautan mata yang indah tersebut, walaupun ada sebulir kristal menganak di pelupuk mata gadis itu, tapi tak dapat mengurangi keindahan dan kecantikannya.

"Yang pasti ayahku jauh lebih menyayangimu dari pada aku?" desah Hyeyoon mulai sedikit ragu.

Benarkah dia penyebabnya? Jangan bohong! Kamu pergi atas kemauanmu sendiri. Hyeyoon menggeleng pelan.

"Mungil, asal kamu tau, kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu." geleng Rowoon.

"Tch.. apa maksudmu? Dan stop memanggilku mungil, Kim Rowoon-ssi. Aku sama sekali tak menyukai panggilan tersebut."

Hyeyoon kembali membuang muka, dia tak mempedulikan lagi pria tinggi yang tengah frustasi di depannya itu. Pria itu mengepalkan kedua tangan, terlihat sangat jelas otot-otot yang ditonjolkan oleh kedua lengannya.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang