Warning: Cerita ini murni imajinasiku...bukan maksudku mengesampingkan pekerjaan Rowoon dan Hyeyoon sebagai seorang artis, tetapi hanya memikirkan pekerjaan lain, dan alur lain tentang mereka. Mudah2n kalian suka dan mau membubuhkan jejak kalian dikolom bintang dan komentar😍😍😍😜 gomawo...
Hyeyoon menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di Seoul, setelah hampir selama enam tahun meninggalkan kota tersebut, baru kali ini dia kembali.
Enam tahun yang lalu dia berani mengambil sebuah keputusan. Dia harus meninggalkan kota yang telah membesarkannya tersebut. Hal itu dipicu karena Hyeyoon merasa tak sanggup menahan rasa kecewa terhadap seluruh keluarganya. Sebagai anak perempuan terakhir dari keluarga Kim, Hyeyoon
merasa jika dirinya tak dianggap dan selalu direndahkan, bahkan mungkin hampir dibuang oleh ayahnya sendiri.Sangat menyedihkan bukan?
Tapi itulah kehidupan yang dijalani Hyeyoon selama bertahun-tahun. Setelah kelahirannya, sang ayah yang seharusnya memberi segala perhatian dan kasih sayang malah begitu membenci kehadirannya. Begitu pula dengan perlakuan ibu kandungnya yang tak jauh berbeda. Bahkan mengganggap dirinya sebagai pembawa sial.
Hyeyoon bersyukur mengetahui hal tersebut lebih awal. Ketika kelahirannya dinilai sebagai sebuah kesalahan__ karena yang mereka inginkan adalah lahirnya seorang anak laki-laki, bukan seorang perempuan seperti dirinya. Bagi mereka dua anak perempuan yang terlahir sebelumnya sudah cukup, sehingga mereka merasa tak perlu lagi menambah jumlah wanita dalam keluarga Kim tentunya.
Dan itulah yang mendorong Hyeyoon pergi meninggalkan semua dan melupakan masa lalunya.
Sepanjang perjalanan keluar dari bandara berulang kali Hyeyoon mendesah, gadis itu berpikir jika saja sang ayah tidak dalam keadaan sakit dan memintanya untuk pulang, dia tak akan sudi menjejakkan kaki di rumah itu lagi.
Gadis itu segera menyetop sebuah taksi sesampainya dia di depan pintu keluar bandara.
"Apa maksud appa? Setelah sekian lama, dia baru memanggilku pulang?" Monolognya.
Sebuah taksi berhenti tepat di depan Hyeyoon, gadis itu membuka pintu dan masuk. "Seongnam, Si-Seujong-Gu 161-3, please," ujarnya pada sang sopir agar membawanya ke tempat tujuan.
"Yeh," angguk sang sopir sambil memperhatikan dandanan Hyeyoon.
Laki-laki itu menganggukan kepala, sedikit memuji dibalik tatapannya saat melihat wanita muda seperti Hyeyoon berdandan dengan sangat elegan dan anggun.
"Anda bukan orang Korea, miss?!" Dia hanya bersikap sopan sebagai seorang sopir, tak ada maksud lain dalam pertanyaannya.
"Saya orang Korea, sir. Saya lahir dan besar di sini, mungkin karena terlalu lama tinggal di luar negeri jadi kesan orang Koreanya seperti hilang," Hyeyoon juga bersikap sopan dengan menjawab pertanyaan dari sopir taksi tersebut.
"Ah pantas saja, miss." Angguk sopir taksi tersebut sambil tersenyum.
"Pantas apanya, sir?"
"Anda cantik," puji sopir taksi itu membuat Hyeyoon tersipu mendengarnya.
"Geumapshimida," Hyeyoon tersenyum secerah mungkin untuk membalas senyuman sopir taksi tersebut.
Sopir taksi itu kembali berkonsentrasi dalam menjalankan mobilnya dan membiarkan Hyeyoon beristirahat dengan tenang kali ini. Tanpa bertanya ataupun mengeluarkan sepatah kata pun yang dapat mengganggu wanita muda tersebut.
Sopir itu membangunkan Hyeyoon yang tertidur selama perjalanan sesampainya mereka di tempat, "Miss kita sudah sampai."
"Oh, mianhe, sir. Saya ketiduran dan tidak menyadari akan hal itu," bungkuk Hyeyoon sebelum turun dari taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
RomanceAku sangat membencimu tapi disisi lain aku juga sangat mencintaimu... Hyeyoon tak punya pilihan lain selain menuruti surat wasiat yang ayahnya buat, yaitu menikah dengan Rowoon saudara angkatnya yang sangat dibencinya. Akan tetapi seiring waktu kebe...