💟 5 💟

769 111 91
                                    

Warning :typo bertebaran...karena author tidak bisa menggunakan EYD yang dianjurkan..

Maaf Ff ini lebih ke arah hal-hal yang berbau dewasa🙈...sepertinya kehaluanku terlalu berlebihan membuatku menulis cerita yang seperti ini🙊🙊

Berharap untuk dimaklumi...😜😜

When I Saw You

Hyeyoon mendorong tubuh Rowoon yang berada tepat di belakangnya persis dengan posisi bibir yang tengah menggigit telinganya. "Menjauhlah dariku," desisnya meredam sesuatu yang mulai berontak dari dalam dirinya akibat perlakuan laki-laki tersebut.

Rowoon tergelak, sebenarnya memiliki postur tubuh yang tinggi sempurna dengan otot di mana-mana tersebut, dia tak akan mudah terdorong mundur begitu saja, apalagi di dorong kekuatan sekecil Hyeyoon, hanya saja pria itu mundur dengan suka rela karena merasakan gadis mungil itu mulai tak nyaman dengan apa yang dilakukan oleh bibirnya di daerah sensitif gadis tersebut.

"Aku akan mundur, mungil. Tapi aku akan pastikan, lain kali tidak ada kata mundur di antara kita." seringai Rowoon menjauh.

Sebelum pergi, Rowoon mengusap rambut panjang Hyeyoon dengan lembut, ada rasa rindu dalam sentuhannya dan sebuah tanda kepemilikkan di sana, membuat gadis itu membelalakan mata saat dia melihat punggung lebar yang kini berjalan menjauh__ menemui tamu yang lain.

"Brengsek kelakuannya sedikitpun tak pernah berubah. Bagaimana bisa aku lengah untuk kedua kalinya."

Hyeyoon mendesah, tangannya terulur meraba dadanya yang tiba-tiba berdetak dengan cara yang tak biasa. Tak ingin memikirkan hal itu lebih lama Hyeyoon memilih meninggalkan gedung pemakaman__ biasanya kalau ada yang meninggal di Korea ada gedung khusus untuk melawat atau memberi penghormatan terakhir sebelum mayat dikreamasi tiga hari kemudian__ red, dan menunggu di luar.

"Mau kemana dia?" Kim Sewan menyenggol bahu Jin Ah, memberitahukan kepergian Hyeyoon padanya.

"Mana ku tau?!?" geleng Jin Ah.

Wanita itu kemudian berjalan ke arah Shin Young Ae yang tengah duduk berlutut di depan foto sang ayah. Bibirnya mendekat ke arah telinga ibunya dan berbisik. "Eomma Hyeyoon pergi."

Shin Young Ae menoleh ke arah Hyeyoon dan menggelengkan kepala, namun tak lama kemudian dia kembali menatap papan memorial suaminya.

"Biarkan saja," ujar Shin Young Ae singkat. Dia tak ingin ambil pusing dengan kelakuan anaknya di saat penting seperti ini.

"Tapi__" ucapan Jin Ah terpotong saat mata ibunya menatap tajam padanya.

"Diamlah, dan biarkan adikmu."

Jin Ah terpana mendengar peringatan sang ibu, apa yang membuat ibunya berubah dan tak mau tau urusan Hyeyoon lagi?

"Eomma__"

"Eomma bilang biarkan saja, saat ini eomma hanya ingin fokus pada pemakaman ayahmu. Biarkan saja gadis itu, eomma tak ingin karena ulahnya upacara penghormatan pada ayahmu jadi terganggu. Kembalilah ke tempatmu, Jin Ah-yah." Dengan nada bicara yang tenang Shin Young Ae menyuruh Jin Ah kembali ke tempat duduknya.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang