💟 17 💟

709 75 48
                                    

Karena kamu aku sempurna
Karena kamu aku bisa mencinta
Dan karena kamu juga aku bertahan..😍😍


Hyeyoon berjalan mengelilingi desa tempat di mana Villa Soo eun berada, harum bungeoppang (kue ikan) yang biasanya tak disukainya tiba-tiba menggugah seleranya. Tak sampai lima menit ia telah menghabiskan lima buah bungeoppang, membuat sang penjual geleng-geleng kepala.

"Nona sangat suka bungeoppang, rupanya."

"Mm.. kue ini sangat enak, biasanya aku tak suka bungeoppang karena ada kacang merahnya, tapi entah kenapa tiba-tiba hanya dengan mencium harumnya membuatku sangat menginginkannya," Hyeyoon tersenyum dan menyerahkan beberapa won untuk membayar kue yang telah di makan olehnya.

Hyeyoon membungkuk sebelum pergi meninggalkan penjual kue ikan tersebut kembali menuju villa. Keringat bercucuran di seluruh wajahnya ketika ia sampai di depan villa, melihat kondisi Hyeyoon yang seperti itu membuat sang penjaga villa heran.

"Hei nona, keringatmu keluar banyak sekali, wajahmu juga terlihat sangat pucat?" Tegurnya pada Hyeyoon.

Hyeyoon tertegun saat mendapat teguran semacam itu, memang benar jika dipikir-pikir, beberapa minggu ini ia merasa cepat lelah, dan ia pun merasa bobotnya semakin bertambah. Dia merasa nafsu makannya meningkat, bahkan untuk ukuran kue ikan yang tak disukainya, dia bisa menghabiskan lima keping.

"Entahlah, sudah beberapa minggu ini aku sering merasa lelah, padahal nafsu makanku bertambah," gelengnya tak mengerti akan tubuhnya sendiri.

"Jangan-jangan anda hamil nona."

Deg...

"Hamil," tuduhan tukang kebun itu membuat Hyeyoon berpikir dan mulai menghitung kapan dirinya terakhir mengalami menstruasi.

"Aku hamil?!?"

Wajah Hyeyoon semakin pucat, membayangkan dugaan sang tukang kebun padanya. Sejak pernikahannya dengan Rowoon tiga bulan yang lalu, dia memang sama sekali belum kedatangan tamu bulanannya, apakah itu berarti?

"Tapi bukankah wanita hamil itu selalu mual dan tidak punya selera makan yang bagus?" Hyeyoon bertanya lebih kepada dirinya sendiri.

"Tidak selalu begitu, nona. Istriku saja tidak pernah mengeluh mual saat kehamilannya yang kedua," Senyum sang penjaga villa pada Hyeyoon. "Kalau nona tidak percaya periksa saja, dan aku sangat yakin kalau nona saat ini sedang hamil." Imbuhnya sembari melanjutkan lagi pekerjaannya.

Hyeyoon mengerutkan kening, bukan ia tak percaya jika dirinya sedang hamil, tapi ia merasa kehadiran anak ini dirasa kurang tepat, apalagi di saat dirinya tengah melarikan diri dari ayah si jabang bayi.

Hyeyoon mengusap perutnya yang rata, "Apakah kamu memang tumbuh subur di sana, nak."

"Nona segeralah periksa, wajah nona terlihat sangat pucat, aku takut terjadi apa-apa dengan nona dan kandungan nona." Teriak sang penjaga villa saat dia meninggalkan Hyeyoon dalam keheningan.

"Terima kasih nasehatnya, ajusshi. Aku akan segera memeriksa kandunganku," angguknya, tersenyum kepada penjaga villa.

💟💟💟

Rowoon mondar-mandir tak tenang di ruang kerjanya, sudah hampir dua minggu ini ia belum mengetahui kabar dari Hyeyoon, seolah-olah wanita itu hilang ditelan bumi. Usaha detektif Ki dalam mencari jejak wanita itu belum juga berhasil, membuat pria itu semakin merasa frustasi.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang