Selalu ada kesempatan untuk berubah, maka berubahlah sebelum semuanya terlambat..😍😍
Justin menggedor pintu rumah Rowoon dengan kencang, mengabaikan bel pintu yang menempel di dinding. Ia begitu marah dan jengkel karena malam-malam seperti ini Rowoon menyuruhnya kemari hanya untuk membuat nasi goreng kimchi untuknya. "Yaa Kim Rowoon!" Teriaknya di depan pintu.
Sementara itu Rowoon yang baru saja memakai baju tersenyum senang karena sebentar lagi keinginannya bakal terpenuhi. Dia sudah tak sabar dan ingin segera merasakan kenikmatan nasi goreng kimchi masuk ke dalam mulutnya.
"Woon, kasian Justin.. kenapa harus dia yang memasak nasi goreng kimchi untukmu??" Hyeyoon menegur Rowoon.
Laki-laki itu hanya tersenyum, tangannya meraih gagang pintu dan mulai membukanya, sebelum kakinya melangkah keluar ia menatap sebentar ke arah Hyeyoon, "Sepertinya anak kita sangat menyukai Justin, cantik. Saat ini ia sangat ingin memakan masakan samchon kesayangannya, mau tidak mau Justin harus melakukan hal tersebut untuk keponakannya." Kekehnya sembari menutup pintu.
Rowoon menuruni tangga, siap bertempur dengan Justin dan kejengkelannya. Dengan seringaian di wajah tampannya Rowoon membuka pintu rumah dan melihat Justin tengah berdiri dengan berkacak pinggang.
"Kim Rowoon!!" kalimat Justin terputus saat jari telunjuk Rowoon tiba-tiba menuju mulut dan menutupnya.
"Jangan berteriak, hari sudah malam, bisa tidak bicaranya berbisik saja," cengir Rowoon.
Mata Justin membelalak, berbisik katanya, di saat emosinya sedang memuncak begini?
"Berbisik katamu, kamu tidak tau jika diriku sedang kesal karena ulahmu?" Justin melangkah masuk ke dalam rumah tanpa disuruh, memang hari sudah malam dan rasanya tak pantas baginya mengajak Rowoon beradu mulut di depan rumah.
"Jangan kesal, menuruti keinginanku itu bagian dari perhatianmu untuk keponakanmu," Rowoon menepuk bahu Justin pelan.
"Bagaimana aku tidak kesal, Woon, ini jam satu malam?" Justin menggeram pada Rowoon, dahinya berkerut apa menjadi seorang ayah harus merepotkan orang lain seperti ini? Jika begitu dia harus berpikir lebih jauh lagi jika mau jadi seorang ayah.
"Aku tau Hyeyoon sedang hamil, tapi bukan berarti kamu seenaknya juga menyuruhku seperti ini?" sungut Justin dengan mulut mengerucut.
Mendengar Justin bersungut-sungut, membuat Rowoon tersenyum simpul, "Maaf, harus memanggilmu malam-malam begini, tapi apa boleh buat, Justin. Ini keinginan anakku, dia sangat ingin nasi goreng kimchi buatanmu, maka dari itu aku mohon dengan sangat sekarang pergilah ke dapur dan mulailah memasak untukku." Ucapnya penuh dengan kelembutan dan permohonan.
Justin melongo menelan ludah, baru kali ini ia melihat sisi lain Rowoon, laki-laki angkuh dengan sikap dingin menjadi laki-laki lembut dengan sikap santunnya. "Kamu benar-benar sakit ya bos? Sikapmu jadi aneh sekali." Tanyanya kali ini, ia ingin mengetahui apa yang terjadi pada sahabat merangkap bosnya tersebut.
"Tidak, aku baik-baik saja, hanya saja aku terkena couvade syndrom."
"Apa itu?!"
"Sindrom wanita hamil, Justin. Jadi tingkah lakuku yang aneh beberapa hari ini disebabkan karena aku merasa stres dan empati pada kehamilan Hyeyoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
RomantizmAku sangat membencimu tapi disisi lain aku juga sangat mencintaimu... Hyeyoon tak punya pilihan lain selain menuruti surat wasiat yang ayahnya buat, yaitu menikah dengan Rowoon saudara angkatnya yang sangat dibencinya. Akan tetapi seiring waktu kebe...