Apapun yang kamu sembunyikan dari diriku??
Pastinya aku akan segera mengetahui jawabannya..."Dengarkan aku, Woon. Aku tidak sakit. Saat ini aku sedang hamil, aku sedang mengandung anakmu, anak kita."
Hamil? Lidah Rowoon tiba-tiba kelu, beberapa pertanyaan bergejolak dalam pikirannya ketika dia menatap Hyeyoon. Belum sempat ia mengajukan pertanyaan yang terlintas dalam pikirannya, tiba-tiba saja Hyeyoon tak sadarkan diri.
Rowoon kembali panik. "Cantik.. bangunlah, jangan membuatku panik seperti ini," panggilnya sambil mengusap pipi Hyeyoon.
Wanita itu tetap terdiam, dia tak merespon sedikitpun sentuhan lembutnya.
"Hyeyoon-ah, bangunlah cantik. Sadarlah."
Tangan Rowoon terulur mengusap kening Hyeyoon yang penuh dengan keringat, perlahan pria itu bangkit dan berjalan ke arah dapur mengambil air hangat untuk mengompres kening wanita tersebut.
Apa boleh buat, walaupun ada begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam benaknya, ia hanya bisa menunggu wanita itu sadar dan menjelaskan apa yang terjadi, agar semuanya menjadi jelas.
Rowoon kembali dengan sebaskom air hangat di tangan, pria itu menaruh handuk kecil yang sudah diperasnya ke kening Hyeyoon. Pandangannya jatuh ke arah perut Hyeyoon, tangannya sedikit gemetar saat terulur mengangkat baju yang dipakai Hyeyoon sehingga menampakan perut mulus yang terlihat rata itu, "Benarkah kamu sedang hamil? Tapi kenapa__??"
Kalimatnya menggantung, saat Ia mendengar suara erangan yang berasal dari Hyeyoon, tubuh wanita itu menggeliat sebelum dia membuka matanya.
"Cantik, kamu sudah sadar?!" Rowoon bertanya setengah berbisik.
"Woon," Hyeyoon berulang kali mengerjapkan mata, Ia mencoba membuka matanya lebar-lebar, namun hal itu suatu pekerjaan yang sulit, karena rasa pusing yang dirasanya.
"Iya, aku di sini cantik. Kamu mau apa? Minum?"
"Mm, aku haus. Tolong ambilkan aku minum." Hyeyoon mengangguk.
Rowoon meraih air putih yang ada di atas nakas dan langsung memberikannya pada Hyeyoon, "Minumlah."
Wanita itu berusaha bangkit dari tempat tidur tapi gagal, melihat hal tersebut membuat Rowoon tersenyum kecil.
"Bisa minta tolong kan," ledeknya sebelum akhirnya dia meraih tubuh Hyeyoon dan membantu wanita itu bangkit.
"Terima kasih Woon."
Hyeyoon langsung meminum air yang disodorkan oleh Rowoon, sedikit demi sedikit akhirnya ia dapat membuka mata lebar dan dapat melihat Rowoon dengan jelas.
Rowoon membenarkan anak rambut Hyeyoon yang terurai keluar, "Kamu tak apa-apa kan?"
"Mm, aku tak apa-apa."
"Syukurlah," ujar Rowoon lega, seujurnya dia sedikit ketakutan jika kondisi Hyeyoon disebabkan oleh pertengkaran mereka barusan.
Tiba-tiba saja tatapan Rowoon berubah saat menatap Hyeyoon, kali ini ada keseriusan yang tampak di wajahnya. "Sekarang bisakah kita melanjutkan pembicaraan yang tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
RomanceAku sangat membencimu tapi disisi lain aku juga sangat mencintaimu... Hyeyoon tak punya pilihan lain selain menuruti surat wasiat yang ayahnya buat, yaitu menikah dengan Rowoon saudara angkatnya yang sangat dibencinya. Akan tetapi seiring waktu kebe...