💟 7 💟

775 93 46
                                    

Warning : diharap bijak dalam membaca oke😍😍
Jangan lupa vote dan komen di setiap akhir cerita😘😘

Rowoon berjalan ke arah pintu, pria itu melirik sebentar ke arah Hyeyoon yang tengah merapikan tanktop dan cardigannya. Setelah melihat gadis tersebut telah rapi kembali, Rowoon menarik gagang pintu dan membukanya, menampakan sang bibi yang tengah berdiri mematung di sana.

"Ada apa bi?" tanyanya.

"Maaf tuan kalau saya mengganggu, ada orang yang mencari tuan," tutur bi Ahreum menjawab pelan dengan kepala tertunduk karena melihat ada Hyeyoon di dalam.

"Baiklah, suruh dia menungguku bi, aku akan segera menemuinya." angguk Rowoon, pria itu menoleh kembali ke arah Hyeyoon. "Kita lanjutkan nanti, ada orang yang mencariku." senyumnya sebelum dia keluar dari ruang kerja dan meninggalkan Hyeyoon sendiri.

Sepeninggal Rowoon, Hyeyoon berdiri termangu, gadis itu mencoba mengusir debaran jantungnya yang menggila dan mengatur kembali nafasnya. Hyeyoon menarik nafas dalam-dalam sebelum dia bergegas mengikuti jejak Rowoon, pergi dari ruangan tersebut dan kembali ke kamar, karena gadis itu yakin jika dia tetap berada di sini dia akan semakin gila karena memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Sesampainya Hyeyoon di kamar dia menguncinya dari dalam, dia butuh ruang tersendiri untuk mengatur kembali hati dan memikirkan kembali jawaban yang diberikan untuk Rowoon adalah hal yang tepat untuknya.

Hyeyoon menggigit kuku tangannya dengan kasar, menyebabkan buku jarinya berdarah, gadis itu berjalan mondar-mandir sembari memikirkan bagaimana kelanjutan kisah hidupnya setelah pernikahan nanti. "Aku harus bagaimana?" gelengnya bingung.

Hyeyoon merebahkan tubuh mungilnya ke tempat tidur, dia mencoba memejamkan mata, dan nyatanya hal tersebut sangat susah untuk dilakukan. Sayup-sayup Hyeyoon mendengar pintu kamarnya diketuk, ada rasa takut yang menghinggapinya ketika dia berpikir yang mengetuk pintu tersebut adalah Rowoon.

"Siapa?" teriak gadis itu dari dalam.

"Buka pintunya kami ingin bicara." mendengar suara kedua kakak perempuannya membuat Hyeyoon bernafas lega, gadis itu bangkit dan membuka kunci kamar.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Hyeyoon sedikit malas ketika dia melihat kedua kakaknya yang terlihat tidak bersahabat.

"Kenapa kamu harus kembali?!?" ujar mereka sengit.

Bola mata Hyeyoon memutar, dia tak menyangka akan mendapat pertanyaan semacam itu, ditambah ekspresi kedua kakaknya yang penuh kebencian dan pandangan tak suka.

"Aku tau kalian tidak menyukaiku. Tapi.. apakah kalian tak merasa jika pertanyaan kalian baru saja sangat keterlaluan?!" tutur Hyeyoon sengit ke arah sang kakak. "Aku tak menyangka kalian sepicik itu!"

Sewan dan Jin Ah mencengkram kedua lengan Hyeyoon secara bersama-sama. "Lebih baik kamu tak kembali. Habiskan seluruh waktumu di luar negri." Sewan berdesis, gadis muda itu menatap tajam ke arah Hyeyoon.

"Eonni!!" kali ini Hyeyoon menjawab sedikit berteriak.

"Apa yang kami ucapkan benar, Hyeyoon-ah. Lebih baik kamu kembali ke luar negri, mengurus sapi-sapi dan peternakan sialanmu itu." Jin Ah berbicara dengan kasar, dia mendorong bahu Hyeyoon sehingga menyebabkan gadis mungil itu terdorong ke belakang.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang