Ini sudah memasuki tahun ketiga sejak kelulusan Jungkook dari sekolah menengah. Tidak banyak yang berubah, hanya tingkat kemesraan Jimin dan Jungkook yang tidak bisa ditahan lagi.
Dan selama 5 tahun belakangan ini juga Jungkook merasakan dunianya berubah. Dengan kehadiran Jimin disampingnya, Jungkook melihat kehidupan yang harusnya ia jalani.
Saat ini Jungkook tengah mempersiapkan sesuatu yang sangat berarti untuknya. Beberapa minggu ini ia sangat sibuk hanya untuk acara sederhana ini. Kalian tau acara apa itu? Yap, ia akan melamar Jimin. Ia akan membawa Jimin pada jenjang yang lebih serius.
Jika ada yang bertanya mengapa ia bisa yakin untuk mengajak Jimin menikah, jawabannya adalah ia yakin bisa membahagiakan Jimin. Jungkook sudah memasuki masa kuliah dan mengambil pekerjaan sampingan sebagai fotografer dengan gaji yang lumayan besar.
Jungkook melirik jam tangannya. Oh, sudah waktunya Jimin pulang kerumah. Ia merapikan pakaiannya dan berdiri di belakang pintu bersiap menyambut Jiminnya pulang.
3 menit berlalu dan pintu utama itu terbuka lebar untuk Jimin masuk. Pandangannya disambut oleh bunga-bunga yang berjejeran rapi membentuk hati. Dan satu buket bunga yang digenggam orang tersayangnya. Jimin yang kebingungan terdiam beberapa saat di tengah pintu. Sampai Jungkook berlutut sambil menyodorkan bunga dalam genggaman
[Kasih gambar bouquet bunga]
"Selamat datang,sayang. To the point , aku ingin membawamu pada jenjang yang lebih serius. Aku ingin sisa hidupku dihabiskan dengan kamu dan anak-anak kita nanti. So, will you marry me?" Ucap Jungkook tanpa ragu, tetapi matanya mencari arah lain agar tak langsung berpandangan dengan Jimin. Demi apapun, ia gugup saat ini. Disaksikan oleh keluarga Jimin yang ntah bersembunyi dimana bersama keluarganya.
Mata Jimin terlihat berkaca-kaca. Tak pernah menyangka Jungkook akan berlutut dan melamarnya. Seperti inikah rasanya dilamar oleh seorang terkasih?
Tanpa berpikir lebih lama ia mengambil bunga yang masih diulurkan ke arahnya. Sambil mengangguk mantap. Bibirnya tersenyum amat lebar. Dan kata "yes, i will" menjadi kata paling menyenangkan yang Jimin ucapkan dalam hidupnya.
Jimin berakhir dalam pelukan kekasihnya, dan air mata nya tak kunjung berhenti. Rasanya ia sedang mendapat euphoria yang tak terkira.
Terdengar riuh tepuk tangan dari dua keluarga yang muncul dari belakang tubub Jungkook. Rona kemerahan yang tak dapat di hindari muncul di kedua pipi Jimin. Ia menelusupkan wajahnya ke dada Jungkook agar bisa menyembunyikan rasa malunya.
Tbc
Halo gaiseu..
Aku percepat ya alurnya. Biar kalian ga bosen. Jangan naro expect yang tinggi sama cerita ini ya..
Aku takut mengecewakan : (Selesai pts baru aku lanjutin lagi ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu «km« [ complete ]
FanfictionBagi Jeon Jungkook, cuma Park Jimin yang bisa mengubah dirinya. -BxB -homophobic out! -Ide ku sendiri, jadi maaf kalo ada kesamaan