Warning!
Area NC nih. Yang belum cukup umur jangan baca yya ^–^Jimin termenung di depan lemari pakaian memikirkan tentang malam pertamanya bersama sang suami. Rona di pipi chubby-nya tidak bisa ia hindari saat pikirannya terus menuju pada adegan panas yang biasa suami-istri lakukan.
Ah, pikirannya terlalu jauh. Ia dan Jungkook lelah. Harusnya 'kan berisitirahat, bukan melakukan hal yang melelahkan.
Setelah menghabiskan waktu 10 menit untuk membersihkan diri, kini Jungkook bersiap untuk tidur di samping tubuh Jimin yang sudah bersiap untuk tidur juga. Ia memberikan lengannya sebagai bantalan Jimin. Cuddle dengan status baru rasanya lebih menyenangkan. Hal itu membuat Jimin terus menerus tersenyum hingga sang suami heran dibuatnya.
"Ji, kamu kenapa?" tangannya menepuk pelan pipi Jimin. Jimin menatap mata sang suami lalu menggeleng pelan. Ia memeluk tubuh bongsor Jungkook dan tidur.
🐣🐣
Cuaca pagi hari ini cerah. Jungkook bangun tanpa Jimin disampingnya. Ia mendengar suara berisik dari arah dapur. Jadi ia berniat turun dan melihat siapa orang itu.
Ia keluar dari kamarnya dan melangkahkan kakinya ke dapur. Disana ada Jimin dan sang Mama yang asik berbincang sambil menyiapkan sarapan. Senyum kedua orang yang paling disayang Jungkook itu terlihat saat Jungkook menampakkan dirinya.
"Selamat pagi, Koo" sapa sang Mama. Usapan di kepala Jungkook dapatkan.
"Pagi,ma." sapa Jungkook kembali. Mereka memulai sarapan saat semua anggota keluarga sudah berkumpul. Lima belas menit kemudian sarapan selesai. Jimin menawarkan diri untuk mencuci piring kotornya dan disetujui oleh sang Mama.
Kedua orang tua itu berjalan ke halaman belakang untuk menghirup udara pagi,meninggalkan dua orang yang semalam baru saja menikah.
Jimin yang sedang fokus mencuci piring dikagetkan oleh sepasang tangan kekar yang melingkari perutnya. Lehernya dikecup ringan dan pelukannya dieratkan.
Sesaat ia tertawa, namun detik berikutnya ia melenguh saat suaminya dengan seenaknya meremas dada yang sedikit berisi itu."Koo, ini masih pagi –mhh.. " perkataan Jimin sama sekali tak di indahkan. Saat Jimin mencuci piring terakhirnya, bajunya dinaikkan hingga menampilkan dua tonjolan lucu di dadanya. Ia memelintir kecil dan tersenyum menang saat mendengar desahan pelan si lelaki mungil.
"Jangan disini,koo" baru saja selesai berbicara badan Jimin langsung digendong menuju kamar mereka. Bibirnya dicumbu paksa dengan gerakan yang begitu agresif. Mungkin ini akan menjadi hari yang panjang untuk keduanya.
🐣🐣
"Ahh.. Ahh koo disit–uh.." Jimin kembali melenguh saat titik nikmatnya dihantam penis tegang sang suami. Jimin sudah keluar tiga kali namun suaminya ini bahkan sama sekali belum menunjukkan tanda-tandanya. Ugh, ternyata Jungkook sangat ahli dalam hal seperti ini.
Badan Jimin menggelinjang pelan saat penisnya dipijat lembut oleh laki-laki yang mendominasinya. Puting kanannya dihisap pelan. Sungguh, rasanya Jimin ingin menangis karena nikmat yang tidak bisa ia gambarkan. Jungkook terus menggodanya dengan gerakan lamban disetiap aktifitasnya.
Hentakan Jungkook dirasa semakin kuat. Sesuatu didalam lubangnya kian membesar hingga rasa nikmat itu tak lagi dapat tertahan. Tak peduli bahwa mertuanya ada diluar kamar ini, kini Jimin mendesah kencang tanpa kendali.
"Ahh.. Kookie–mhh.. Ahh ahh fuck" desahan Jimin yang keluar begitu merdu membuat Jungkook semakin semangat menggempur lubang sang istri. Dan beberapa hentakan selanjutnya ia menumpahkan benihnya di dalam lubang lelaki mungil itu.
Tak perlu waktu istirahat yang lama, karena di menit ke-tiga mereka berhenti Jungkook sudah mengangkat badan Jimin dan membawanya menuju kaca besar yang terdapat disudut kamar. Ia kembali memasukkan kejantannya pada lubang kecil itu. Menghentak kuat seakan tak ada hari esok untuk kembali menggempur lubang sang istri. Desahan Jimin lagi-lagi mendominasi ruangan itu.
Tangan besar Jungkook meremas kuat bokong sintal yang bergoyang akibat hujamannya. Geraman Jungkook membuat sekujur tubuh Jimin merinding. Suaranya yang dalam membuat libido Jimin seakan meningkat seketika. Ia suka.
Jungkook kembali mengubah posisi. Kini ia duduk di atas kasur dan membiarkan Jimin bergerak sesuai temponya di atas kejantanannya. Titik nikmatnya sama sekali tak berhenti disenggol. Jimin merasa melayang hingga tak sadar gerakannya mulai tak beraturan. Suara tabrakan kulit terdengar keras akibat goyangan Jimin yang begitu semangat.
"hhh.. Cumhh. Cumhh AHH!" Jimin keluar untuk yang kesekian kalinya. Jungkook menidurkan Jimin dikasur. Ia mengeluarkan penis tegangnya kemudian memasukkannya lagi dengan hentakan yang kuat. Hingga badan Jimin menggelinjang hebat. Ia menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Ia hampir mendapat dunia putihnya lagi.
Jimin meremas pelan lengan kekar sang suami. Desahannya melemah karena ia sudah merasa kelelahan. Tetapi laki-laki di atasnya ini sama sekali tidak menunjukkan tanda akan berhenti bercinta. Tenaganya terlalu kuat.
Sepuluh hentakan selanjutnya Jungkook kembali mengisi lubang Jimin dengan sesuatu yang hangat. Cairan itu meluber karena tak sanggup dimuat lubang kecil kemerahan itu.
Nafas keduanya memburu. Jungkook merebahkan diri di samping lelaki mungilnya. Ia melirik jam, ternyata sudah lewat dari jam makan siang. Terlalu lelah untuk bangun, mereka memilih tidur untuk menghilangkan penat.
Tbc
Haii..
aku ga bisa bikin yang hot : (
semoga ga aneh ya. Oh ya , Dua atau tiga chapter lagi ini bakalan tamat <3
Aku up satu chapter aja ya minggu ini. Pembersihan otak sebelum puasa : )
Vommentnya jangan lupa yya-!
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu «km« [ complete ]
Hayran KurguBagi Jeon Jungkook, cuma Park Jimin yang bisa mengubah dirinya. -BxB -homophobic out! -Ide ku sendiri, jadi maaf kalo ada kesamaan