"Ji,kenapa?"

1.5K 129 5
                                    

Setelah menceritakan tentang Jungkook, Seokjin keluar menuju dapur. Meninggalkan dua anak sekolahan yang masih kasmaran.

"Kookie kenapa bangun?" tangannya mengelus lembut rambut sang pacar. Memberi kenyamanan yang membuat Jungkook terbuai.

"Capek, Ji. Tidur terus dari tadi." usapannya terhenti, diganti dengan tatapan serius dari mata Jimin.

"Ji,kenapa?" tanya Jungkook berusaha membuat suasana menegangkan itu hilang namun nihil, Jimin tetap menatapnya.

Pipi bulat itu dielus, diberi sentuhan halus oleh Jungkook. Di tengah rasa herannya Jungkook terus memperhatikan bibir tebal milik sang pacar. Kepalanya mendekat untuk memberi kecupan singkat. Mata Jimin sedikit melebar, takut-takut kalau tadi dilihat oleh Seokjin.

"kookie!! Jangan gitu, nanti mama lihat," kepalanya ditundukkan, menghindari tatapan jahil dari kelici berwujud manusia di hadapannya.  Yang bersangkutan hanya tertawa pelan melihat kelucuan sang pacar. Kemudian kembali berbaring untuk meredakan pusing.

Suara merdu laki-laki yang menjabat sebagai kekasihnya itu terdengar, menyuruhnya segera melahap makanan yang ada. Suaranya sengaja dibuat lemah, menipu si manis agar mau menyuapinya.

"ekhem.. Aku gak bisa makan sendiri Ji. Bantu,ya?" kalimatnya diakhiri senyuman tampan yang membuat Jimin tak kuasa menahan senyuman. Mengalah adalah pilihannya saat pipinya dicubit pelan.

Belum habis setengah porsi, Jungkook menolak untuk disuapi. Jimin meletakkan piring diatas nakas, dan memberi Jungkook air minum.

"mmm.. Kookie. Jimin mau nanya, " suaranya kembali membuat mata Jungkook tertuju padanya. Anggukan kepala sebagai intruksi Jimin untuk langsung bertanya.

"Bener ya, apa kata mama tadi?" Jimin memainkan kancing kemeja seragamnya, menghindari kontak mata dengan si tampan.

Kepalanya diusap, diberi sentuhan halus yang membuat Jimin cukup terbuai. Jungkook menatap penuh kearah Jimin,
"iya itu bener. Untuk kamu, aku berani ngubah diri menjadi pribadi yang bisa di banggain sama orang lain. Mantepin diri buat bisa jadi calon suami yang pas buat kamu. Mantep gak? "

Senyuman Jimin melebar hingga matanya tenggelam. Sedikit merasa lucu ketika Jungkook mengatakan "calon suami" tadi.  Badannya ditarik ke dalam pelukan yang menghangatkan. Rasanya, menjadi kekasih orang yang ada di pelukannya ini bukanlah impian yang pernah Jimin khayalkan.

Rona di pipinya terlihat jelas, menambah kesan cantik yang menggoda. Jungkook juga tak pernah menyangka dirinya bisa merubah diri hanya karena manusia imut ini.

Kisah ini akan menjadi kisah terindah yang akan Jungkook kenang. Rasanya ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan memenuhi perut mereka.

Tbc

Haii, apa kabar kalian?
Lama banget ya aku ga update, huhuu :(
Tenang, ini bakal aku lanjutin sampe tamat.

Jangan lupa vote dan comment ya, biar aku semangat !

Btw.. AAAAAAA
Makasih buat 30k readers nyaa. Demi apapun aku ga nyangka bakalan nyentuh angka segitu. Padahal ceritanya ga jelas:(
Makasih banyak! Love youuu! Jangan lupa di tekan juga ya bintangnyaa:*

Satu «km«  [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang