"Karena kamu,Ji."

2.3K 188 1
                                    

Sepulang sekolah, Jimin bergegas ke rumah Jungkook. Katanya, hari ini Jungkook absen karena sakit. Maka dari itu Jimin dari tadi tidak fokus belajar.

"beliin apa ya buat kookie?" tanya Jimin pada diri sendiri saat ia melintasi supermarket dekat rumah Jungkook. Terlintas di pikirannya ia ingin membeli buah-buahan, tapi urung ketika melihat mama Jungkook baru saja keluar dari supermarket tersebut.

Kaki kecilnya melangkah mendekati Seokjin. Tersenyum lebar ketika mata nya saling beradu pandang dengan yang lebih tua.

"Hai, Ma. Mama sendiri?" tanyanya sopan saat berhadapan dengan Seokjin. Seokjin tersenyum lembut, mengangguk sebagai jawabannya.

"Kamu mau kemana, sayang?" Jimin mendongak saat suara yang begitu lembut itu tertuju untuknya.

"Rencananya, Jimin mau jenguk Kookie, ma. Kebetulan jumpa Mama disini, ya Jimin samperin aja. Sini biar Jimin bantu bawain belajaan nya ma."

"oh, kalo gitu ayok bareng aja. Jungkook juga kayaknya pengen banget ketemu sama kamu." Tangan Jimin digandeng. Dua laki-laki imut itu berjalan sambil bergandengan tangan dengan di selingi obrolan ringan.

Dua laki-laki beda usia itu telah sampai di depan sebuah rumah. Kakinya berjalan masuk melewati pintu utama, menuju ke bagian dapur. Kantong-kantong tadi diletakkan di atas meja.

"Gih, sana. Liat Jungkook dikamar." titah Seokjin sambil mendorong badan si mungil. Jimin menatap malu-malu ke arah pintu kamar sang pacar. Tangannya mengetuk daun pintu itu, tanpa menunggu jawaban dirinya langsung masuk ke dalam ruangan itu.

"Kookie?" kamarnya sedikit gelap, Jimin hanya bisa melihat bayangan seonggok manusia yang tertutup oleh selimut.

Jimin mendudukkan bokongnya di sebelah gundukan selimut itu. Mengusap selimut itu perlahan, menurunkannya hingga sebatas dada, menampilkan satu manusia yang gantengnya sudah melebihi batas.

Jimin terkekeh sendiri. Jari-jari mungilnya menguyel pipi tirus itu. Badannya hangat, napasnya juga sedikit memburu. Pacarnya benar-benar sakit.

Tapi kegiatannya itu berhenti setelah Seokjin membuka pintu, membawa satu nampan berisi makanan Jungkook.

"Ji, ini makanan buat kookie. Kalo dia bangun tolong ingetin dia buat makan ya, sayang." Jimin mengangguk. Kemudian menggeser tubuhnya sedikit saat Seokjin duduk disebelahnya.

"Kamu mau mama ceritain sesuatu gak,Ji?" Seokjin menatap Jungkook yang masih asik terlelap. Menyisir rambut sang anak ke belakang dengan jari-jarinya.

"cerita apa,ma?" Jimin sedikit penasaran karena nada bicara Seokjin yang sedikit lemah, tapi terselip nada senang.

"Jungkook itu dulu berandal, Ji. Suka gonta-ganti pacar, suka mabuk-mabukan, suka ngelawan mama sama papa, suka berantem di sekolah, suka ngelakuin hal yang nakal-nakal lah. Dia itu paling susah dikasih tau. Dia itu anaknya gak suka di kekang. Tapi,- " Seokjin mengangkat wajahnya, menatap Jimin yang masih senantiasa mendengarkan dia bercerita tentang anak kesayangannya.

"-sejak ketemu kamu, mama rasa dia udah ngalamin perubahan. Terakhir kali ada berita tentang perkelahian dia itu sekitar beberapa bulan yang lalu, pas kamu masuk sekolah. Bahkan dia sekarang jarang buat keluar rumah. Dulu dia sering ngelawan omongan si papa, tapi sekarang permintaan papanya selalu dituruti dia dengan sigap. Mama mau bilang makasih sama kamu. Karena kamu, Ji. Karena kamu Jungkook bisa berubah ke arah yang baik. Makasih ya ,sayang." Jimin terharu. Sebesar itu pengaruhnya?

Seokjin memeluk Jimin yang sedikit mengeluarkan air mata. Punggungnya diusap, memberi sedikit kenyamanan agar si mungil tak lagi menangis.

"Itu semua emang dari Kookie nya aja,ma.Jimin gak ngelakuin banyak hal. Tapi Ji ikut seneng. Semoga Kookie bisa mertahanin sikap dia yang kaya gini walaupun gak sama Ji." kepala Jimin terangkat. Tersenyum ke arah Seokjin dengan lebar.

"Kalian ghibahin aku." Dua laki-laki manis itu terkejut sengan suara serak Jungkook yang tiba-tiba menginterupsi kegiatan peluk-pelukan mereka.

"pd banget kamu, koo." Seokjin bangkit lalu melangkah keluar dari kamar sang anak, membiarkan dua anak muda itu saling bermesraan dengan bebas.


Tbc


H

aii..
Jangan jadi siders yaa, sedih banget liat perbandingan mata sama bintangnya jauh banget.

-Tata

Satu «km«  [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang