Hari sudah berlalu dan bulan telah terganti. Masa masa yang dilewati Jimin dengan status barunya membuat ia sedikit senang. Masa senang dan sedihnya dilewati bersama sang kekasih yang setia berada disampingnya.
Jimin melihat figura besar yang terpajang di dinding kamarnya. Ia tersenyum lebar sekali. Itu foto pernikahannya dengan Jungkook. Ternyata sudah lama ia menjadi kekasih dari pria tampan itu. Rasanya baru kemarin ia berkenalan di koridor sekolah, sekarang sudah berpikiran untuk mempunyai momongan.
Tangan kekar Jungkook melingkar apik di pinggang ramping istri-nya. Ia mengendus pelan bau dileher putih bersih itu. Tangan mungil yang tetap terasa lembut itu mengelus rambutnya perlahan.
"Kookie, Ji punya sesuatu buat kamu. Mau ga?" Jimin merasakan anggukan di lehernya. Ia tersenyum manis. Melepas pelukannya lalu berjalan ke arah nakas sebelah ranjangnya. Baru ingin mengeluarkan amplop berwarna cokelat itu, deringan telepon Jungkook mengganggu. Ternyata panggilan dari atasannya, ada meeting dadakan untuk projek kecil yang sedang mereka kerjakan. Jungkook pamit pergi sebentar. Jimin mengangguk dan membiarkan suaminya mengurusi pekerjaan dahulu.
~~~
Waktu sudah menunjukkan jam makan malam. Jungkook baru selesai dengan meeting-nya. Sepuluh menit lagi sampai, katanya. Jimin membawa amplop yang tadi sempat tertunda untuk diberikan kepada suaminya.Ia duduk manis menunggu di meja makan bersama kedua mertua serta orangtuanya. Jimin bilang ingin memberi mereka sesuatu yang menyenangkan. Mereka asik bercanda sambil menunggu Jungkook dan hadiah yang akan Jimin berikan. Tak ada yang berulang tahun hari ini, ntah mengapa Jimin ingin memberi mereka hadiah.
15 menit kemudian Jungkook telah siap di meja makan. Mereka memakan masakan Jimin yang terlihat sangat lezat. Sambil sesekali bercanda melupakan kegelisahan mereka tentang hadiah dari laki-laki mungil itu.
Tak butuh waktu lama untuk mereka menyelesaikan acara makan malam itu. Sekarang Jimin, Yoongi, dan juga Seokjin berada di wastafel untuk mencuci piring bekas makannya.
Yoongi memecahkan keheningan dengan pertanyaan yang dilontarkan untuk Jimin. "Ji, kapan nih bunda punya cucu? Ga sabar deh bunda liatnya. Pasti gemes kaya kamu." Seokjin mengangguk membenarkan. Perpaduan Jimin dan Jungkook pasti akan menghasilkan bayi yang imut sekali.
"Haha.. tunggu sebentar lagi ya, bun. Kan tau sendiri Jungkook sibuk sama pemotretannya terus. Tenang, kita bakal kasih bayi yang lucu kok buat bunda sama mama." Jimin terkekeh pelan. Ia jadi ingin cepat-cepat memberi hadiah rahasianya.
Mereka bertiga telah selesai membereskan sisa makan malam tadi, dan sekarang ikut duduk bersama suaminya di ruang keluarga menikmati acara tv komedi. Jimin izin sebentar ke kamarnya untuk mengambil sesuatu. Ia datang kembali dan memberikan para orangtua kotak yang telah dihias dengan cantik. Dan memberikan Jungkook amplop berwarna cokelat yang terlihat sangat menarik.
Seokjin dan Yoongi membuka kotak itu bersama-sama. Mereka sedikit terkejut membaca pesan yang tertulis rapi di kertas kecil di atas sepatu bayi. Mereka berteriak heboh sambil menunjukkan hadiah itu kepada sang suami yang akhirnya ikut heboh.
Jimin menggelengkan kepalanya pelan kemudian melirik kekasih hatinya. Jungkook termenung melihat kertas dari dalam amplop itu. Masih memikirkan maksud dari gambar yang diberikan oleh istrinya.
Jungkook menoleh kearah Jimin, "kamu ikut lomba kecebong?" Tanya Jungkook dengan wajah herannya. Jimin jadi kesal mendengar pertanyaan tidak masuk akal itu. Bagaimana bisa ia berkata seperti itu saat melihat kedua orangtuanya berteriak heboh dengan wajah senang itu.
"Kookie, itu bukan kecebong ih! Itu sperma kamu ada yang berhasil masuk ke dalam sini" jelas Jimin sambil menunjuk perutnya yang masih rata. Jungkook hanya membulatkan mulutnya tanda ia paham. Jimin semakin kesal dibuatnya. Namun tak lama kemudian ia berbalik lagi dan langsung memeluk Jimin karena sudah paham maksud dari gambar tadi.
"Kamu hamil, sayang? Beneran? Akhirnyaa.. makasih sayang" Jimin tersenyum dan mengangguk dileher Jungkook. Ini yang ditunggu-tunggu. Bayi mungil yang 8 bulan lagi akan lahir ke bumi.
"Koo, jangan macem-macem sama menantu ayah atau ayah usir kamu dari sini" Namjoon berbicara sambil membuat gerakan mengiris lehernya.
"Ga perlu ayah bilang juga kookoo bakalan jaga Jiji, wlee" Jungkook menjulurkan lidahnya berniat meledek sang papa. Mereka semua tertawa. Tak ada yang berubah dari dua laki-laki dewasa itu. Tetap bertingkah konyol layaknya anak kecil yang lucu.Jimin tersenyum ketika sang bunda memeluknya dari samping dan mengelus perutnya yang masih rata.
"Bunda beneran punya cucu disini" Yoongi tersenyum lebar sekali. Sembari memamerkan kesenangannya itu kepada sang suami yang ikut tertawa bahagia.
Jimin rasanya senang sekali. Hari ini terasa begitu bahagia karena berita kehamilannya. Semoga ini tidak akan berakhir sampai ia tua nanti.
END
HALOOO, APA KABAR KALIAN???
kangen banget aku.. T-T
Maaf ya aku dateng-dateng cuma bawa 1 chap. Langsung end pula. Takut ngga ada ide lagii, jdi udahin aja, ya?Tenang, masih banyak ideku buat book yang lainn. Tunggu tanggal publish nya yaa😁
Sekalian mau nanya dongg, apa kesan dan pesan kalian terhadap cerita inii? Cuma pengen tau apa yang kalian pikirin tentang cerita ini :D
Thank you to everyone who has taken the time to read and rate my first work. Semoga kalian nyaman sama cerita-ceritaku berikutnya^^
See you next time, babe <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu «km« [ complete ]
FanfictionBagi Jeon Jungkook, cuma Park Jimin yang bisa mengubah dirinya. -BxB -homophobic out! -Ide ku sendiri, jadi maaf kalo ada kesamaan