Warn : ini bener-bener bukan area anak kecil ya. Yg belum cukup umur jangan baca.
SELAMAT MEMBACA !!
Malam minggu kali ini Jimin hanya berdiam diri dirumah karena Jungkook ada pekerjaan di luar kota. Pukul 7 malam Jimin sudah duduk di meja makan bersama Seokjin dan Namjoon. 15 menit dilalui untuk menikmati makan malam mereka dengan sedikit candaan ringan dari ketiganya.
Saat ini Jimin dan ibu mertuanya sedang membersihkan piring-piring kotor sisa mereka makan. Jimin yang sedang mengelap piring yang sudah dicuci itu melihat ke arah Seokjin,
"Ji, kamu ga pengen punya baby?" Jimin terdiam sejenak. Kemudian tersenyum manis. Dan menjelaskan bahwa ia dan sang suami ingin menunda keinginan itu. Karena akhir-akhir ini Jungkook lebih banyak pekerjaan di luar kota, jadi Jimin tidak mau saat hamil malah sendirian di rumah.
"Belum, ma. Mungkin tahun depan. Jungkook sering ke luar kota akhir-akhir ini. Jadi ditunda dulu baby-nya."
Seokjin hanya tersenyum menanggapi penjelasan sang menantu. Benar juga. Kasihan jika Jimin ditinggal sendirian disaat berbadan dua.
...
Piring telah selesai dicuci. Jimin izin ke kamar lebih dulu. Dan Seokjin telah bersantai bersama Namjoon di ruang keluarga. Seokjin menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. Duduk santai sambil menonton televisi adalah kegiatan terbaik untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
Sementara Jimin di kamarnya sedang berbaring dikasur dengan handphone yang menyambungkan telepon dengan Jungkook. Sesekali tersenyum saat gombalan Jungkook membuat dirinya tersipu.
"Ji, kangen kamar deh" ucap Jungkook di seberang sana. Jimin terkekeh kecil, lalu melontarkan sebuah pertanyaan juga, "kangen kamar apa kangen orang yang dikamar?" Keduanya tertawa bersama. Ah, rasanya sudah lama Jungkook tidak bisa memeluk istri mungilnya itu.
"Jadi kapan kamu pulang?" Jimin yamg sudah mengantuk menahan matanya untuk tertutup untuk mendengar jawaban Jungkook. Namun sepertinya orang tampan di seberang sana sudah terlelap lebih dulu tanpa memutuskan sambungan telepon. Jimin tertawa sebentar kemudian mengucapkan selamat malam dan sambungan telepon itu dimatikan.
🐣🐣
Pada hari berikutnya kegiatan tetap sama. Dimulai sarapan pagi, kemudian membereskan rumah, dilanjut dengan bersantai di hari minggu yang tergolong cerah ini.
Sekitar pukul enam sore Jimin kembali menerima telepon dari sang suami. Jimin tersenyum gemas saat mendengar Jungkook merengek ingin menemuinya. Rindu katanya.
"Ji, pengen ketemu! Lama banget aku ga meluk kamu,ji" rengek Jungkook pelan. Sepertinya sedang berada di tempat umum. Jimin mempoutkan bibirnya, " Daddy, sih. Lama sekali pulangnya. Jiji juga rindu." Ah, gemas sekali. Jungkook terpekik pelan. Semakin terasa tersiksa karena berjauhan dengan sang istri.
"Jadi kapan Kookie pulang?" Jimin bertanya saat Jungkook sedang asik merengek. Helaan napas keluar begitu saja dari Jungkook. Jimin jadi bener-benar ingin memeluk suaminya. "Mungkin lusa, sayang. Besok masih ada satu model yang harus di potret. Kangen kamu,ih" lagi-lagi Jungkook merengek seperti bayi.
...
Telepon berakhir saat Seokjin memanggil menantu kesayangannya untuk makan malam. Namjoon, Seokjin, dan Jimin mengobrol ringan tentang hari esok yang akan mereka jalani. Setelah makan malam mereka memutuskan untuk bersantai sambil menonton televisi seeprti biasanya. Saat asik tertawa melihat film komedi yang ditayangkan, bel rumah berbunyi. Jimin berinisiatif untuk membukakan pintu. Wajahnya sumringah saat mendapati sang suami berdiri dengan senyum kelincinya yang sangat imut. Jungkook langsung memeluk Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu «km« [ complete ]
FanfictionBagi Jeon Jungkook, cuma Park Jimin yang bisa mengubah dirinya. -BxB -homophobic out! -Ide ku sendiri, jadi maaf kalo ada kesamaan