-0o0-
Nggak kerasa hari ini udah hari minggu aja padahal chapter kemarin masih hari selasa, dan di kesempatan kali ini kita akan merepot rumah vero di hari minggu ini.
Di rumah vero tepatnya di dapur ada vero sama bundanya yang lagi sarapan dengan khidmat nya.
"Ver, nanti kamu pergi belanja yah." Kata bunda.
"Kenapa nggak bunda aja?"
"Maunya gitu, tapi bunda ada arisan trus kalau kamu yang beli uangnya jadi hemat."
Vero masang muka kecut sambil nostalgia setiap kali dia yang belanja. "Tck, kepaksa loh yah ini. Besok besok vero nggak mau lagi."
"Yaudah nanti uangnya kamu ambil aja di atm, ayah juga kemarin udah ngirim uang lagi."
"Owh, nghokey.."
Buat yang mungkin bertanya tanya kenapa ayah vero nggak pernah muncul dari chapter 1 sampai 12 jadi gini. Ayah vero itu lagi ada di luar negeri di sana dia punya usaha usaha gitu, dan udah 10 tahun ayah vero ada di sana dan belum pernah balik, tapi masih ngirim kabar dan duit kok.
Jadi, ya gitu.
Setelah sarapan dan sesuai perintah, vero bakalan gantiin bundanya buat belanja bulanan hari ini.
Vero udah siap siap, baju kaosnya juga udah berganti ke hoodie yang kemarin di beliin sama namjoon. Setelah siap siap vero pun langsung ke garasi rumahnya buat ngeluarin motornya.
Vero udah ada di luar rumahnya dan udah stay di motornya sambil mengecek barang barangnya biar nggak ada yang kelupaan.
"Hp? Ada."
"Dompet? Ada."
"Totebag? Ad---"
"Vero?"
Saat lagi sibuk ngecek barang bawaannya tiba tiba ada yang manggil vero, vero sedikit kaget karna ternyata itu namjoon yang kebetulan lagi nyuci motornya di depan rumah.
Bukannya nyaut balik, vero malah tiba tiba teringat sama kejadian kemarin yang sukses bikin dia jadi canggung sama namjoon, dan karna merasa malu vero pun langsung pergi aja.
"Eh eh, kok kabur sih?" Entah kenapa pas vero langsung pergi perasaan namjoon agak kecewa gitu.
Namjoon tersenyum kecut dan milih lanjutin kegiatan sebelumnya, tapi ada sesuatu yang ngebuat dia jadi berhenti.
"Loh? Itukan."
.
.
.
.
.
"Hahhhh, untung aja sempet kabur."
Setelah nyampe di tempat tujuannya, vero langsung turun dari motornya setelah markirin motornya itu.
Sebelum masuk vero ngeluarin kertas dari dompetnya yang isinya daftar barang yang harus di belinya. "Oke, keknya belanja sayur dulu deh."
Vero pun ke tempat sayur buat milih milih sayur sesuai di surat tadi. "wortel, mana wortel? Nah ini."
Pemberhentian pertama yaitu rak wortel. "Wuih, warnanya oren? Bukannya warna biru yah?"
Salah ver, harusnya merah itu.
"Ada yang bisa di bantu mas ganteng?"
Tiba tiba salah satu karyawan cewek datang nyamperin vero, dan itu sukses bikin vero terkedjoed. Dengan perlahan dia ngejaga jarak dari karyawan yang mukanya kek tante tante itu.
"E-em nggak ada kok mbak, aman terkendali kok."
"Muncul sudah cobaan hidup." Batin vero.
Meski sering tebar pesona ke adek adek kelasnya, vero tetap bakalan risih kalau yang godain dia adalah tante tante yang genit plus centil.
Mandang fisik nggak sih? Anj emang sih vero.
"Oh, nyari wortel ya mas? Kalau buat mas saya kasi diskon deh."
Inilah alasan mengapa kalau vero yang belanja bakalan hemat, karna di kasi diskon.
"Hehehe I-iya mbak." Ucap vero pasrah, demi bundanya dia rela berkorban.
Asal tidak di grepe grepe.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah vero udah selesai belanja. walau tadi ada sedikit gangguan, dan waktunya lah buat dia bayar belanjaannya.
"Totalnya jadi Rp.XXX yah kak."
Dan untung kasirnya cowok bukan cewek, tapi meski begitu entah kenapa muka kasirnya itu kek mau ngajak vero baku hantam.
Apa ada dendam pribadi?
Vero cuman ngangguk nganggukin kepalanya dan langsung ngambil sesuatu di kantongnya.
"Eh, kok nggak ada?!.."
Vero kaget karna dompetnya ternyata nggak ada di kantongnya, dan mas kasirnya yang ngeliat vero mulai curiga.
"Masnya punya uang kan?"
"Ada kok, bentar ya mas." Kata vero yang masih sibuk nyariin dompetnya.
"Mas, kalau memang nggak punya uang silahkan keluar sebelum saya panggil security." Kata mas kasirnya dengan nada yang kedengeran sinis.
Nggak terima di sangka nggak punya uang vero hendak mau protes tapi di potong sama seseorang.
"Punya dia saya yang bayarin."
"Bang namjoon?!" Ucap vero kaget ngeliat namjoon yang tiba tiba muncul.
"Nih." Bukannya ngejelasin kenapa dia disini, namjoon malah ngasih dompet ke vero.
Vero lagi lagi kaget. "Loh, kok?!"
"Ini belanjaannya mas."
"Makasih mas, makanya lain kali jangan ceroboh. Itu dompet tadi gue nemu di depan rumah lo, jatuh pas lo kabur tadi." Entah vero sadar atau tidak, itu Namjoon ngomong ada unsur menyindirnya.
Dengan belanjaan vero di tangannya, namjoon langsung keluar dari supermarket itu dan di ikuti sama vero yang masih bingung sama situasi yang terjadi.
"Mau langsung balik?" Tanya namjoon yang lagi sibuk nyimpen belanjaan vero di motornya.
Bukannya ngejawab vero malah nanya. "Ini berarti lo nyusulin cuman mau ngasih dompet?"
Sebenarnya kalo dompetnya nggak ketemu, vero bisa aja ngambil uang di ATM.
Namjoon ngangguk sambil senyum. "Hehe iya."
"Oh gitu toh, makasih yah bang."
"Iya sayang." Kata namjoon tiba tiba.
"Apaansih bang? Nggak jelas." Kata vero yang sibuk sama belanjaannya.
Namjoon yang ngeliat reaksi vero yang biasa aja cuman senyum kecut.
"Kok nggak baper sih?" Batin Namjoon syedih.
-0o0-

KAMU SEDANG MEMBACA
- CWK OR CWK?! -
عشوائي"DIA CEWEK BANG!" Cewek? Tinggi? Iya Ganteng? Iya Tatapan gue beralih ke dadanya. "Liat apa lo?!" Datar tuh. [On going]