2. What?

22K 1.3K 27
                                    

Alkan terbangun dengan rasa pusing yang masih sedikit ada. Ia meringis, mengedarkan pandangannya lantas terduduk kaget saat ini bukan kamarnya.

Tubuhnya polos hanya tertutup selimut? apa yang baru saja terjadi?

Ia menatap ke depan, disana ada gadis yang baru ia temui semalam sebelum kesadarannya hilang. Mata gadis itu me-merah, dengan bajunya yang sobek di bagian tertentu di lapisi jaket kebanggaan geng nya. Ya, itu jaketnya.

"Makasih lo udah bikin hancur gadis yang udah hancur ini." ucap gadis yang belum ia ketahui namanya.

Gadis itu berbalik sebelum keluar dari kamar laknat ini, "Gue harap, gue gak hamil anak lo." ucapnya lalu tubuhnya benar-benar tertelan daun pintu.

Deg

Hati Alkan mencelos, dia baru saja mengambil keperawanan gadis itu? kenapa ia bisa se-brengsek itu.

—*—

Hana sudah sampai dihalaman rumahnya setelah naik taksi. Ia berjalan dengan pincang karena bagian intimnya masih sakit.

Tadi malam selepas berkelahi dengan King, ia ke club sendirian. Biasanya ia bersama Romeo, tapi Romeo babak belur jadi tidak bisa di ajak ke club.

Hana sudah biasa ke club, anak yang urakan, berandalan, badgirl, tapi seburuk-buruk dirinya, ia tidak pernah seburuk saat ini, keperawanan nya di ambil oleh rival nya sendiri. Siapa perempuan yang tidak sedih keperawanan nya di ambil secara cuma-cuma?

Kakinya sudah menapak di teras rumah yang megah itu, ia mendorong pintu lalu masuk tanpa mengucapkan apapun.

Ia langsung menuju ke lantai dua, kamarnya. Tapi langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Hana!" Neneknya langsung mengecek kondisi cucu kesayangannya. Hana ini selalu ke luar malam, membuat dirinya khawatir.

Hana tetap memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong dan mata yang me-merah. Tangan neneknya menyentuh leher jenjangnya. "Hana...."

Hana baru sadar jika ia tidak menutupi lehernya. Pasti ada bekas kecupan lelaki bejat itu.

Kepalanya menoleh, menunggu apa yang akan diucapkan neneknya.

"Apa ini Bulan?!?!?" Sial. Neneknya sedang marah besar, terbukti ia memanggil nama yang tak pernah dipanggil sebelumnya.

Hana terisak, ia juga tidak ingin kejadian ini terjadi. Rahma langsung membawa cucunya ke pelukannya. Percuma saja kan marah-marah kalau sudah kejadian? ia bisa apa selain menguatkan cucunya.

Rahma tahu persis apa yang terjadi pada cucunya, sudah jelas ada bekas kecupan di leher cucunya dan juga, ia tadi memperhatikan jalan cucunya, sedikit pincang.

Hana semakin terisak saat neneknya memeluknya. Entah apa balasan yang setimpal untuk neneknya yang baik ini.

"Oma... H--hana... hiks.."

"Kamu...."

"O-oma.... hiks....."

"Cup cup cup... cucu Oma..."

Perlu diketahui, Hana tinggal dengan neneknya sudah lima belas tahun. Orangtuanya meninggal ditembak saat terjadi perampokan di rumahnya.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang