19. Honest

9.2K 692 19
                                    

Yang minta up cepet, awas nih kalo nggak vote & comment 😠🥊

- Happy Reading -

Hana pingsan.

Dan saat itu pula dengan cepat Alkan membawa Hana ke rumah sakit terdekat. Sialnya ia tidak membawa mobil miliknya, jadi ia menaiki taksi. Selama menaiki taksi, ia tak henti-hentinya mengumpat pada jalanan yang macet.

Sampai di rumah sakit, dokter langsung menangani dengan cepat. Alkan menunggu di depan ruangan Hana. Ia mengutuk kebodohannya yang lalai dalam menjaga Hana.

Seharusnya ia tahu bahwa umur kandungan Hana rentan keguguran. Maka, ia akan lebih ketat menjaga Hana.

Alkan mengusap wajahnya gusar. Berdoa dalam hati agar janin yang ada di perut Hana masih bisa selamat.

Ia tahu bukan ia saja orang terdekat Hana. Maka dari itu ia menghubungi Rahma dan kedua orangtuanya. Orang dewasa mungkin lebih tahu banyak tentang apa yang dialami istrinya.

Puluhan menit mondar-mandir tak jelas di depan ruangan itu, sampai dokter keluar dari ruangan itu.

Alkan ingin menerobos masuk. Tapi dokter perempuan itu lebih dulu mencegahnya. Ia mengajak Alkan untuk ke ruangannya.

"Maaf sebelumnya bapak, apa Ibu Hana memakan dan meminum sesuai dengan kebutuhan ibu hamil?" Alkan jadi mengernyit heran mengenai pertanyaan itu.

"I--iya dok. Memang kenapa ya?" Alkan jadi ragu menjawabnya.

"Hasil dari pemeriksaan saya, janin ibu Hana sangat lemah. Kemungkinan besar karena tidak mendapatkan gizi yang cukup dan melakukan aktifitas yang berat." ucap dokter menjelaskan.

"Tapi bukan cuman itu saja, ibu Hana sepertinya mendapatkan pukulan keras diperutnya. Janinnya hampir tidak terselamatkan jika tidak langsung ditangani."

"Di kandungannya yang masih muda ini diperuntukkan untuk makan buah, sayur, makanan dan minuman yang berkaitan untuk ibu hamil."

Alkan mendengarkannya dengan seksama.

"Bagaimana keadaan istri saya sekarang dok?" Rasanya aneh saat menyebut Hana istrinya. Walau itu faktanya.

"Dia masih pingsan, sebentar lagi pasti siuman. Saya tulis vitamin untuk istri bapak, nanti bapak tebus di apotek."

"Satu lagi pak, saya sarankan untuk check-up seminggu sekali atau dua minggu sekali."

-*-

Mendengarkan penjelasan dari dokter Yuki membuat Alkan ingin memarahi Hana atas kebohongannya. Ternyata calon anaknya yang ada di kandungan Hana tidak mendapatkan gizi yang baik. Bahkan nyaris tiada.

Lupakan tentang amarah ia tadi. Melihat kondisi Hana sekarang yang lemah seakan tak berdaya membuat ia iba.

Ia tidak akan pernah merasakan bagaimana menjadi Hana. Jadi mulai sekarang ia harus lebih berpikir dewasa. Jangan hanya melihat dari satu sudut pandang.

Duduk di kursi samping brankar Hana. Menatap mata yang biasanya menatapnya datar sekarang tertutup sayu.

Mengusap kepala Hana dengan lembut sambil mengamati setiap inci wajah Hana yang begitu cantik.

Masih tak menyangka takdir akan mengikatnya dengan perempuan secantik ini.  Takdir yang kurang baik bagi mereka berdua, dan takdir yang tak diinginkan.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang