Seminggu setelah insiden itu, Hana perlahan melupakannya. Ia menjalani hari seperti biasanya. Bahkan seolah tidak terjadi apa-apa.
Tawuran seperti biasanya, kebut-kebutan di jalan, dan nongkrong dengan teman-teman gengnya. Tapi ia selalu menjadwal waktu untuk pulang ke rumah. Yang dulunya pulang jam sebelas malam sekarang pulang jam sembilan malam. Neneknya lah yang membatasi karena takut terjadi hal yang tidak diinginkannya lagi, walaupun sudah kejadian tapi hanya untuk jaga-jaga.
"Gila sih, anak Garuda jago juga berantem."
"Makanya jangan besar kepala," sahut Hana.
"Nanti gak bisa pake helm." ucap Akbar diikuti tawa yang lain.
Geng Langit baru saja baku hantam dengan anak SMA Garuda. Tentu saja Geng Langit yang memenangkan baku hantam itu. Geng itu bukan geng yang paling kuat dan disegani di kota ini, namun mereka sering menang dalam perkelahian.
"Obatin tuh muka lo." Hana melempar kotak P3K ke arah Jeffry.
"Udah kebal gue, kecil." sahut Jeffry menepuk dadanya bangga.
"Bukan itu masalahnya, tapi muka lo tambah jelek." ucap Hana pedas, gelak tawa pun memenuhi ruangan itu.
Sudah biasa cowok berkulit gelap itu di kambing hitamkan. Tentu saja Jeffry bukan orang yang baperan.
"Dasar Jepry anaknya bang Ary." Satu lagi, Jeffry seringkali meminta agar namanya dipanggil 'Jeff' supaya terkesan kebarat-baratan. Tapi temannya malah memanggilnya Jepry, mirip orang desa.
Hana meredakan tawanya. Ia melihat ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. "Eh udah jam segini, gue pulang duluan ya." Ia menyambar jaket jeans seraya berdiri.
"Gue anter." sambar Geo.
Gadis itu memakai jaketnya, "Gak usah." tolak Hana.
"Nanti gue yang dimarahin sama Oma dikira enggak jaga elu." Geo adalah sepupu Hana sekaligus wakil ketua di geng Langit. Karena dari itu neneknya merelakan Hana masuk ke geng-geng seperti itu. Neneknya percaya jika Geo bisa melindungi Hana.
"Alah biasanya juga gak di anter bang."
"Kali aja ada apa-apa dijalan, 'kan?"
Udah kejadian, kata Hana dalam hati.
"Serah lo." Hana keluar dari tempat yang dijadikannya sebagai markas.
Hana naik motor sendiri dengan Geo mengikuti dibelakangnya untuk berjaga-jaga.
—*—
Semalam neneknya terlihat khawatir saat Hana dan Geo datang ke rumah. Meskipun sudah biasa mendapati Hana yang lebam di bagian-bagian mukanya, tetap saja ia khawatir karena Hana adalah cucu perempuan satu-satunya.
Geo juga yang kena imbasnya dituduh tidak becus menjaga Hana.
Hana sudah kembali ke sekolah beberapa hari yang lalu. Dan ia sekarang berjalan ke koridor dengan wajah yang datar.
Beberapa pasang mata meliriknya sekilas tapi ia tidak perduli. Ia tetap berjalan santai menuju kelasnya.
"Woi cupu! Ini masih kotor!" Suara itu yang ia dengar saat masuk kelas XII IPS 3.
Gladys dengan mukanya yang cupu sedang menyapu lantai tapi malah dikotori lagi oleh Dina, Rizka dan Lia.
"Dys, bukannya ini bukan jadwal piket lo?" tanya Hana sembari menaruh tasnya di kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident
Teen Fiction"Makasih lo udah bikin hancur gadis yang udah hancur ini." Hana itu gadis yang berandalan, anak geng motor, bejat, tapi sebejat-bejatnya dia, tidak pernah ia sebejat sekarang. Alkan, ketua geng motor King yang sangat kejam jika sudah berhadapan deng...