"Gue jadi ragu."
Sedetik kemudian, Rafly, Aldo, Mars, dan Hindia langsung menatap Alkan.
"Ragu kenapa?" tanya Rafly mewakili teman-temannya.
"Dua hari yang lalu gue balik ke rumah-"
"Lo udah bilang ke bonyok lo?!"
"Kebiasaan deh suka potong omongan orang!" sinis Hindia pada Mars.
"Biasalah." ujar Aldo mengikuti kata yang sedang trend saat ini.
"Omongan bokap tuh nancep banget di hati gue."
Hindia melempar chiki ke Alkan. "Kek cewek aja lo."
"Eh, nama cewek itu siapa ya? Lupa gue."
"Hana,"
"Emang bokap lo ngomong apa? Suruh bubarin geng ini?"
Alkan menoleh. "Enggak. Dia bilang geng-gengan boleh aja. Yang gak boleh clubbing, and yeah.. jangan sampe ke lewat batas."
"Kelewat batas gimana?"
"Bego banget sih lo!" Mars memukul belakang kepala Hindia.
"Udah tau gue bego, masih aja pukul pala gue." balas Hindia sinis.
"Kali aja otak lo berkembangbiak di pukul tangan suci gue." Rafly memutar bola matanya malas mendengar kedua temannya membahas yang tidak penting.
Hari ini weekend makanya tadi malam mereka menginap di apartemen Alkan. Jam dinding menunjukkan pukul setengah sembilan, tapi mereka belum juga bangkit dari rebahan nya. Gerak saja malas apalagi mandi.
Alkan sudah menjelaskan secara rinci saat bertemu dengan nenek Hana dan keputusannya atas keterpaksaan dari sahabatnya tadi malam.
"Lo harus yakin lah sama pendirian lo, juga kan itu bukan murni kesalahan lo. Siapa tau ada yang jebak lo." kata Aldo mulai serius.
Rafly, Mars, dan Hindia mengangguk, menyetujui perkataan Aldo. "Lo juga harus ngomong baik-baik, nenek Hana aja luluh sama kejelasan elo, 'kan?" tambah Rafly.
"Om Neo baik juga. Pasti dia bakal ngerti kalo lo jelasin secara rinci."
"Ini weekend lho btw, lo gak ngajak Hana ke rumah bonyok lo?"
Alkan menoleh, iya juga. "Tapi gue lupa gak minta nomer telponnya!" Ia baru ingat jika belum bertukar nomer ponsel dengan Hana.
"Langsung samperin rumahnya aja lah anjir! Kek cewek aja lo mau apa-apa harus telpon dulu." ucap Hindia dengan kata andalannya.
"Kalian pulang-pulang!" usir Alkan seraya bangkit.
"Tega lo Kan," ujar Mars memelas.
"Kita disini aja lah njir, udah nyaman di kasur." tambah Aldo."
"Kalo ada apa-apa yang ilang berarti kalian harus tanggung jawab, ya!" ancam Alkan.
Hindia langsung bangkit. "Ogah! Pulang ah pulang. Bubar!!!"
"Nyesel gue ngingetin lo buat ke rumah Hana." gumam Mars.
—*—
"Kalo ortu lo gak ada di rumah gimana?"
Alkan berdecak. "Ini kan weekend, semua pada kumpul di rumah lah."
Hana sedari tadi mengulur waktu agar tidak ke rumah Alkan. Dari mandi setengah jam, dan berbincang tidak penting. Alasannya, Hana belum siap bertemu dengan orang tua Alkan. Di dalam otaknya sudah terlintas nanti ia akan di caci maki dan di katakan murahan telah di tiduri oleh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident
Teen Fiction"Makasih lo udah bikin hancur gadis yang udah hancur ini." Hana itu gadis yang berandalan, anak geng motor, bejat, tapi sebejat-bejatnya dia, tidak pernah ia sebejat sekarang. Alkan, ketua geng motor King yang sangat kejam jika sudah berhadapan deng...