hmmmm

754 85 5
                                    

"Emm soal perasaan ku.. waktu itu" jelas jin membuat Dita tiba-tiba kembali terserang gugup.

"Mmm a..aku.." ucap Dita gugup dan jin menantikan jawaban yang selama ini dia nantikan.

"Aku masih bingung" kata Dita membuat jin muram.

"Kenapa?" Tanya jin datar.

"Beri aku waktu lagi.." ujar Dita pelan tanpa melihat ke arah jin. Jin menghela nafasnya.

"Baiklah, apa tiga hari cukup?"

Dita mengangguk. Dan saat lampu merah, jin menatap Dita yang sedari tadi menunduk.

"Dita" panggil jin lembut membuat Dita menoleh.

"Jangan terlalu lama menggantung perasaan ku, ku harap kau mengerti.." ujar jin dalam.

"Mianhe" kata Dita yang merasa bersalah. Dia juga tak tau kenapa dia menjadi bimbang seperti ini.

"Tak apa" ucap jin lalu mengelus rambut Dita lembut. Mereka saling tatap.

Dada Dita sangat bergemuruh kencang. Perlahan, jin mendekati wajah Dita. Dita menahan nafasnya dan membeku di tempatnya.

Tin tin tin

Suara klakson mobil di Belakang mobil jin berbunyi. Membuat jin mendecak kecil dan Dita bernafas lega.

Huhfft astaga.. jantungku akan tak baik jika terus begini.. batin Dita.

Mobil pun berjalan lagi, tak ada yang bicara sedikitpun. Hanya ada suara musik yang mengalun.

Tangan Dita serasa hangat, dia melihat ke arah tangannya. Dan jin sedang menggenggam tangan mungil itu. Jin fokus menyetir dengan sebelah tangan.

Dita tersenyum malu, dia mengulum senyumnya. Pipinya kini merona.

Tangan jin mengelus-elus punggung tangannya. Membuat Dita merasakan gelenyar aneh di dalam dirinya. Dan dada nya semakin berdebar tak karuan.

"Tangan mu sangat mungil" ujar jin yang fokus menyetir.

"Tangan kau nya saja yang besar" timpal Dita dan mereka berdua terkekeh.

"Aku akan menunggu tiga hari mu itu, dan semoga yang ku dengar sesuai dengan harapan ku" kata jin yang masih fokus ke jalanan.

Dita diam. Dita hanya menunggu waktu yang tepat.

***

Soodam sedang menunggu seseorang di sebuah taman. Matanya terus mencari ke kanan dan kiri.

"Aishh dia lama sekali eoh" ujar soodam yang sudah menunggu setengah jam lebih.

Puk

Soodam berbalik dengan senyum melekat di wajah nya. Tapi saat tau siapa yang menepuk pundaknya, senyumnya meluntur.

"Jimin-ssi ada apa?" Tanya soodam.

"Ani, aku melihatmu disini. Kau sedang apa? Awan sudah mulai mendung" ucap Jimin.

Soodam melihat ke atas langit, dan benar saja. Awan sudah menggelap dan mungkin sebentar lagi akan menjatuhkan setiap bulir air yang deras.

"Aku sedang menunggu seseorang, dia bilang dia akan datang kemari. Dan aku akan menunggu nya disini" kata soodam keukeh.

"Lebih baik kau cari tempat lain, sebentar lagi akan hujan" kata Jimin.

Soodam menggeleng.

Tes

Setetes air hujan jatuh dan detik selanjutnya. Hujan turun begitu lebat.

"Ayo.. meneduh" kata Jimin menarik soodam membuat soodam kelimpungan dan..

secret number x BTS (Bangtan soeyeondan) Completed✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang