"Kak, di mana Jinyoung?"
"Tuh, bersama Jungkook dan Seokjin di halaman belakang. Sepertinya ikut-ikutan mengusap perut Jisoo, mengikuti Seokjin."
"Kak ... apakah kau tidak ingin menikah?"
"Untuk apa? Aku sudah memiliki kalian. Kau dan yang lainnya sudah membuatku bahagia, lalu untuk apa aku menikah?"
"Tentu saja untuk melengkapimu."
˚⸙͎۪۫⋆
Ketika napas mereka berada dalam satu ruangan yang sama, takdir mereka yang tak serupa bukan lagi apa-apa. Benang merah yang dahulu mereka anggap krusial untuk jadi benteng saling membatasi, kini hanya debu-debu jalan yang bahkan sulit dilihat mata. Jane Lalice dan Jehanne Lalisa yang katanya memiliki takdir berseberangan ini sudah melebur jadi satu untuk melengkapi bagian-bagian yang minus. Mereka masih berada dalam tapak kaki yang berbeda, tetapi mereka telah dewasa untuk sama-sama ambil tujuan yang serupa, yakni bahagia.
Jehanne Lalisa sudah sepenuhnya bahagia, dia memiliki Jungkook dan Jinyoung—anak keduanya—yang setiap hari punya cara-cara berbeda untuk mengisi celah kosong pada relung hatinya. Dia punya obor sendiri untuk menuntun langkah-langkah kakinya yang ragu pada hari mendatang. Mereka berdua melebur dendam yang dia miliki menjadi cinta.
Bisik-bisik awam perihal dia yang dikutuk jadi anak sial sudah berlalu sejak lama. Dia tidak lagi merasa demikian, selagi Jungkook dan Jinyoung masih bernyawa serta terus mencurahkan seluruh hidupnya untuk saling membahagiakan.
Lisa dan Lice masih dianggap serupa.
Kisah mereka abadi dalam aksara yang tertulis pada lembar-lembar buku ciptaan Lisa. Mereka memetik banyak sekali pelajaran dalam kehidupan yang pada awalnya sering sekali mereka abaikan.
Mereka telah sampai pada pintu dunia yang terbuka. Mereka sudah berdiri di sana sejak lama sembari menyaksikan perjuangan-perjuangan orang lain yang tengah membela keadilan untuk gapai kebahagiaan bersama, seperti mereka.
Kendati sebenarnya, mereka memiliki definisi bahagia yang tak sama.
˚⸙͎۪۫⋆
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BLUR
RomanceJungkook dan Lisa dipertemukan untuk saling mengisi; melengkapi bagian yang rumpang, memperbaiki apa-apa yang perlu direnovasi. Tuhan merampai mereka dengan sebuah simpul pernikahan. Namun bagi keduanya, simpul yang tengah mereka pintal tak lebih da...