Blur | 13

530 81 12
                                    

Udara menggigit epidermis Lisa dan Jungkook yang tengah berbaur di tengah-tengah keramaian. Memutuskan untuk membeli sepaket buah-buahan cantik dan sebotol minuman sebagai buah tangan yang akan mereka jinjing sopan tepat di depan pintu rumah utama Keluarga Jane. Tidak ada obrolan hangat yang biasa Jungkook obral secara cuma-cuma pada pembukaan hari, pria itu seakan memang ingin membuat Lisa mati ditikam rasa bersalah seorang diri. Kendati sedang bergandengan tangan ketika keluar dari tempat perbelanjaan, Lisa tetap tidak dapat menemukan kenyamanan yang selalu Jungkook berikan tatkala jemari saling membelit. Lisa dibuat gelisah bukan main.

Mobil pribadi Jungkook baru saja hendak melaju kencang bila Lisa tidak dengan seenak hati menyela; perempuan berambut pekat itu secara mendadak menarik lehernya hingga membuat distansi aman yang mati-matian ia jaga sejak kemarin seketika runtuh. Bola mata Jungkook membelalak penuh, tatkala merasakan benda kenyal yang mempunyai permukaan sedikit basah itu sudah bertengger tidak sopan pada bibirnya. Ini ... lelucon macam apa?

Lisa menarik tengkuk Jungkook untuk ambil sisa jarak. Persetan dengan Jungkook yang impoten, dia sungguhan bisa mati konyol jika masih diperlakukan begini oleh si Kwon. Dia melirik jemari Jungkook yang menggenggam erat setir mobil, ada tremor kecil di sana. Jungkook tampak tegang, mata lelaki itu membeliak; di mana kekecewaan serta ketakutan begitu terpancar jelas dari sorot matanya. Apa yang Jungkook sembunyikan dari kelakuan menyebalkannya? Apa Lisa sudah salah langkah karena dengan lancang merebut ciuman Jungkook tanpa mau tahu cerita lampau sang suami? Dia rasa, tindakan ini memang salah. Jadi daripada semakin jauh dia mengambil jejak, dia pun memutus jalin labium dengan Jungkook.

Lisa berbisik, "Maaf." Kemudian mengalihkan atensi penuh pada beberapa orang yang tengah menenteng tas belanjaan. 

Tidak ada sahutan apa-apa dari Jungkook semakin membuat Lisa tersadar bahwa mencium Jungkook tanpa mau tahu kisah yang berhasil mengubah sosok Kwon Jungkook menjadi semisterius ini adalah tindakan paling tidak sopan yang pernah dia lakukan. Mencium Jungkook merupakan respons impulsif, entah itu didukung oleh faktor keinginan bakal kehidupan yang bersemayam di perutnya atau memang murni bersumber dari kehendak hati sendiri.

˚⸙͎۪۫⋆

Lisa duduk di samping Jungkook usai dengan bisu lelaki itu menarik kursi untuk dia duduki. Di saat-saat begini pun, kenapa Jungkook masih punya belas kasih yang menjulang hingga berhasil membuatnya bergelung letih dengan perih?

"Kook, Lice, maaf karena tidak melakukan penyambutan apa-apa." Ibu membuka topik percakapan, tak lupa beri aksen senyum di bibirnya yang semakin rengsa.

Sebagai anak emas dari ayah dan ibu, tentu saja Lisa yang menjungkirbalikkan identitas harus berlaku sesopan mungkin agar kedoknya tidak terbongkar. Dia mengangguk, lantas meraih punggung tangan sang ibu untuk memberi usapan-usapan sayang di atas permukaan epidermis beliau. "Tidak masalah, Bu. Aku dan Jungkook datang ke sini setiap hari pun, Ibu tetap tidak perlu melakukan penyambutan besar-besaran." Segaris lengkung terbit dari bibir merah jambu Lisa. Dia sempat mengalihkan pandangan sebentar ke arah netra Jungkook yang kelihatan kosong. Namun tidak lama dari itu, dia memutuskan untuk mengakhiri sesi curi pandang dengan buang muka menuju sang ibu.

Deham serak dari arah sang ayah membuat Lisa dan Jungkook bersamaan mengalihkan atensi seketika. Air mukanya kentara sekali mendeskripsikan betapa lelah dan rumit masalah yang tengah dihadapi lelaki renta satu itu. Untuk sekarang, darah Lisa sebagai pewaris tunggal Keluarga Jane mendadak berdesir tidak tenang. Lisa kira, dehaman sang ayah untuk kali ini bukan perkara yang baik.

[✓] BLURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang