21. | Teror

189 9 1
                                    

"Tidak semua yang terlihat buruk benar-benar buruk. Kami bodoh di beberapa bidang tapi bukan berarti kalian bebas mencap kami buruk."
- Kenzo Danuarta.




➖➖➖➖➖➖   D  E  M  O  S   ➖➖➖➖➖➖






KENZO bersama teman-temannya sedang berjalan menuju ruang multimedia untuk mengikuti pelajaran komputer. Alasan pelajaran Bahasa menjadi mata pelajaran kesenangan mereka adalah karena pembelajarannya banyak menggunakan komputer. Jadi setelah selesai mengerjakan tugas, biasanya guru akan mengijinkan mereka menggunakan komputer dengan bebas asal tidak menjangkau situs-situs diluar batas.

“Bentar. Bolpen gue kayaknya ketinggalan,” kata Aaron, tidak menemukan benda hasil curiannya itu di dalam saku seragamnya.

Kenzo, Raya, Ariel, Siska, Kaemon, dan Carlo jadi ikut berhenti, memperhatikan Aaron yang kebingungan merogoh saku celana dan kemeja seragamanya. Tapi tak kunjung menemukan benda panjang berwarna hitam yang baru tadi pagi ia pinjam dari tempat pensil milik Nirmala. Eh, maksutnya mencuri. Karena ia tidak ijin dengan si pemilik.

“Kayak mau nyatet aja lo,” sindir Kaemon.

“Gini-gini gue rajin,” balas Aaron masih berusaha mencari.

“Itu karma. Enggak halal bolpen lo,” ketus Raya membuat Aaron berdecak.

“Hp gue juga ketinggalan di tas,” celetuk Kenzo juga menyadari kelalaiannya meninggalkan benda pintar itu di kelas.

SMA Pancawala rawan pencurian benda-benda bermerek. Banyak tangan-tangan culametan di sekolah ini. Termasuk Aaron sendiri yang suka seenaknya mengklaim bolpen teman.

“Nah, ayo ambil,” ajak Aaron bersemangat.

Keduanya kembali ke kelas. Aaron berusaha keras mencari bolpoinnya, bisa gawat kalau Nirmala tahu ia menghilangkan miliknya.

Selagi Aaron sibuk menggeledah satu persatu loker yang ada di kelas, Kenzo menghampiri bangku belakang. Membuka tasnya, dan dengan mudah menemukan benda pintar itu. Ia baru akan menghampiri Aaron. Tetapi secarik kertas yang terlipat diatas mejanya menarik perhatian Kenzo.

Karena penasaran Kenzo mengambilnya. Siapa tahu penting, walaupun sepertinya tidak. Paling dari salah satu penggemarnya, atau hanya tidak sengaja mendarat di meja Kenzo.

Ia membolak-balik bagian depan. Barang kali ada nama pengirim dan orang yang dituju. Tetapi Kenzo tidak berhasil menemukannya. Ia akhirnya membuka kertas itu.

SELAMAT DATANG DI PERMAINAN INI.
TUNGGU TANGGAL MAINNYA, GUE AKAN MENGHANCURKAN KELUARGA LO PERLAHAN-LAHAN.

Sederet kalimat yang ditulis dengan huruf besar dan bolpein berwarna merah, mendesirkan hati Kenzo. Alis Kenzo tertaut. Ia mengedarkan pandangan pada penjuru kelas. Sejauh mata memandang, disana hanya ada ia dan Aaron yang tengah memperhatikan tingkahnya.

“Kenapa?” tanya Aaron mendekat.

Kenzo refleks meremas kertas itu. Menyembunyikannya dalam kepalan tangan. Ia menggeleng singkat, masih tetap berlagak santai.

“Itu apa?” tanya Aaron lagi. Melirik kertas di genggaman Kenzo.

“Bukan apa-apa,” jawab Kenzo.

Aaron masih memicing tidak percaya.

“Dari fans, biasa,” alibi Kenzo asal.

Kernyitan di dahi Aaron memudar. “Halah, sombong bener lo,” cercanya sambil mengikuti Kenzo keluar kelas.

The King Demos [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang