“Lo jangan takut sebelum mencoba.” Kenzo memegang bahu Ara sambil tersenyum menyemangati.
➖➖➖➖➖➖ D E M O S ➖➖➖➖➖➖
KENZO menguap lebar. Remidi ekonomi membuatnya mengantuk sepanjang mengerjakan soal. Apalagi di ruang guru tidak ada kesempatan untuk menyontek meski ada Aaron, Raya, dan Kaemon yang juga mengikuti remidi.
Kenzo bersenandung pelan sambil berjalan seorang diri. Mengetuk-etukkan pensilnya ke pagar dengan sengaja, menimbulkan suara sepanjang koridor yang sepi karena ini masih jam pelajaran. Saat melewati ruang osis, tidak sengaja ia mendengar keributan dari dalam.
“Kita udah rencanain ini dari bulan lalu. Masa’ harus batal gitu aja?”
Itu suara Gio. Cowok itu lagi, batin Kenzo.
“Iya, gue tau. Tapi mau gimana lagi kalau artisnya mendadak sakit.”
Kenzo kenal suara itu. Dahinya berkerut samar. Ia memutuskan untuk mendekat ke arah pintu ruang osis yang tertutup.
“Gue gak mau tau. Pokoknya lo harus secepatnya cari pengganti artis itu! Dan pastiin acara kita sukses seperti perencanaan awal.”
“Gue usahain.”
Lenggang sejenak. Kenzo hendak melangkah ketika mendengar suara lagi. Rupanya percakapan mereka belum selesai.
“Ra, lo tau kan kenapa gue ngelakuin ini? Kalau acara ini sukses juga nama kita yang baik, Ra.”
“Iya. Gue ngerti.”
Pintu ruang osis tiba-tiba terbuka. Kenzo buru-buru bersembunyi di balik dinding. Mengintip Gio yang terlihat keluar dari sana sambil mengacak rambutnya frustasi. Cowok itu menutup kasar pintu ruang osis kemudian berlalu pergi.
Kenzo keluar dari tempat persembunyiannya setelah memastikan keadaan aman. Ia terdiam dengan kening berkerut samar.
“Gue ngapain ngumpet segala, anjir,” rutuknya.
Kenzo menggaruk kepala bingung, lalu mengedikkan bahu tak mau tahu. Kemudian tangan kanannya membuka perlahan tuas pintu ruang osis.
“Dia pikir gue tau itu artis bakal jatuh sakit?”
Seseorang berambut panjang yang memunggunginya itu nampak mengomel seraya membereskan buku-buku di meja. Kenzo menutup kembali pintu ruang osis tanpa menimbulkan suara.
“Main asal nyalahin aja. Emang gue menajer artisnya apa?” tanya Ara.
Baru tadi pagi Osis mendapat kabar buruk jika artis yang akan mereka undang di acara Festival Musik dan Budaya SMA Pancawala yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi mendadak jatuh sakit. Gio jelas marah besar. Meski Ara sudah berusaha memberi penjelasan, tetapi cowok yang telah menjabat sebagai ketua osis selama dua tahun berturut-turut itu sama sekali tidak peduli. Gio tidak mau tahu, mengharuskan Ara untuk mencari pengganti yang setara dengan artis yang batal mereka undang.
Ara juga tidak bisa berbuat banyak. Acara sekolah tinggal beberapa hari lagi, persiapan mereka sudah hampir 80%. Untuk mencari artis dalam waktu sesingkat itu bukan perkara mudah.
“Mana laper lagi perut gue.” Ara mendengus disela-sela kegiatannya merapikan buku. “Kira-kira siapa ya artis yang lagi naik daun?” gumamnya mulai berpikir.
“Emang harus artis?” sahut Kenzo yang sedari tadi diam memperhatikan Ara yang terus mengoceh.
“Eh?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Demos [ON GOING]
Teen FictionAda banyak hal yang harus Kenzo lindungi dalam hidupnya. Keluarga. Demos. Sahabat. Pacar. Apa yang sudah ia miliki harus dijaga. Karena diluar sana beberapa orang berlomba merebut kebahagiaan. Kenzo Danuarta Alatas. Laki-laki ramah dan baik hati. Ke...