14. | Teman Baru

295 17 3
                                    

Terima kasih yang sudah menyempatkan mampir ke lapak ini. Siap-siap ya, part kali ini agak panjang—eh! Enggak. Emang Panjang. 3000 kata cuy.
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE + KOMENNYA YA🖤
[PERINGATAN!! TYPO BERTEBARAN]

➖➖➖➖➖➖  D  E  M  O  S  ➖➖➖➖➖➖


TRIBUN kiri ramai murid SMA Pancawala kompak mengenakan kaos berwarna merah dan mengibarkan spanduk besar lambang SMA Pancawala. Mereka merentangkan tangan keatas siap mengikuti komando gerakan. Yel-yel dinyanyikan dengan iringan pukulan bass drum menyambut tim futsal SMA Pancawala yang baru saja memasuki lapangan pertandingan.

Kenzo berjalan paling depan sambil melambai-lambaikan tangan membuat sorakan penonton semakin keras. Beberapa bahkan salah fokus dengan senyum lebar cowok itu. Manis!

Kaemon yang memimpin yel-yel terlihat paling semangat dengan kostum serigala dan wajah coreng-coreng, hasil karya mengobrak-abrik alat make-up Siska.

Di beberapa sudut mengitari murid SMA Pancawala yang tengah memberi dukungan, para Demos berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“Kalian semua lihat mereka," tunjuk Kenzo. Membuat anggota timnya melihat kearah yang dituju.

“Mereka disini untuk kita, dan kita disini untuk menunjukkan yang terbaik pada mereka. Jangan kecewakan mereka. Tunjukkan kerja keras kita selama ini. Gue mau kita kompak, buang semua kebencian yang ada dalam diri kita. Saling melindungi sebagai tim. Paham?!” seru Kenzo berkobar.

Satu tim kompak berdiri tegak dengan mengepalkan tangan di samping kanan-kiri tubuh. “SIAP, PAHAM!” koor mereka.

Wasit berdiri diantara dua kapten futsal yang saling menatap penuh selidik, SMA Pancawala melawan SMA Silcos Adiwijaya.

Berbeda dengan pertandingan sebelumnya, kini lawan Kenzo tidak terlihat semenakutkan SMA Dwitama, sekolah Dezha. Sosok berperawakan tinggi, kulit putih bersih, dan wajah tengilnya. Kelihatannya sejenis makhluk seperti Kaemon dan Aaron.

Kenzo melempar senyum tipis seperti biasa, tapi lawannya justru menatap tak suka.

“Apa lo senyum-senyum? Gila ye?” hardiknya.

Kenzo menaikkan sebelah alisnya. Kemudian mengangkat bahu tak peduli. “Kenzo Danuarta.” Ia mengulurkan tangan kanannya.

“Batalion Putra,” balas cowok itu menjabat tangan Kenzo.

Kenzo mengangguk. Melepas jabat tangan mereka bertepatan dengan peluit berbunyi. Tanda pertandingan dimulai.

“GO GO GO KENZO. AYO KEN, GUE TAHU LO BISA. SEMANGAT SAYANG!” Kaemon berseru dari tribun penonton.

“Omg, Emon. Jijik tau,” protes Siska menutup telinga tak tahan dengan suara cempreng Kaemon.

Kaemon menjulurkan lidahnya pada Siska. Kemudian lanjut berjoget-joget dengan memanjat pagar pembatas tribun. Beberapa orang dibelakang mungkin sedang berdoa semoga cowok pecicilan itu jatuh.

“Eh, Raya kemana?” tanya Kaemon ditengah-tengah aksi supporternya menyadari ketidakhadiran salah satu temannya.

“Toilet,” jawab Ariel memijat-mijat pelipisnya, mulai pusing jika berada dikerumunan orang banyak dan berisik. Dari tadi tubuhnya terhimpit-himpit pula.

“Sempet-sempetnya ke toilet,” gumam Kaemon.

“BABE, JANGAN SAMPE LOLOS. PEPET TERUS!” Siska berteriak menyemangati kekasihnya yang sedang menggiring bola menuju Carlo.

The King Demos [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang