KEEMPAT murid laki-laki bandel itu memasuki kelas XII IPS 1 dengan santainya. Kenzo memimpin dengan memberi salam pada penghuni kelas diikuti Aaron, Carlo, dan Kaemon yang membawa sekantung besar makanan hasil memborong isi kantin. Mereka mencium punggung tangan Bu Lastri lalu melengos ke tempat duduk masing-masing. Membuat seisi kelas melongo takjub pada tingkah empat berandal itu.
"Darimana lo pada?" desis Raya menengok kebelakang tempat keempat cowok itu duduk. Kenzo dan Carlo yang paling belakang. Sementara di depannya ada Aaron dan Kaemon yang paling berisik.
"Bantu ngelarisin dagangan Bu Tina."
"Lo mau?" tawar Kaemon menyodorkan keripik kentang pada Raya dan Siska.
"Kalian!" geram Bu Lastri memejamkan mata sejenak. "Untuk kali ini saya maafkan keterlambatan kalian. Besok, besok tolong jangan mengulangi kesalahan yang sama."
"Siap, Bu!" Kenzo memberi hormat.
"Baiklah, kita lanjutkan votingnya," kata Bu Lastri.
"Voting apaan, sih?" tanya Kaemon.
"Pemilihan ketua kelas," sahut Raya.
"Siapa kandidatnya?"
"Noh, Bona sama Ziko." Siska menunjuk dua orang yang duduk bersebelahan di bangku paling depan sebelah kanan, dekat pintu.
"What the- mereka?" Aaron berjengit.
"Gak sudi gue punya ketua kelas gitu," komentar Carlo melirik sinis.
"Mendingan gue, iya gak?" sahut Kenzo.
"Yoi, bos."
"Gue ada ide," celetuk Aaron.
"Apa?"
BRAK
"Ee pantat ayam, gorengan Bu Tina lima ratus dapet empat," latah Kaemon. Kedua tangannya terangkat.
"Kepanjangan latah lo."
"Bangke."
Aaron selaku pelaku dari kelatahan Kaemon kini berdiri ditempat. Mengundang perhatian guru dan teman-temannya.
"Gue gak akan milih diantara mereka berdua buat jadi ketus kelas," serunya menunjuk Bona dan Ziko bergantian.
"Aaron, duduk! Kalau kamu gak mau-"
"Sebentar, Ibu. Saya belum selesai bicara," sela Aaron.
"Saya juga belum, kamu-"
"Gue punya calon ketua kelas yang baik untuk kelangsungan hidup kelas ini. Dia ganteng parah, ramah, sabar, dan yang paling penting, bertanggung jawab." Aaron melirik laki-laki dibelakangnya. Menarik senyum licik. "Gue memilih Kenzo Danuarta sebagai ketua kelas."
Krik krik
"Ron, apaan sih?" desis Kenzo tak suka. Ia tadi hanya bercanda. Kenapa pula Aaron menganggapnya serius.
Aaron menggaruk tengkuknya. Tapi ia tak hilang akal. "Ya-yang milih Kenzo jadi ketua kelas, istirahat nanti gue traktir kalian sepuasnya," seru Aaron.
Lantas sebagian besar penghuni kelas mengacungkan jarinya. Aaron tersenyum lebar.
"Ya, sebagai temen yang baik gue juga memilih Kenzo sebagai ketua kelas." Kaemon ikut berdiri.
"Car." Aaron memukul kepala Carlo yang tergeletak di meja.
"Apa, sih," ketus Carlo. Tidak suka tidurnya terganggu.
Kaemon mengisyaratkan Carlo untuk ikut berdiri. Meski malas Carlo tetap menuruti permintaan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Demos [ON GOING]
Teen FictionAda banyak hal yang harus Kenzo lindungi dalam hidupnya. Keluarga. Demos. Sahabat. Pacar. Apa yang sudah ia miliki harus dijaga. Karena diluar sana beberapa orang berlomba merebut kebahagiaan. Kenzo Danuarta Alatas. Laki-laki ramah dan baik hati. Ke...