"HAYATI lelah," keluh Siska memajukan bibirnya cemberut. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Ariel.
"Yee, gitu aja lelah. Lelah mana sama gue yang ngejar bertahun-tahun tapi gagal?" sahut Kaemon mendorong pelan bahu Siska.
"Apaan sih, Mon. Malah curhat," balas cewek itu menepis tangan Kaemon.
Raya mengusap peluh di dahinya sambil menghela nafas pelan. "Cabut?" ajaknya segera disetujui yang lain.
"Boleh juga," sahut Ariel.
Kecuali laki-laki yang mengenakan jaket kulitnya, terlihat sedang mengintip dari balik panggung.
"Nonton dari depan kan bisa, Ken," celetuk Kaemon sudah berpindah ke samping Kenzo.
Kenzo mendengus. Lalu berbalik hendak pergi namun Kaemon menahan lengannya.
"Bercanda kali. Lanjut tonton sana!" kata cowok itu nyengir.
"Iya, kapan lagi liat Ara secantik itu." Ariel menimpali sambil mengucir rambutnya ke atas.
"Kalian mau langsung pulang?" tanya Kenzo menghampiri teman-temannya.
Raya terkekeh pelan. Menyadari jika Kenzo sedang mengalihkan pembicaraan.
"Temenin gue di rumah mau gak? Mumpung sepi." Carlo dipojokan bersuara.
Kepala Siska menegak, menatap Carlo berbinar. "Mau. Gue mau numpang berenang dirumah lo boleh ya?" serunya antusias.
Carlo mengangguk kalem. Tidak keberatan. Mau teman-temannya numpang berenang, menghabiskan stok makanan di rumahnya, atau diam-diam mencuri buah mangga dari pohon belakang rumah. Ia tidak masalah. Asal mereka mau menemaninya di rumahnya yang sepi.
"Nunggu Aaron dulu. Itu anak kemana tiba-tiba ngilang?" Kenzo celingukan, tidak melihat batang hidung wakilnya sejak mereka turun dari panggung.
Yang lain menoleh pada Siska, menunggu jawaban.
"Dia baru kabarin gue. Kita disuruh duluan nanti dia nyusul," sahut Siska membaca pesan yang Aaron kirim beberapa menit lalu.
"Ya udah yuk!" ajak Kaemon sudah tak sabar ingin segera rebahan. Carlo punya kamar super nyaman dan luas, yang sayang sekali kalau tidak dicoba.
"Lo ikut gak?" tanya Raya pada Kenzo yang sepertinya enggan beranjak.
Cowok itu tampak berpikir sebentar sambil mencuri pandang pada seorang gadis berpakaian adat Sumatra Utara yang baru saja menyelesaikan tariannya.
Raya memutar bola mata malas. "Gak usah jawab. Gue udah tau jawaban," katanya membuat Kenzo mengulum senyum.
"Yok yok, guys!" ajak Kaemon.
"Makan mangga seger kali ya," celetuk Ariel, segera bangun dari duduknya.
"Kayak orang nyidam lo," cibir Raya.
"Nanti gue yang manjat, tenang," kata Kaemon menepuk dadanya.
"Lo nyusul kan?" tanya Carlo menoleh sebentar pada Kenzo.
Kenzo mengangguk. Carlo balas mengangguk kemudian merangkul bahu Kaemon yang masih mengoceh.
"Gue kabari Aaron dulu deh kalau kita dirumah Carlo," kata Siska seraya mengetikkan pesan pada kekasihnya.
"Ya udah kabari, sekalian suruh bawa buah tangan nanti," ujar Raya.
"Buah kaki ada gak?" sahut Kaemon.
"Diem aja lo, monyet!" kata Siska mendorong muka Kaemon menjauh.
➖➖➖
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Demos [ON GOING]
JugendliteraturAda banyak hal yang harus Kenzo lindungi dalam hidupnya. Keluarga. Demos. Sahabat. Pacar. Apa yang sudah ia miliki harus dijaga. Karena diluar sana beberapa orang berlomba merebut kebahagiaan. Kenzo Danuarta Alatas. Laki-laki ramah dan baik hati. Ke...