27. | Kecurigaan

250 11 6
                                    

"Mereka pasang umpan, kita makan. Gak ada ampun buat orang yang udah nyelakain keluarga gue."
- Kenzo Danuarta




➖➖➖➖➖➖ D E M O S ➖➖➖➖➖➖




"DIA jelas diserang."

Kenzo menoleh pada Carlo yang berdiri dengan alis menukik dan sebelah tangan terkepal di depan mulut. Cowok pendiam itu memiliki feeling kuat atas dugaannya.

"Gue curiga dia dijebak," tukas Siska tersendat-sendat, sambil menghapus sudut matanya yang berair. "Sebelum pergi dia bilang... dia dapet pesan dari nyokapnya yang minta jemput dibandara. Tapi gue baru sadar..."

Siska tidak dapat membendung tangisnya. Mereka tahu ini berat, apalagi untuk Siska. "Nyokapnya udah balik dua hari yang lalu tanpa sepengetahuan Aaron. Dia minta gue rahasiain ini karena dia mau kasih kejutan sama Aaron pas hari ulang tahunnya sekarang."

Siska makin histeris. Ariel segera memeluk tubuh cewek itu. Menepuk-nepuk punggung Siska agar kembali tenang.

"Udahan dong nangisnya," ujar Kaemon ikutan menangis. Latah jika melihat temannya menangis ia jadi ikutan baper.

Raya mendengus geli, menggeplak kepala Kaemon tanpa belas kasih. "Malu lo sama kelamin," ketusnya membuat Kaemon cemberut.

Kenzo menghela nafas berat. Memperhatikan tubuh Aaron yang terbujur tak berdaya di tempat tidur. "Ini jadi kado ulang tahunnya terburuk," katanya.

"HUAAA, ANJING EMANG! Siapa sih yang tega ngelakuin ini, siapa?! Sini gue bom pantatnya!" amuk Kaemon histeris.

"Sabar-sabar." Levi mengusap dada Kaemon prihatin, meski sebenarnya ia ingin tertawa melihat komuk Kaemon saat ini.

Hari ini harusnya mereka tengah merayakan hari kelahiran Aaron Adrian. Biasanya cowok itu paling semangat mentraktir semua anggota Demos. Tapi pengecualian untuk ulang tahunnya ke-18 tahun ini.

Kenzo tiba-tiba beranjak, membuat semua orang di ruangan itu menoleh padanya. Seperti tahu sinyal dari bapak ketua, mereka pun segera mendekat pada Kenzo. Membentuk lingkaran kecil di depan tempat tidur Aaron.

Kenzo menaruh sebelah tangannya di depan dagu dan tangan kiri terlipat di dada. Keningnya berkerut dalam. Memikirkan dengan matang rencana yang akan dilakukan.

"Gue mau Levi lacak siapa yang udah ngirim pesan ke Aaron," ujarnya kemudian.

"Oke, mantap," sahut Levi mengangguk semangat. Ini yang ia tunggu-tunggu sejak tadi. Laki-laki berbehel itu segera mengambil peralatan hacking yang telah ia siapkan di atas meja.

"Ada rencana, Car?" tanya Kenzo pada Carlo. Otaknya Demos. Pembuat rencana terbaik yang Demos miliki. Kenzo percaya dengan Carlo karena cowok itu selalu memperhitungkan setiap langkah sebelum memutuskan sebuah tindakan.

"Gue baru mau ngusulin buat Levi lacak nomor pelakunya. Terus...mungkin kita harus nyebar. Memastikan di beberapa titik kalo semuanya aman. Disini kita enggak tau si pelaku ngincernya emang cuma Aaron atau Demos," jelas Carlo. Ia yang biasanya diam dan tidak banyak omong kalau tidak penting-penting amat, merasa perlu menjelaskan panjang lebar sekarang.

"Kalo dia ngincernya Demos, bisa jadi bakal ada korban lagi?" tanya Ariel.

"Maybe," balas Yazdan mengedikkan bahu. Membuat yang lain ikut memikirkan kemungkinan buruk yang akan menimpa Demos.

"Oke, gini." Kenzo menjentikkan jarinya. "Carlo sama Raya jaga sekitar rumah. Pastiin semua anggota Demos aman. Suruh kumpul di sini atau nggak mereka harus di rumah. Jangan ada yang berkeliaran dulu. Apalagi sendiri tanpa anggota lain."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The King Demos [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang