Enam Belas - April

209 32 2
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Aldi memarkirkan sepeda motor di samping mobil Mazda berwarna hitam metalik. Ia lepas helm yang menutupi kepala, mencabut kunci, lalu bergegas menyapa sang Ayah yang tengah merokok sembari memberi makan ikan koi di kolam depan teras rumah.

"Sore, Yah." Aldi raih tangan kanan Jirandraㅡayah Aldiㅡdan menempelkannya pada dahi sebagai bentuk hormat.

Jirandra tersenyum saat menyadari ada sesuatu yang tidak beres dari ekspresi Aldi. "Renaldi, mau rokok?" tawar Jirandra.

"Bosen, Yah! Tadi udah ngabisin sekotak," lagas Aldi. Tangan Jirandra reflek mengambil koranㅡentah koran tahun berapaㅡdi meja samping dan melayangkan pukulan ke kepala Aldi. Si bungsu lantas mengaduh.

"Yah! Kok Aldi dipukul sih?!" protes Aldi mengelus kepala.

"Bocah semprul! Gue enggak ngelarang lo ngerokok, tapi ya kagak sekotak juga sehari! Lo mau bunuh diri atau gimana sih?!" omel Jirandra.

Jirandra dan DianaㅡIbu dari Cairo, Wenda, dan Aldiㅡtidak pernah melarang anak-anaknya merokok atau minum. Kedua orang tua mereka memberi kebebasan selama tidak melebihi batas. Maka wajar kalau Jirandra sampai mengomel. Ia sehari saja cuma menyundut dua batang, ini putranya malah ngabisin sekotak.

"Ayah mah! Anak pulang ke rumah bukannya disambut hangat, malah dipukul," balas Aldi yang kini duduk di kursi kosong samping meja.

"Kamu ada masalah apa sih emang? Kok sampai ngabisin sekotak gitu?" tanya Jirandra dengan nada sedikit khawatir. Justru aneh kalau Jirandra sampai tidak mengkhawatirkan Aldi.

Wenda tiba-tiba muncul dari pintu rumah dan menyahut, "Paling berantem lagi sama Kale, iya 'kan?"

"Apaan sih? Sok tahu banget, Kak Wenda!" sungut Aldi.

"Nye, nye, nye, gitu aja sampai kita balik hidup ke jaman batu. Sekarang kenapa lagi berantemnya? Lo 'kan pasti bikin ulah?!" cibir Wenda.

"Gue enggak berantem sama Kale, Kak Wenda!" tegas Aldi.

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang