Tiga - April

313 43 31
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Ryujin menyesal atas keputusannya untuk datang kesini. Setelah melihat bahwa yang menjadi tujuannya datang kemari, telah dipenuhi dengan kepulan asap yang begitu pekat di salah satu sudut smoking area yang dimiliki oleh kafe ini.

Ryujin benci asap rokok, dan pemuda itu tahu betul. Ryujin juga mengetahui dengan baik, kalau lelaki yang sekarang menggunakan kaos putih dibalut dengan jaket denim tersebut, bukanlah perokok aktif. Ia hanya akan merokok apabila sedang bergulat dengan pikirannya. Kedatangan Ryujin ternyata mengundang seluruh atensi pemuda itu. Pemuda bernama Huang Renjun.

"Sini duduk, kenapa diam di sana?" Renjun yang menyadari keberadaan Ryujin, menyuruh perempuan itu untuk duduk di depannya.

Ryujin menggeleng dengan pelan. Ia tak mau berdekatan, apabila masih ada asap yang dihasilkan dari gilingan yang mengandung nikotin itu.

Ryujin mungkin terlihat menyebalkan dan sangat sensitif, tetapi setengah mati Ryujin sama sekali tidak suka dengan benda kecil itu. Kepuasan apa yang di dapat? mengeluarkan uang banyak, hanya berakhir di bakar sampai habis.

Renjun mengeluarkan kepulan asap terakhirnya, mematikan gilingan tersebut di asbak yang sudah tersedia di atas meja.

"Sini, udah aku matiin." Pemuda itu kembali membujuk sang perempuan agar datang menghampirinya, bukan semakin ingin menjauhinya. Sudah 8 bulan lamanya, Renjun jauh dari sang gadis. Ah, gadisnya. Apakah sebutan itu masih bisa berlaku sampai saat ini, sepertinya tidak.

Ryujin mendudukkan dirinya dengan amat sangat perlahan. Sebenarnya apa yang ditakutkan oleh dirinya, sehingga Ia harus bersikap hati-hati seperti ini. Ia sendiri juga tidak mengerti. Sulit dijelaskan, padahal yang di depannya ini merupakan kekasihnya selama kurang lebih tiga tahun dan bukan seorang rentenir.

"Kamu apa kabar, Jun?" Ryujin memberanikan diri untuk menanyakan kabar lelaki itu terlebih dahulu. Hitung-hitung mengurangi rasa gugup yang siap meloncat kapan saja.

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang