Dua Belas - April

266 32 7
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Seorang laki-laki berlari keluar kelasnya. Dengan sebuah buku tulis di tangan, ia mengejar seorang guru yang sudah cukup jauh di seberang sana. Renjun Avrata Bhima namanya. Putra Pandawa itu tengah berlari mengejar gurunya yang pergi begitu saja meninggalkan tugas miliknya. Ketika semua orang sibuk mengumpulkan tugas, Renjun malah tertidur hingga tugasnya pun terlupakan.

Namun sangking buru-burunya, ia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan santai. Keduanya pun terjatuh di lantai koridor. Seseorang itu memakai hoodie berwarna gelap. Kupluk hoodie orang itu tersingkap hingga memperlihatkan rambut pendek sebahunya.

"Maaf, maaf, nggak sengaja" ucap Renjun bangkit dan mengulurkan tangannya.

Namun orang yang diduga seorang hawa itu buru-buru memakai kembali kupluk hoodie nya dan menepis kasar tangan Renjun. Kemudian ia berjalan begitu saja, meninggalkan si pemuda yang tampak tak percaya dengan perlakuan yang ia dapat barusan.

Tak mau mengiraukan lebih lanjut, Renjun kembali pada tujuan awalnya. Mengejar guru bahasa yang sudah hilang masuk ke majelis guru.

Setelah buku itu sampai di tangan sang guru, Renjun langsung menuju kantin. Di sana ada Haechan yang sedang konser bersama Jeno dengan gitar yang biasa ia bawa. Lelaki itu mendekat dan mendudukkan diri di antara mereka.

"Gimana? Udah sampai itu buku ke tangan Bu Jisoo?" tanya Haechan menghentikan nyanyiannya. Jeno pun sama, ia berhenti memetik gitarnya kala Renjun datang dengan tiba-tiba.

"Selamat sampai tujuan" balas Renjun tersenyum lega.

"Lagian, bisa-bisa tidur jam pelajaran. Kaya Haechan aja" celetuk Jeno yang ada di sebelahnya.

"Udah pernah liat garpu melayang ke kepala belum?" balas Haechan mengangkat garpu Ibu kantin yang tersedia di atas meja.

"Belum" jawab Jeno malah tersenyum manis hingga matanya hilang.

"Sini kepala kau aku lempar garpu!!" seru Haechan namun Jeno buru-buru mengelak dan malah tertawa puas.

Renjun yang melihat perdebatan antara dua temannya itu hanya geleng kepala. Yang satu doyan ngegas, yang satu lagi kalau nyebelin nggak kira-kira. Memang perpaduan paling tidak sempurna ya mereka. Akhirnya yang tersiksa siapa? Renjun tentu saja.

Mata pemuda yang katanya paling kalem itu menangkap seorang berhoodie gelap baru saja memasuki kantin. Kupluk hoodienya ia pakai sampai menutupi hampir seluruh rambutnya. Kedua tangannya juga ia sembunyikan di dalam saku hoodie seperti takut nanti ada yang mencuri. Gadis itu memesan semangkuk bakso dan membawanya menuju meja kosong. Aneh, kantin sebegitu ramainya tapi ia duduk sendiri saja. Bahkan beberapa di antara siswa harus berbagi meja yang kecil. Tapi dia dengan santainya duduk di sebuah kursi yang tak ada pemiliknya. Bahkan kalau diperkirakan, dia bisa rebahan di atas sana.

Kolase ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang